Friday, August 18, 2023

9 Mantan Prodiakon Paroki

Suasananya memang amat sederhana. Maklumlah, sekalipun berjumlah lebih dari 10 orang, komunitas ini diwarnai oleh kerentanan fisik. Dari 8 orang romo, 6 orang lebih banyak diam kalau sudah berada dalam kebersamaan. Ditambah oleh 2 orang karyawan Katolik, sekalipun itu Misa Hari Raya, nyanyian hanya mazmur tanggapan, Alleluia, dan anamnese. Untunglah beberapa masih bisa menjawab dengan suara cukup keraas. Itu adalah Misa Hari Raya Kemerdekaan RI ke 78. Sehabis Misa, bersama semua karyawan termasuk yang Islam, ada Upacara Bendera menyambut hari besar itu. Di sini beberapa nyanyian nasional dilambungkan dengan iringan keyboard. Makan pagi terjadi setelah upacara bendera usai. Tampaknya, bagi para romo sepuh yang terlibat, sekalipun amat sederhana semua itu sudah membuat kecapekan datang. Apalagi bagi Rm. Bambang yang sudah bangun sebelum jam 03.00 pagi. Rasa kantuk menguasainya setelah makan sehingga tertidur juga di kursi roda sekalipun berada di depan laptop.


"Tamune wis teko lho" (Tamu sudah datang) suara Rm. Hartanta yang berseru kepada para karyawan ternyata membangunkan Rm. Bambang. Dalam hati Rm. Bambang berkata "Engko karyawan ngandhani romo-romo neng kamar-kamare" (Nanti para karyawan akan memberi tahu para romo di kamar masing-masing). Benar juga. Seorang karyawan menampakkan muka di pintu kamar Rm. Bambang dan berkata "Tamu semarang sampun rawuh" (Tamu dari Semarang sudah datang). Ternyata ketika Rm. Bambang keluar, Rm. Yadi, Rm. Ria, Rm. Harta, Mgr. Blasius, dan Rm. Hartanta sudah duduk menjumpai para tamu. Sembilan orang tamu yang datang mengenakan baju merah. Mereka adalah 9 orang mantan Prodiakon Paroki. Mereka termasuk dekat dengan Rm. Hartanta ketika berkarya di Paroki Tanah Mas, Semarang. Suasana pertemuan amat santai penuh canda tawa. Ternyata beberapa dulu termasuk aktivis yang kerap berjumpa dengan Rm. Bambang yang banyak berkeliling melakukan pendampingan para tenaga Gereja. Karena Rm. Hartanta membatasi hingga jam 11.00, maka kunjungan ini hanya terjadi sekitar 40 menit. Meskipun demikian, sesudah doa dan berkat serta foto bersama, para tamu menghampiri meja yang di atasnya tersaji batik-batik untuk upaya dana yang dilakukan oleh Rm. Bambang.

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...