Saturday, August 5, 2023

Urusan Uang untuk Kegiatan Iman

Sebenarnya Rm. Bambang di Domus Pacis sudah lama mencari dana dengan menjual batik. Tetapi usaha itu terhenti karena pandemi. Sesudah pandemi dan ketika sudah berada di Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan, penjualan batik berjalan kembali. Itu terjadi pada hari-hari terakhir Agustus 2022. Tentu saja penjualan batik di Domus hanyalah kegiatan tambahan di samping tugas pokok dalam doa dan pewartaan iman terutama lewat medsos. Sasaran penjualan terutama adalah rombongan tamu pengunjung Domus. Kalau ada penjualan batik di luar Domus, hal itu hanya terjadi dalam pertemuan PUPIP, paguyuban yang khusus memberikan kepedulian kepada para imam praja. Penjualan itu selalu dilakukan oleh Bu Rini dan teman-temannya yang juga menjadi anggota PUPIP DIY. Yang jelas keuntungan penjualan batik bagi Domus adalah untuk menunjang dana peringatan Ulang Tahun Imamat para romo Domus.

Penjualan batik memang hanya kegiatan tambahan. Dalam hal ini Rm. Bambang hanya memilih menjual kain bahan pakaian dan bukan macam-macam bentuk produksi batik lainnya. Meskipun demikian dari kegiatan jual batik ini Rm. Bambang mendapatkan pelajaran pelayanan iman. Pelajaran yang masuk dalam catatannya :

  • Bayar ke Rm. Bambang. Terutama untuk para pemesan seragam kain batik, mereka biasa melakukan hubungan dengan Bu Rini. Bu Rini memang yang mengurus pemesanan ke produsen yang memberikan kesempatan konsinyasi pada Domus Pacis. Berkaitan dengan pembayaran, Bu Rini biasa meminta pembayaran langsung ke Rm. Bambang. Hal ini terutama untuk pembayaran lewat rekening bank. Kebijakan Bu Rini memang dilatarbelakangi oleh pengalaman terhadap pemesan yang menunda-nunda penyerahan uang untuk pembayaran. Tetapi dengan diminta langsung ke Rm. Bambang, pembayaran cukup lancar. Ternyata Rm. Bambang menanggapi realita seperti ini menjadi sebuah kesadaran iman. Di sini sebagai seorang imam dia merasa semacam penjaga moral. Para pembeli berhadapan dengan Rm. Bambang menjadi semacam terdorong untuk bertindak benar dan baik. Tetapi hal ini sungguh akan menjadi semacam penjagaan moral kalau Rm. Bambang juga harus selalu menjaga diri agar baik dan benar terutama dalam hal uang. 
  • Urusannya Uang Tapi Kegiatan Iman. Rm. Bambang memang sungguh mengutamakan kedisiplinan dalam menata uang penjualan batik. Pembelian dibagi 2 macam. Yang pertama adalah pembelian seragam. Di sini Rm. Bambang harus menyediakan uang kalau barangnya datang. Tetapi barang baru sampai pembeli kalau pembeli sudah menyerahkan uang baik langsung ataupun lewat bank. Yang kedua adalah pembelian eceran. Itu terjadi kalau orang langsung memilih-milih batik dan kemudian membeli. Tetapi dalam pengalaman ada juga kekeliruan. Hal ini terutama terjadi pada pemesanan seragam. Bisa jadi terjadi kesalahpahaman tentang kain yang dipesan. Bisa juga kesalahpahaman tentang jumlah pesanan. Dan masih ada pengalaman lain yang bisa menjadi konflik kalau diusut tuntas. Dalam hal ini Rm. Bambang biasa berkata kepada Bu Rini "Awake dhewe kudu siap thekor. Awake dhewe pancen golek dhuwit. Nanging romo lan Domus kuwi sambunge karo iman" (Kita harus siaga rugi. Kita memang cari uang. Tetapi romo dan Domus erat berkaitan dengan iman).

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...