Santo Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja
Selasa, 2 Mei 2023
Yohanes 10:22-30
22 Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. 23 Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. 24 Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami." 25 Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, 26 tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. 27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, 28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. 29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. 30 Aku dan Bapa adalah satu."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, agamawan dapat yakin bahwa Kitab Suci berisi sabda surgawi. Di dalam peribadatan Katolik sehabis pembacaan kutipan Kitab Suci ada kata-kata “Demikianlah Sabda Tuhan”.
- Tampaknya, agamawan dapat yakin bahwa dengan tekun membaca Kitab Suci orang biasa memperhatikan kata-kata Tuhan. Dia menjadi pengikut setia Tuhan.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun tekun membaca Kitab Suci, orang belum tentu mengenal dan memperhatikan sabda Tuhan kalau tak menjadikan landasan perjumpaan di dalam relung hati sebagai pendengar suara nurani. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menjadikan isi Kitab Suci sebagai karpet duduk bersama dengan Tuhan dalam nurani.
Ah, asal biasa membaca Kitab Suci ya jelas biasa mesra dengan Tuhan.
No comments:
Post a Comment