Sunday, September 11, 2022

Perayaan Ulang Tahun Tahbisan Imamat


Pagi itu, Sabtu 10 September 2022, sehabis makan Mgr. Blasius, yang sudah masuk kamar, kembali lagi ke ruang makan. Beliau mendekati Rm. Hartanta yang masih duduk omong-omong dengan Rm. Suntara dan Rm. Bambang. "Romo, menapa wonten ingkang saget ngeteraken kula?" (Romo, apakah ada yang dapat mengantar saya?). Terhadap pertanyaan Mgr. Blasius, Rm. Hartanta ganti bertanya "Monsinyur badhe tindak pundi?" (Monsinyur, akan kemana?). Mgr. Blasius menjawab "Kula kepingin dhateng makamipun Mgr. Karta" (Saya ingin mengunjungi makam Mgr. Kartasiswaya). Dan benarlah, Mgr. Blasius pergi ke Makam Para Romo Projo Keuskupan Agung Semarang yang berada di seberang depan gedung Domus Pacis St. Petrus. Ini dibuktikan dengan foto dari Rm. Hartanta yang dikirimkan lewat WA di HP Rm. Bambang pada jam 09.11. Bagi Mgr. Blasius almarhum Mgr. Karta adalah teman angkatan tahbisan imamat.

Sabtu itu sejak siang hingga sekitar jam 16.00 hujan sungguh deras. Tetapi mulai 16.30 beberapa tamu mulai datang di Domus. Setap orang yang akan misa diberi kesempatan untuk minum teh dan makanan kecil berupa jagung manis, idamame, dan tahu goreng. Jagung dan idamame adalah oleh-oleh dari Ibu Ratih salah satu penyedia masakan malam Domus. Sementara tahu goreng adalah pemberian Ibu Rini. "Mangke jam gangsal sedasa utawi gangsalwelas menit para tamu dikeploki nggih" (Nanti jam 17.10 atau 17.15 para tamu diberi kode masuk Kapel, ya) kata Rm. Hartanta kepada Rm. Bambang. Inilah yang membuat pada jam 17.10 Rm. Bambang berseru di teras depan kamar Rm. Suntara "Para ibu, bapak, lan sedherek sadaya, mangga sadaya kemawon kasuwun mlebet Kapel" (Para ibu, bapak, dan saudara semua, silahkan masuk ke Kapel). Ternyata Rm. Hartanta sudah siap berdiri di belakang altar. Rm. Jaya dan Mgr. Blasius duduk berdampingan. Beberapa romo lain yang duduk berjajar adalah Rm. Ria, Rm. Harta, Rm. Joko Sisti, Rm. Yadi, dan Rm. Suntara. Rm. Bambang duduk bersama Kelompok Yosefin dari Paroki Medari yang mengiringi dengan kor.


Misa sore itu adalah untuk merayakan Ulang Tahun Imamat ke 61 Mgr. Blasius Pujaraharja dan ke 60 Rm. Jayasewaya. Yang hadir dalam Misa itu, selain kor, adalah keluarga Mgr. Blasius dan Rm. Jaya, para peduli masak malam dari Paroki Banteng, dan beberapa tamu undangan lain. Dalam Misa itu pada bagian homili Mgr. Blasius berbicara mensharingkan bagaimana merasakan panggilan. Beliau tidak bisa mendengar suara Tuhan memanggil seperti Samuel dalam Perjanjian Lama mendengar panggilan dari Tuhan "Samuel, Samuel". Beliau juga tidak mengalami ajakan Tuhan Yesus sebagaimana panggilan para rasul. Mgr. Blasius mengalami ketika berada di pelosok dusun mengungsi menyingkiri Belanda bersama keluarga. Pada suatu ketika beliau memaksa ayahnya untuk pergi melihat kota. Sampai di "Ngejaman" (yang terletak di antara Gedung Agung Yogyakarta dan Pasar Beringharjo), beliau berjumpa dengan temannya. Di situ Blasius lulusan SD diberi tahu bahwa esok harinya sudah harus masuk Seminari Menengah. Peristiwa ini kini ditangkap oleh Mgr. Blasius sebagai mendengar secara samar-samar akan panggilan menjadi imam. Seandainya tidak pergi ke kota beliau mungkin tak mendengar berita ini. Misa berjalan lancar. Sesudah Misa semua tamu, para romo Domus, dan karyawan Domus menikmati sajian dari catering dan bakso.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...