Friday, September 2, 2022

Santo Paus Gregorius Agung

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 16 Agustus 2013 Diperbaharui: 19 Oktober 2019 Hits: 30082

  • Perayaan
    03 September
  •  
  • Lahir
    Tahun 540
  •  
  • Kota asal
    Roma - Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 12 Maret 604 | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

St. Gregorius dilahirkan pada tahun 540 di Roma dalam keluarga bangsawan Kristiani yang saleh.  Ayahnya Gordianus, adalah seorang anggota Majelis Tinggi Roma dan ibunya adalah St. Silvia dari Roma.  Dua orang saudari ibunya juga adalah orang Kudus, yaitu St. Emiliana dan St. Tarsilla. Leluhurnya adalah Paus St. Felix III

Sebagai seorang anak keluarga bangsawan; Gregorius mendapatkan pendidikan dari guru-guru terbaik di kota Roma. Ia adalah seorang pelajar yang sangat cerdas dan berprestasi. Bahkan dalam usia yang masih amat muda ia telah diangkat menjadi Prefektur (Walikota) kota Roma. Sepertinya ia akan mengikuti jejak ayahnya menjadi seorang politisi Romawi yang handal. Namun Tuhan rupanya memiliki rencana lain untuk Gregorius.

Ketika ayahnya meninggal, Gregorius menjadi sangat sedih. Melihat jasad ayah yang dicintainya terbujur kaku menyadarkan Gregorius akan kefanaan duniawi. Gregorius lalu memutuskan untuk menjalani hidup religius. Ia mengundurkan diri jabatan politiknya, lalu merombak rumahnya yang besar menjadi sebuah biara Benediktin. Selama beberapa tahun ia hidup sebagai seorang biarawan Benediktin yang saleh dan kudus. Kekudusannya membuat Bapa Paus Pelagius kemudian mengangkatnya menjadi salah seorang dari tujuh diakon untuk kota Roma.

Ketika Paus wafat, diakon Gregorius dipilih untuk menggantikannya. Gregorius sama sekali tidak menginginkan kehormatan seperti itu. Ia lebih senang hidup dalam keheningan di biaranya. Ia berusaha menolak; namun semua orang hanya menginginkan Gregorius untuk menjadi paus. Semua orang tahu bahwa ia akan menjadi seorang paus yang baik dan mereka menaruh harapan padanya. Gregorius lalu berusaha menghindar dengan menyamar dan menyembunyikan diri dalam sebuah gua, tetapi akhirnya umat dapat menemukannya.  Mereka membawanya kembali ke Roma. Gregorius tidak bisa menolak lagi. Ia pasrah saja saat dilantik menjadi paus.

Dan pilihan umat di Roma memang tidak salah. Selama empatbelas tahun kemudian, Gregorius mampu memimpin Gereja dengan gemilang. Walau kesehatannya tidak selalu prima; namun Gregorius merupakan salah seorang paus terbesar dalam sejarah Gereja.  Ia menulis banyak buku dan juga merupakan seorang pengkhotbah yang ulung. Ia menggubah, mengumpulkan dan membukukan lagu-lagu liturgi hingga sampai saat ini nyanyian liturgi tersebut masih tetap diasosiasikan dengan dirinya (Lagu-lagu Gregorian).

Ia mencurahkan perhatiannya kepada segenap umat manusia. Malah sesungguhnya, ia menganggap dirinya sebagai pelayan bagi semua orang.  Ia adalah paus pertama yang menggelari dirinya sebagai “hamba dari para hamba Allah” (Servus Servorum Dei). Bagi Gregorius ini bukan hanya sekedar gelar; karena ia sangat menjiwai dan menjalaninya dalam setiap pelayanannya. Gelar ini  masih terus dipakai oleh para paus sampai hari ini.

St. Gregorius memberikan perhatian serta cinta kasih istimewa kepada orang-orang miskin serta orang-orang asing. Setiap hari ia biasa menjamu mereka dengan makanan yang enak. Ia juga amat peka terhadap penderitaan orang banyak yang disebabkan oleh ketidakadilan. Suatu ketika, semasa ia masih seorang biarawan, ia melihat banyak anak-anak diperjual belikan sebagai budak. Ia bertanya dari mana anak-anak itu berasal dan diberitahu bahwa mereka berasal dari Inggris. St. Gregorius merasakan suatu keinginan yang kuat untuk pergi ke Inggris untuk mewartakan kasih Yesus kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan itu. Setelah ia menjadi paus, salah satu hal pertama yang dilakukannya adalah mengirimkan biarawan-biarawan terbaiknya (St. Agustinus dari Centerbury bersama 40 rekan biarawan) untuk memperkenalkan Kristus kepada rakyat Inggris. Paus Gregorius juga mengirimkan para biarawan untuk menyebarkan iman Kristiani ke Perancis, Spanyol dan Afrika.

Tahun-tahun terakhir hidupnya dipenuhi oleh banyak penderitaan, namun demikian ia tetap bekerja untuk Gerejanya yang tercinta hingga akhir hayatnya. St. Gregorius wafat pada tanggal 12 Maret 604.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...