Wednesday, September 7, 2022

Dikandung Tanpa Noda

diambil dari https://id.wikipedia.org/wiki

Dikandung Tanpa Noda (Bahasa Latin: Immaculata Conceptio) adalah, menurut dogma Gereja Katolik Roma, kepercayaan bahwa Maria dikandung tanpa noda ("macula" dalam Bahasa Latin) dosa asal apapun. Dogma ini kemudian menyebutkan bahwa dari saat pertama keberadaannya, ia dijaga oleh Tuhan dari segala kehilangan kekudusan yang merundung umat manusia, dan sebaliknya ia dipenuhi dengan rahmat Ilahi. Lebih jauh lagi dipercaya bahwa Maria kemudian menjalani kehidupannya terbebas sepenuhnya dari dosa.[1] Dalam kata-kata Paus Pius XII dalam Mystici Corporis, "ia terbebas dari segala dosa pribadi maupun turunan".[2] Pembuahannya yang tanpa noda dalam rahim ibunya (yang terjadi dari hubungan seksual yang normal, harus dibedakan dengan doktrin kelahiran Yesus dari perawan.

Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda yang dirayakan tiap tanggal 8 Desember diresmikan sebagai sebuah pesta perayaan umum Gereja pada tahun 1476 oleh Paus Siktus IV. Ia tidak membuat doktrin tersebut sebagai sebuah dogma sehingga membiarkan umat Katolik Roma untuk bisa percaya atau tidak tanpa risiko dituduh menentang ajaran gereja. Kebebasan ini ditegaskan sekali lagi oleh Konsili Trente. Keberadaan pesta perayaan ini adalah sebuah tanda kuat mengenai kepercayaan Gereja atas Maria Dikandung Tanpa Noda, bahkan jauh sebelum peresmiannya sebagai sebuah dogma pada abad ke-19.

Dalam Gereja Katolik RomaHari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda adalah sebuah hari raya wajib, kecuali di beberapa tempat di mana konferensi para uskup setempat telah memutuskan untuk tidak mewajibkannya, setelah disetujui oleh Tahta Suci. Hari raya ini merupakan hari libur publik di beberapa negara dengan mayoritas penduduk beragama Katolik Roma, seperti Italia. Di Filipina, walau disana tidak diperingati sebagai hari libur publik, semua sekolah Katolik merayakannya sehingga seakan-akan menjadikan hari itu seperti hari libur.

Dikandung Tanpa Noda secara resmi dinyatakan sebagai sebuah dogma oleh Paus Pius IX melalui konstitusi apostiliknya, Ineffabilis Deus, pada tanggal 8 Desember 1854. Gereja Katolik Roma percaya bahwa dogma ini didukung oleh Kitab Suci (misalnya Maria disapa oleh Malaikat Gabriel sebagai yang "penuh rahmat" atau yang "sangat dicintai"), oleh tulisan-tulisan Bapa-bapa Gereja baik secara langsung maupun tidak langsung, dan juga oleh sensus fidei yang sering kali menggelari Maria sebagai Sang Perawan Suci (Injil Lukas) 1:48). Teologi Katolik menyatakan bahwa, oleh karena Yesus menjadi daging di dalam tubuh Sang Perawan Maria, adalah suatu hal yang masuk akal apabila Maria bebas dari segala dosa sehingga ia bisa menyatakan penyerahan dirinya atas kehendak Ilahi.(Ott, Fund., Bk 3, Pt. 3, Ch. 2, §3.1.e).

Bagi Gereja Katolik Roma, dogma Dikandung Tanpa Noda menjadi semakin penting setelah penampakannya di Lourdes pada tahun 1858. Di Lourdes seorang gadis berusia 14 tahun, Bernadette Soubirous, menyatakan bahwa seorang wanita cantik muncul di hadapannya. Wanita tersebut memperkenalkan dirinya sebagai "Yang Dikandung Tanpa Noda" dan para umat percaya bahwa wanita tersebut adalah Perawan Suci Maria.

Dalam hal ini, dogma Katolik Roma mengenai Dikandung Tanpa Noda yang dikeluarkan oleh Paus Pius IX ini juga dipandang sebagai sebuah contoh penting dari penggunaan sensus fidelium yang berkembang di tengah-tengah umat dan Magisterium, tidak hanya bersandar sepenuhnya pada Kitab Suci dan tradisi.[3] Vatikan mengutip mengenai hal ini dalam Fulgens Corona di mana Paus Pius XII mendukung kepercayaan semacam itu:

Apabila pemujaan masyarakat kebanyakan pada Sang Perawan Suci Maria diberikan perhatian saksama sesuai dengan haknya, siapa yang berani meragukan bahwa Ia, yang lebih suci daripada para malaikat dan selalu suci selamanya, pernah sekali waktu, bahkan dalam saat yang paling pendek sekalipun, tidak terbebaskan dari noda dosa?[4]

Saat ini, tradisi Katolik Roma memiliki sebuah filosofi yang benar-benar terbentuk mengenai penelitian Dikandung Tanpa Noda dan penghormatan pada Perawan Suci Maria melalui bidang Mariologi dengan sekolah-sekolah Kepausan seperti Marianum yang secara khusus didirikan untuk tujuan tersebut.[5][6][7]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Council of Trent Denzinger Enchiridion Symbulorum, definitionum et declarationum, Freiburg, 1957, document 833,
  2. ^ Pius XII, Encyclical Mystici Corporis, 1943 in Dentzinger, D2291
  3. ^ "Agenzia Fides - Congregazione per l'Evangelizzazione dei Popoli". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-24. Diakses tanggal 2008-09-17.
  4. ^ Fulgens Corona, 10
  5. ^ Mariology Society of America http://mariologicalsocietyofamerica.us Diarsipkan 2017-09-25 di Wayback Machine.
  6. ^ Centers of Marian Study http://www.servidimaria.org/en/attualita/promotori2/promotori2.htm Diarsipkan 2008-03-01 di Wayback Machine.
  7. ^ Publisher’s Notice in the Second Italian Edition (1986), reprinted in English Edition, Gabriel Roschini, O.S.M. (1989). The Virgin Mary in the Writings of Maria Valtorta (English Edition). Kolbe's Publication Inc. ISBN 2-920285-08-4

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...