Manusia memang menjadi salah satu dari segala ciptaan Tuhan di dunia ini. Tetapi manusia diyakini memiliki keistimewaan yang tak ada pada masing-masing ciptaan sepeti hal material, timbuhan, dan hewan. Bahkan malaikat juga kalah unggul sebagai makhluk ciptaan surgawi. Keunggulan manusia sungguh menjadi ciri dasar dari martabatnya. Karena keuanggulannya manusia sungguh mendapatkan penghargaan amat tinggi dibandingkan dengan ciptaan lain di dunia. Ketika wafat dan sesudah kematiannya manusia juga mendapatkan penghormatan sehingga ada kebiasaan peringatan arwah. Keunggulan manusia ini menjadi tema yang dibicarakan dalam pertemuan kelompok kecil lansia Paroki Pringgolayan yang didampingi oleh Rm. Bambang dari rumah tua para romo projo Keuskupan Agung Semarang yang bernama Domus Pacis Santo Petrus.
Dari Sumbang Pendapat
Ketika Rm. Bambang melontarkan pertanyaan "Apakah keunggulan utama manusia di tengah segala ciptaan di dunia?", muncul pendapat-pendapat sebagai berikut :
- Kekuatan intelektual. Dalam hal otak, secara biologis hewan juga mempilikinya. Tetapi otak manusia bisa untuk berpikir dan membuat pertimbangan. Bahkan dengan otaknya orang dapat menimbang-nimbang tentang kebaikan dan keburukan. Dalam diri manusia, dengan otaknya orang mendapatkan kelengkapan dari perasaan dan kehendak, sehingga dia memiliki cipta, rasa, dan karsa.
- Kekuatan afeksi. Ada yang bilang bahwa hewan juga punya perasaan. Tetapi yang ada dalam binatang adalah naluri atau insting. Dengan rasanya orang dapat mengenal kesusahan dan kesenangan. Sehingga rasa manusia akan berelasi terpadu dengan pikiran dan kehendak.
- Kekuatan kultural. Karena kekuatan cipta, rasa, dan kehendaknya, apapun yang dibuat menjadi rangkangan yang disebut budaya. Kebudayaan atau keadaban menjadi ciri khas manusia yang tak ada dalam ciptaan-ciptaan lainnya. Bahkan ciptaan-ciptaan lain mendapatkan olahan manusia sehingga menjadi media terciptanya budaya.
- Kekuatan spiritual. Manusia adalah ciptaan yang disayang Tuhan. Kebaikan dan kelestarian ciptaan-ciptaan lain memang masuk dalam kehendak Tuhan. Tetapi semua adalah demi kebaikan manusia. Dengan bobogt spiritual dalam diri manusia ada hati nurani untuk menjaga keluhurannya.
Belajar Dari Gereja
Berhadapan dengan pemikiran para peserta pertemuan, Rm. Bambang menanggapi dengan berpegang pada ajaran Gereja. Dia merujuk pada Katekismus Gereja Katolik no. 1701-1709. Beberapa pokok bisa dipaparkan di bawah ini.
Bisa untuk sambung kehidupan
Dengan empat macam kekuatan yang dipandang menjadi keunggulan manusia di antara ciptaan lain, kita bisa omong-omong dengan banyak orang lain termasuk yang berbeda agama dan atau kepercayaan. Empat macam kekuatan itu bisa menjadi landasan umum untuk menjunjung marta manusia. Semua ini dapat ikut menjadi penjelasan mengapa setiap orang dan kelompok orang serta organisasi harus menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Keyakinan Katolik
Sebagai umat Kristiani, orang menjadi pengikut Kristus. Hidupnya harus berpusat pada Kristus. Dari Katekismus Gereja Katolik (KGK) ada beberapa ajaran pokok untuk pegangan menghayati keluhuran kemanusiaan.
- Citra Allah (KGK 1701-1702) . Sebagai pewahyuan ilahi Kristus adalah gambaran dari Allah yang tak kelihatan. Karya penyelamatan Kristus adalah untuk memulihkan hakikat manusia sebagai citra ilahi yang dirusakkan oleh dosa pertama. Kristus memperbaikan keindahan asli manusia dan memurnikan dengan rahmat Allah. Hakikat citra Allah ini ada pada setiap manusia.
- Punya jiwa (KGK 1703-1704). Manusia adalah satu-satunya ciptaan di dunia yang memiliki jiwa. Ketika dicipta manusia mendapatkan nafas Allah. Jiwa menjadikan manusia bersifat rohani sejah pembuahannya dalam kandungan. Inilah yang membuat ma nusia memiliki kekuatan spiritual, karena dia mengambil bagian dalam terang dan kekuatan Roh ilahi.
- Anugrah kebebasan (KGK 1705-1706). Karena memiliki jiwa yang menghadirkan kekuatan akal budi dan kehendak, manusia mendapatkan anugrah kebebasan. Di dalam keyakinan Katolik kebebasan adalah lambang unggul citra ilahi dalam manusia (GS 17). Dengan akal buda manusia memiliki dorongan untuk melakukan yang baik dan menyingkiri yang jahat. Karena kebebasan manusia bisa menampakkan martabatnya dengan tindakan bermoral. Ini terjadi kalau dengan kebebasannya manusia taat pada hati nurani.
- Perjuangan hidup (KGK 1707). Satu hal yang harus diingat adalah sejak awal manusia condong kepada yang jahat dan dapat keliru. Inilah yang membuat dalam batin manusia adalah suasana keterpecahan antara dorong berbuat buruk dan kesadaran akan pentingnya mempertahankan dan melakukan yang baik. Meskipun demikian, meskipun dorongan besar terarah pada yang buruk bahkan jahat, manusia tetap memiliki kerinduan akan kebaikan. Maka hidup baik perorangan maupun bersama adalah perjuangan.
- Mencontoh Kristus (KGK 1708-1709). Dengan sengsara dan wafat-Nya Kristus telah membebaskan manusia dari kekuatan jahat. Rahmat-Nya telah memperbaiki yang dirusakkan oleh dosa. Kristus telah menjadi jalan dan contoh bagi manusia untuk kembali menghayati diri sebagai citra Allah. Bahkan yang percaya kepada Kristus juga terangkat menjadi putra Allah berkat daya Roh ilahi.
No comments:
Post a Comment