Sejak pagi hari, Sabtu 24 September 2022, sebenarnya hati Rm. Bambang agak gelisah. Hari itu akan datang tamu pengunjung khusus untuk Rm. Tri Hartono. Mereka adalah orang-orang Yayasan Sekolah-sekolah Theresiana Semarang di mana Rm. Tri Hartono pernah memimpin cukup lama. Yang digelisahkan adalah bagaimana nanti harus menerima para tamu dengan kondisi Rm. Tri Hartono saat ini. Apakah para tamu hanya akan sebentar di Domus Pacis St. Petrus karena tak akan dapat sambung kata? Kalau akan lebih lama di Domus, apakah tidak akan menggelisahkan Rm. Tri Hartono? Maklumlah, kondisi beliau sudah harus dilayani dalam segalanya. Apalagi kini beliau, selain makan dengan bantuan sonde dan hanya tangan kiri yang masih dapat bergerak sendiri, beliau tak dapat berkata-kata. Sebenarnya di Domus, yang karena beberapa kali stroke dan kadar gula cukup tinggi, selain Rm. Tri Hartono ada juga Rm. Tri Wahyono. Keduanya tak dapat berkata-kata. Namun demikian, tidak seperti Rm. Tri Wahyono, daya nalar Rm. Tri Hartono masih bagus sehingga beliau masih bisa senang dan kesal.
Sekitas jam 11.00 datanglah para tamu. Dengan yang menyusul ada 8 perempuan, 1 bapak, dan 1 frater Toper. Agar tidak berjejal kalau masuk kamar, Rm. Tri Hartono didudukkan di kursi roda dan didorong keluar. Para tamu menyapa Rm. Tri Hartono dengan hati-hati sambil menyalaminya. Suasana memang agak tersendat untuk bertenggang dengan kondisi Rm. Tri Hartono. Tiba-tiba datanglah Rm. Singgih yang tinggal di Seminari Tinggi Kentungan. Beliau belum lama menjadi Doktor Pendidikan. Ternyata kehadiran Rm. Singgih menjadikan para tamu amat ceria. Kemudian terjadilah omongan meriah tentang Yayasan Theresiana tempo dulu dengan kondisi bangunan, halaman, kolam, dan lain-lain. Ternyata dulu Rm. Singgih adalah Toper di Yayasan itu ketika Rm. Tri Hartono masih menjadi pimpinan. Toper adalah pelaku praktek pastoral biasanya selama setahun. Itu adalah program seseorang yang lulus S1 Teologi di Kentungan dan akan terus ingin menjadi imam. Itu menjadi omongan yang mengasyikkan antar para tamu termasuk Rm. Singgih. Rm. Bambang hanya terlibat omong sedikit ketika menyangkut asal Rm. Singgih yang sama dengan Rm. Tri Hartono, yaitu Paroki Salem. Kebutulan Rm. Bambang pernah berkarya di Salam ketika Rm. Singgih masih kecil. Daaaaan ..... yang sungguh membuat Rm. Bambang terkesan adalah wajah Rm. Tri Hartono yang tampak ceria. Hal ini ternyata mewarnai permenungannya di dinihari. Rm. Bambang berpikir mungkin omongan masa lampau yang juga dialami pasien seperti Rm. Tri Hartono bisa membuat ceria. Itu menjadi semacam even nostalgia pengalaman indah masa lalu.
No comments:
Post a Comment