Lingkungan Patangpuluhan

"Kula sadaya saking Lingkungan Patangpuluhan, Paroki Pugeran" (Kami semua datang dari Lingkungan Patangpuluhan, Paroki Pugeran) kata salah seorang ibu dari rombongan tamu lansia yang datang pada Kamis 4 Mei 2023. Ketika Rm. Ria bertanya "Apa kuwi sing saiki ana grejane?" (Apakah itu yang kini ada gerejanya?), ibu itu meneruskan "Inggih, romo. Rumiyin wilayah ingkang sakmenika wonten selangkung Lingkungan kasebat Wilayah Kulon Kali. Paroki Pugeran kabelah Lepen Winongo" (Benar, romo. Dulu wilayah yang kini terdiri dari 25 Lingkungan disebut Wilayah Kulon Kali sebab Paroki Pugeran terbelah oleh Sungai Winongo). Kemudian para tamu menceriterakan bahwa kini Wilayah dengan gedung Gerejanya yang Bernama Gereja Brayat Minulya sudah mendapatkan pelayan Misa Sabtu dan Minggu.

Bagi Domus kedatangan tamu itu terhitung mendadak karena tak ada informasi lebih dahulu. Para romo yang menyambut adalah Mgr. Blasius, Rm. Bambang, Rm. Ria, dan Rm. Harto. Omong-omong terjadi secara spontan. Ketika Rm. Bambang mengenalkan yang ikut menyambut, salah satu tamu langsung bertanya "Punapa Monsinyur ingkang makarya wonten Kalimantan" (Apakah Mgr. Blasius dulu bekerja di Kalimantan). Terhadap pertanyaan ini Mgr. Blasius langsung berkisah tentang ketika jadi Uskup termasuk kisah peniunnya. Setelah itu tanya jawab terjadi tentang jumlah para romo dan kondisinya kini. Tetapi suasana menjadi ceria ketika banyak dari para tamu teringat dulu mengalami pelayanan-pelayanan dari Rm. Bambang. Ketika mendengar kata-kata Rm. Bambang yang penuh canda, muncul suara "Romo Bambang tasih kados rumiyin" (Rm. Bambang masih seperti dulu). Rm. Bambang langsung menjawab "Nek ngono wis dha katarak. Aku wis kedalu warsa" (Semua sudah katarak. Bukankah aku sudah expired). Meledaklah tawa mereka. Dan para tamupun tidak lupa mengunjungi Rm. Sari Jatmiko di kamarnya, karena Rm. Sari kini masih berstatus pastor di Paroki Pugeran.