diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 08 Februari 2019 Diperbaharui: 15 Oktober 2019 Hits: 3331
- Perayaan12 September
- LahirTahun 950
- Kota asalAnderlecht, Belgia
- Wilayah karyaBelgia, Yerusalem
- Wafat
- Tahun 1012 di Anderlecht, Belgia | Sebab alamiah
- Venerasi-
- Beatifikasi-
- Kanonisasi
- Pre-Congregation
Pastor parokinya amat terkesan dengan kehidupan doa petani muda ini. Ia lalu mempekerjakan Guido di paroki sebagai sakristan (koster). Tugas Guido sebagai sakristan antara lain: membersihkan gereja, mendekorasi altar, mencuci jubah imam dan kain linen altar, membunyikan lonceng, menyediakan bunga-bunga segar untuk dekorasi, dan menyiapkan segala perlengkapan liturgi yang dibutuhkan dalam ibadah.
Beberapa tahun kemudian, koster yang penuh pengabdian ini terbujuk untuk menginvestasikan semua uangnya dalam sebuah pelayaran dagang. Ketika kapal yang membawa barang-barang investasinya tenggelam di pelabuhan, Guido merasa bahwa ia sedang dihukum TUHAN karena serakah.
Menyesali dosa keserakahannya, Guido menjalani penitensi dengan menjadi seorang pertapa dan peziarah. Ia berziarah dengan berjalan kaki dari Anderlecht ke kota Roma, lalu berjalan kaki dari Roma menuju Yerusalem. Ia tiba di Yerusalem berbulan-bulan kemudian dan tinggal di kota suci ini selama puluhan tahun. Di tanah tempat kelahiran dan kematian Sang Juruselamat dunia ini Guido mengabdi sebagai seorang pemandu Ziarah Rohani bagi para peziarah lainnya.
Santo Guido tutup usia pada tahun 1012 di Anderlecht, tidak lama setelah ia kembali dari Yerusalem. Ia dimakamkan di pekuburan umum dan makamnya dilupakan orang selama bertahun-tahun sampai ditemukan kembali melalui seekor kuda. Berbagai mujizat mulai dilaporkan terjadi pada mereka yang berziarah dan makamnya ramai dikunjungi umat. Pada tahun 1076 relikwinya dipindahkan ke Gereja setempat.
Relikwi Santo Guido dihancurkan oleh kaum Protestan pada abad ke-18.
No comments:
Post a Comment