Monday, September 5, 2022

Misa 100 Hari Bu Harno


"Arep neng ndi?" (Mau kemana?) tanya Rm. Suntara pada Minggu 4 September 2022 ketika berpapasan dengan Rm. Bambang pada jam 06.25. Pada waktu itu Rm. Suntara menuju ruang makan Domus dan Rm. Bambang akan keluar. "Arep neng Magelang" (Akan ke Magelang) jawab Rm. Bambang yang langsung disergah oleh Rm. Suntara "Misane engko sore ta?" (Bukankah misa akan diselenggarakan nanti sore?). Kemudian secara singkat Rm. Bambang menjelaskan bahwa Misa akan dimulai jam 10.00 pagi. Rm. Bambang memang harus datang awal karena dialah yang memiliki hajatan. Ini adalah Misa Peringatan 100 hari wafat Ibu Lucia Rahayu Suharno, ibu angkat Rm. Bambang. Keluarga Suharno memang menjadi keluarga angkat sejak Rm. Bambang belum tahbisan. Keluarga ini memiliki 3 orang anak kandung. Yang bungsu adalah Rm. Dewanto SJ yang gugur di Timor Timur ketika baru 2 bulan tahbisan. Kemudian anak sulung, Pratiwi, wafat ketika menunggu Bu Harno yang dirawat di ICU. Kini tinggal Ari Wasisto, anak kedua, yang tinggal di Wonosobo. Sementara itu Bapak Harno sudah lama mendahului menghadap Tuhan.

Karena mengambil giliran memperingati wafat Bu Harno, Rm. Bambang menghubungi beberapa orang untuk menyiapkan acara Minggu itu. Bu Rini menggalang kelompok Kor Yosefin dari Medari dan menghadirkan sajian catering dan bakso yang biasa dihadirkan di Domus. Mas Ari mengkoordinasi kehadiran umat Lingkungan dari Paroki Wonosobo. Mas Budiarto mengurus tempat Misa dan tenaga mempersiapkan akomodasi termasuk tim penghias altar yang dikoordinasi oleh Ibu Ngadiyono. Pak Jayadi menghubungi Ketua Wilayah Gregorius Paroki Magelang untuk mengundang umat Wilayah. Beberapa warga Katolik Paroki Magelang yang lain juga dimintakan jatah oleh Mas Ari. Hubungan Rm. Bambang dengan umat Magelang memang pernah cukup dekat. Dia pernah tinggal di Kompleks Pastoran Magelang selama 8 tahun 1 bulan. Dengan demikian layaklah kalau dalam pelaksanaan itu Rm. Bambang seperti mengalami reuni dengan sebagian umat Magelang.

Sebenarnya dalam peristiwa Minggu itu ada hal yang bagi Rm. Bambang amat istimewa. Ketika di Magelang dia bukanlah imam yang bertugas jadi Pastor Paroki St. Ignatius Magelang. Dia menjadi pimpinan kantor Pelayanan Pendampingan Penggembala Jemaat Keuskupan Agung Semarang (P3J KAS), lembaga misioner Keuskupan yang berbasis di Kevikepan Kedu. Pada waktu itu kantor menumpang di kompleks Pastoran Ignatius Magelang. Mas Budiarto adalah karyawan pertama. Untuk menjalani tugas gerakan pengembangan umat, Rm. Bambang memproses terbentuknya tim kerja dengan berbagai pelatihan dan pembelajaran. Dari sini muncullah warga Katolik yang bergabung dengan P3J KAS dan ikut menjadi relawan gerakan pengembangan Jemaat. Dengan adanya Misa 100 Hari Bu Harno, Rm. Bambang meminta Mas Budi untuk mengundang teman-teman mantan Tim P3J KAS. Ternyata ada 12 orang yang bisa hadir sehingga terjadi semacam reuni khusus antar mantan anggota generasi awal Tim P3J KAS.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...