Monday, May 15, 2023

Kunjungan ke Rumah Lama?

Kalau omong tentang Umat Lingkungan dalam kehidupan menggereja, sebenarnya dalam hati Rm. Bambang selalu muncul getar campur bara. Kekatolikannya, sejak katekumen dan permandian serta menuju imamat, amat diwarnai oleh kehidupan Kring yang kini disebut Lingkungan. Dia yang tidak hidup bersama dengan orangtua mendapatkan sanak-saudara dan keluarga dalam keluarga dan umat Katolik Kring Ambarrukmo. Ketika dalam pendidikan teologi ada kuliah-kuliah tentang Gereja, Rm. Bambang selalu menghubungkan dengan kehidupan Umat Kring. Bahkan ketika sudah menjadi imam karya-karyanya dialaskan pada pengembangan Umat Lingkungan. Perhatiannya pada Umat Lingkungan membuatnya banyak melakukan pendalaman tentang Umat Lingkungan bahkan tulisan-tulisan tentang Umat Lingkungan dibuat ketika belum begitu menjadi fokus pastoral. Tetapi kini, sesudah berada di Domus Pacis dan tidak memiliki tugas pastoral, Rm. Bambang menjauhkan diri dari permintaan pendampingan yang berkaitan dengan sistem pastoral paroki termasuk Umat Lingkungan. Dia tidak mau mengganggu perkembangan mengurus umat masa kini.


Itulah sebabnya ketika ada permintaan Paroki Administratif Bonoharjo untuk mendampingi pertemuan Ketua-ketua Lingkungan, Rm. Bambang menolak. Pada waktu terus didesak dia berkata "Kalau yang minta Rm. Agoeng, saya baru mau". Rm. Agoeng adalah Pastor Paroki Wates tempat bernaung Bonoharjo. Barulah Rm. Bambang menyanggupi karena Rm. Agoeng datang sendiri ke Domus bersama 2 orang pengurus. Dengan begitu apapun yang akan diomongkan oleh Rm. Bambang sudah akan diterima Pastor Paroki. Dia tidak akan mengganggu kebijakan romo Paroki. Dan ini terjadi pada Minggu 14 Mei 2023 dari jam 17.00-19.15. Sekitar 45 orang hadir. Mereka terdiri dari para pengurus Lingkungan, ketua Wilayah, dan Koordinator Ketua Wilayah. Rm. Agoeng dan Rm. Prihadi juga ada meskipun di tengah-tengah acara meninggalkan karena ada rapat Pengurus Harian Dewan Paroki. Rm. Bambang memulai dengan rumusan tentang paroki, kuasi paroki, paroki administratif, stasi, wilayah, dan lingkungan. Kecuali Lingkungan semua disebut sebagai persekutuan yang berarti posisi jaringan hubungan struktural. Sementara Lingkungan adalah paguyuban yang menekankan terjadinya hubungan personal persaudaraan. Dia secara singkat juga bicara tentang sejarah munculnya sistem Lingkungan hingga perkembangan jemaat Lingkungan sebagai bagian kongkret Gereja. Perangkat Lingkungan mengurus hubungan antar keluarga. Keterlibatan dan kaderisasi secara alamiah terjadi dalam Lingkungan. Semua pembicaraan dirangkum dalam syair kidung sebagai berikut :

Paguyuban kang sejati; Papane Allah reraton; Sangalas telu papat winahyu, Adhedhasar Injil; Dadi paseduluran; Mrih awam mekar jejernya.

(Kesejatian paguyuban; Adalah lahan Kerajaan Allah; Dinyatakan pada tahun 1934; Berdasarkan Injil; Menjadi persaudaraan; Demi mekarnya peran awam.)

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...