Sunday, August 6, 2023

Ibu-ibu Ketandan Minggu 6 Agustus 2023


Tampaknya, baru kali ini ada rombongan tamu di Domus sudah berada di halaman Domus ketika jam belum menunjuk angka 08.00 pagi. Sebelum hari itu, Minggu 6 Agustus 2023, koordinator memberi kabar bahwa mereka akan berangkat pada jam 07.00. Kalau itu terjadi pada siang hari atau bukan hari libur, mereka harus ada diperjalanan minim 90 menit bahkan bisa 2 jam. Jarak dari Klaten sampai Kompleks Seminari memang hanya 30an KM. Dalam keadaan biasa pada saat ini lalu lintas memang selalu padat. Kendaraan biasa merayap. Tetapi pada hari libur dan di pagi hari, jalan raya bisa dilalui kendaraan mobil dengan lancar. Maka bagi Rm. Bambang tidak mengherankan kalau rombongan tamu bisa sampai halaman Domus dalam perjalanan sekitar 45 menit. Ternyata rombongan itu melakukan kegiatan ziarah makam para romo lebih dahulu. Seingat Rm. Bambang para romo yang pernah di Paroki Klaten yang dimakamkan di seberang halaman Domus paling tidak adalah Rm. Utomo, Rm. Mardi, Rm. Sugiyono, Rm. Rusgiarto.

Rombongan tamu yang datang terdiri dari ibu-ibu yang berseragam kaus kuning dan celana hitam. Mereka datang sebagai Paguyuban Ibu-ibu Wilayah Antiokia Paroki Ketandan. Sebenarnya Paroki Ketandan dulu adalah salah satu Wilayah dari Paroki Santa Maria Assumpta Klaten. Wilayah Ketandan baru setahun menjadi Paroki mandiri dan hingga saat ini menjadi Paroki termuda di Keuskupan Agung Semarang. Sementara rombongan belum masuk, Bu Rini sebagai relawan Domus sudah masuk Domus dan memastikan konsumsi sudah siap. Bu Rini mendatangkan penjual bakso dengan tambahan beberapa snak. Sedang karyawan Domus sudah menyiapkan kursi dan minuman teh dan juga dengan snak. Tidak lupa batik juga sudah disajikan pada sebuah meja. "Durung dha mangan ta?" (Anda belum makan pagi, kan?) Rm. Bambang berseru ketika rombongan sudah masuk. Jawaban kor "Dereeeeng ...." (Beluuum) disambut kata-kata Rm. Bambang "Kae, baksone dinikmati" (Silahkan menikmati bakso yang sudah disediakan). Para tamu segera mengambil teh dan menyantap bakso. Tetapi ada juga yang menghampiri batik dan memilih-milih. 

Ternyata kesibukan menikmati bakso dan snak serta beli batik bahkan pesan seragam mengantar semua tamu memasuki jam 09.00. Para tamu berkumpul dan Rm. Hartanta sebagai direktur Domus meminta karyawan menghadirkan Rm. Ria, Rm. Harto, Mgr. Blasius, dan Rm. Yadi. Sedang Rm. Bambang sudah ada sejak pertama. Rm. Hartanta mengucapkan kata-kata sambutan resmi dan kemudian menjelaskan sekilas tentang Domus Pacis Santo Petrus termasuk para romo dan karyawan. Kemudian Rm. Bambang diminta untuk memandu tanya jawab. Suasanapun terasa akrab bahkan muncul gelak tawa setiap kali para romo bergantian menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para tamu. Sesudah pertemuan semua menuju ke Kapel untuk Misa. Dalam hal ini ada 2 orang frater Seminari yang ikut bergabung. Keduanya berasal dari Paroki Ketandan. Satu frater memainkan keyboard untuk mengiringi kor, sedang frater lainnya menjadi lektor. Yang memimpin Misa adalah Rm. Bambang. Sebenarnya antara para tamu dan Rm. Bambang seperti terjadi reuni kecil-kecillah. Maklum kebanyakan ibu-ibu ketika masih muda bahkan kanak-kanak mengalami Rm. Bambang ketika berkarya di Klaten pada tahun 1981-1982. Seusai Misa para tamu meneruskan perjalanan ke Sendang Jatiningsih, salah satu tempat peziarahan untuk menghormat Bunda Maria.

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...