Thursday, September 1, 2022

Sumbangan Dana Karyawan Domus Agustus 2022

Rm. Suntara dan Rm. Bambang sering menyinggung kehidupan para romo yang ada di Domus Pacis St. Petrus. "Neng kene ki dadi romo tuwa apa meneh awak wis ringkih jan kopen tenan" ( Di sini sebagai romo tua apalagi dengan kondisi badan rentan sungguh diperhatikan) inilah komentar yang sering muncul. Dalam hal tersedianya pelayanan memadahi Rm. Hartanta, Direktur rumah, sering berbicara kepada para tamu "Teng ngriki kula melu mulya" (Di sini saya ikut termuliakan). Kata-kata seperti ini dulu juga kerap muncul dari mulut Rm. Agung ketika masih tinggal di Domus Pacis Puren, Pringwulung, bersama para romo sepuh yang kini menjadi bagian besar penghuni Domus Pacis St. Petrus. Maklumlah, mereka adalah romo-romo yang masih termasuk golongan muda. Kedua romo ini menyetujui pendapat Rm. Suntara dan Rm. Bambang yang mengatakan pelayanan seperti Domus sulit gterjadi di paroki. Apalagi untuk romo sepuh yang sudah menderita penyakit yang membutuhkan perhatian khusus.


Untuk para romo sepuh dengan kondisi yang membutuhkan perhatian khusus, kenyamanan tidak hanya berkaitan dengan sajian menu makan. Ketersediaan karyawan yang memiliki komitmen mendalam dan dedikasi tinggi sungguh amat dibutuhkan. Apalagi mayoritas romo sepuh Domus sudah menderita penyakit-penyakit yang harus terawasi dan bahkan harus ada beberapa yang dijaga 24 jam. Para karyawan tidak hanya dituntut memiliki kekuatan ragawi, tetapi juga kekuatan jiwani untuk bersabar dan menjaga keceriaan batin menghadapi sikap-sikap sulit dari sementara romo. Untuk memiliki karyawan seperti ini pada zaman kini tentu membutuhkan beaya khusus. Keuskupan memang memberikan anggaran rutin untuk keperluan umum termasuk honorarium karyawan. Tetapi, untuk menjaga ketenangan kerja karyawan yang berjumlah 14 orang, pengurus harus menambah beberapa tunjangan termasuk untuk lembur kerja yang biasa terjadi. Setiap hari harus ada 6 orang yang siaga 24 jam. Dalam hal ini Rm. Hartanta menugaskan Rm. Bambang mencari dana tambahan untuk upah karyawan. Kini Rm. Bambang termasuk yang sudah memiliki keterbatasan fisik dan tak bisa lagi bermotor dan bermobil sendiri. Yang dilakukan hanyalah lewat WA dan FB untuk mengetuk hati pemerhati. Ternyata dari pertengahan Juli 2021 hingga kini ada donatur-donatur yang menyumbang secara rutin. Memang, ada yang menyumbang dengan jumlah besar. Tetapi mayoritas, paling tidak 79%, adalah umat dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Untuk bulan Agustus 2022, Rm. Bambang menerima 39 kali kiriman yang mayoritas lewat transfer bank. Empat pengirim adalah kelompok : PUPIP Ungaran, Ibu-ibu Benediktus Paroki Babadan, Devosan Kerahiman Ilahi Mungkid, dan Kelompok Yosefin Medari. Dari kiriman-kiriman itu dana yang terkumpul dalam catatan Rm. Bambang adalah Rp. 25.864.900. Semua pengirim adalah sebagai berikut :

1. PUPIP Ungaran, 2. Ibu Haryono, 3. Anna Maria (Ibu-ibu Bernardus Babadan), 4. Ida, Bogor, 5. Ibu Wellanda, 6. Bapak Jono, 7. Ibu Malya, 8. Ibu Maria Kristina Dannie, 9. Ibu Emiliana Kasmudjiastuti, 10. Ibu Endang W, 11. Bapak Siswoto, 12. Ibu Wartini, 13. Ibu Christine, Semarang, 14. Ibu Tri Nor Prasetyawan, 15. Ibu Tantiana Windy, 16. Ibu Yuliana Sutarni, 17. Ibu Agnes Umi Dalprindrarti, 18. Ibu Lucy, 19. Ibu Dewi Anggraeni, 20. Ibu Harno, 21. Ibu Sugono, 22. Ibu Mrihadi, 23. Ibu Lani Harsono, 24. Ibu Mamik, 25. Ibu Melly, 26. Ibu Yenten, 27. Bp. Jaya, 28. Ibu Yuristianti; 29. Ibu Bernadet Suwarni; 30. Dicky; 31. Devosan Kerahiman Mungkid; 32. Ibu Istiyono; 33. Ibu Chatarina Gunarti; 34. Bapak Suwarno; 35. Ibu Tini; 36. Ibu Eny Bernadette; 37. Bapak Yulius; 38. Kelompok Yosefin Medari.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...