Sunday, August 13, 2023

Tanpa ke IGD langsung Operasi

Saya tidak tahu bagaimana pikiran orang lain kalau mendengar kata "operasi". Apakah banyak yang seperti saya? Barangkali "iya". Kalau mendengar kata "operasi" pikiran pertama dalam diri saya terarah ke kegiatan di kamar bedah rumah sakit. Apakah karena saya pernah mengalami beberapa kali operasi? Saya memang mengalami beberapa kali : tahun 1975 operasi kaki cacad; tahun 1982 operasi saluran kencing; tahun 2004 operasi batu empedu; tahun 2011 operasi tulang kaki kiri karena jatuh terpeleset. Ini semua belum terhitung pengalaman berkali-kali opname di rumah sakit. Bagaimanapun juga peristiwa operasi merupakan pengalaman yang membuat suasana prihatin tak hanya bagi penderita tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya. Bahkan ketika memulai proses masuk rumah sakit, yaitu masuk Instansi Gawat Darurat (IGD), suasana sudah tak membuat orang bisa tertawa.


Tetapi ada suasana "operasi" yang masih memungkinkan terjadinya tertawa. Itu terjadi di Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan. Domus adalah rumah para romo sepuh yang masyoritas sudah mengidap berbagai penyakit. Dari 13 romo hanya Rm. Hartanta, direktur Domus, yang tidak menyantap obat rutin. Dua belas romo sepuh sudah harus minum obat seumur hidup. Dari 13 romo hanya 3 orang yang boleh menyantap menu krang lebih bebas. Lainnya sudah terikat pada diet yang cukup ketat. Kondisi seperti ini menciptakan sebuah kegiatan yang disebut "operasi". Tetapi kalau kata itu diucapkan, wajah tersenyum bahkan tertawa pun bisa terjadi. Misalnya, salah satu romo sepuh mendapatkan tamu dan diterima di kamarnya. Ketika tamu keluar dan kebetulan romonya ke ruang makan untuk santap bersama, tiba-tiba Rm. Hartanta berseru "Le ngurus romo neng kamar engko dhisik. Saiki oprasi dhisik" (Pelayanan untuk romo yang harus dilakukan di kamar ditunda dulu. Sekarang lakukan operasi lebih dahulu). Mendengar instruksi itu Rm. Bambang spontan bertanya "Lho, langsung operasi? Kan harus di IGD dulu".  Ternyata Rm. Hartanta tertawa dan berkata "Langsung oprasi tanpa IGD". Karyawan yang disuruh langsung masuk kamar yang baru menerima tamu. Di situ dia akan memeriksa apakah ada oleh-oleh makanan yang bertentangan dengan penyakit si romo. Maklumlah romo yang baru menerima tamu suka menyantap apapun tanpa menyadari itu membuat parah penyakit atau tidak. Kalau melanggar bisa terjadi "sesudahnya harus dibawa ke IGD rumah sakit". 

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...