Monday, May 22, 2023

"Anak Kampung Sini" itu dulu Preman?


Ketika menjadi magangan (katekumen) hingga dibaptis pada 25 Maret 1967 Rm. Bambang mengalami adanya umat Katolik Kring (kini Lingkungan) Ambarrukmo sebanyak 8 keluarga. Pada waktu itu yang namanya Kring Ambarrukmo meliputi kampung-kampung dari Jembatan Sungai Gajag Wong hingga Jembatan Sungai Tambakbayan. Pada waktu tahbisan pada 22 Januari 1981 Kring Ambarrukmo menjadi 2 Kring : Kring Ambarrukmo dari Jembatan Sungai Gajah Wong sampai dengan Hotel Ambarrukmo, dan Kring Janti dari timur Hoten sampai dengan Tambakbayan. Ketika ditahbisan Rm. Bambang disambut dengan perayaan Umat Kring Ambarrukmo yang jumlahnya 130 KK. Kini Kring Ambarrukmo sudah terbelah oleh Jalan Jogja-Sala. Selatan jalan ikut Paroki Baciro dan utara jalan ikut Paroki Pringwulung. Bahkan kedua Lingkungan Ambarrukmo sudah mekar lebih dari satu Lingkungan. Tetapi kalau berhadapan dengan Rm. Bambang tampaknya banyak umat eks Kring Ambarrumo menganggapnya sebagai bagian dari keluarganya. Hingga kini, sesudah Rm. Bambang jadi lansia dan tinggal di Domus Pacis St. Petrus, tak sedikit keluarga yang mengirimkan snak untuk Domus sebulan sekali. Salah satu keluarga yang rutin sebulan sekali kasih snak dan bahkan menggerakkan saudara dan umat Lingkungan Ambarrukmo, Paroki Baciro, adalah suami-istri Mas Hari dan Mbak Daniek. 

Pada bulan Februari 2023 Mbak Daniek memberi informasi bahwa pada Minggu 14 Mei 2023 umat Lingkungannya akan berkunjung ke Domus. Dia juga minta apa saja yang dibutuhkan oleh para romo sepuh. Itulah sebabnya pada 27 Februari 2023 Rm. Bambang mengirimkan daftar kebutuhan sebagaimana didaftar oleh Rm. Hartanta, Direktur Domus. Rencana ini sungguh terealisasi. Pada Minggu 14 Mei 2023 ada 35 orang warga Katolik Lingkungan Yohanes Rasul Ambarrukmo, Paroki Baciro, berkunjung di Domus. Mereka datang pada jam 10.45. Ikut menyambut kedatangan mereka adalah Rm. Hartanta, Rm. Yadi, Mgr. Blasius, Rm. Ria, Rm. Harto, dan Rm. Bambang. Tentu saja bagi mereka yang berusia 60 tahun ke atas mengenal masa remaja Rm. Bambang. Sesudah ada kata pengantar dari Ketua Lingkungan, yang almarhum ayahnya adalah teman main sekampung Rm. Bambang, Rm. Hartanta memberikan perkenalan tentang Domus. Seperti biasa Rm. Hartanta menyerahkan ke Rm. Bambang untuk menjadi pemandu omong-omong antara para tamu dan para romo. Pertemuan memang meriah dengan canda ria. Pembicaraan tentang kehidupan harian para romo dan berbagai kebutuhan sungguh tambak membuka pemahaman para tamu betapa Rm. Hartanta berjuang mengupayakan tambahan-tambahan. 

Pertemuan diteruskan dengan Misa Minggu. Nyanyian disiapkan oleh Ambarrumo. Bu Danie menjadi lektor. Misa dipimpin oleh Rm. Hartanta tetapi bacaan Injil dan homili diserahkan peda Rm. Bambang. Ketika menyampaikan homilinya Rm. Bambang merasa seperti dulu kalau tampil di depan teman-temannya. Gurauan-gurauan mewarnai warta iman. Apalagi sharing yang disampaikan dilandaskan pada landasan pengalaman ketika masih remaja bersama mereka dalam penghayatan keagamaan. Ketika Rm. Hartanta mengatakan "Romo Bambang itu AKAMSI (Anak Kampung Sini) bagi umat Ambarrumo , kan?", ternyata ada yang menyahut "Dulu preman kami, romo". Tentu saja semua jadi tertawa terbahak-bahak. Seusai Misa ada foto bersama dalam Kapel. Kemudian para tamu menuju ruang besar lagi untuk santap siang bersama. Para penghuni Domus juga mendapatkan bagian dos nasi dan snak. Tentu saja Bu Rini yang datang menggelar batik. Ternyata banyak yang membeli bahkan mereka akan memesan seragam untuk umat Lingkungan.

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...