Sunday, March 26, 2023

Lamunan Pekan Prapaskah V

Senin, 27 Maret 2023

Yohanes 8:1-11

1 tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. 2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. 3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. 4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. 5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" 6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. 7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." 8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. 9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. 10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" 11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, adalah wajar orang yang melakukan kejahatan mendapatkan hukuman. Hukuman dalam penjara biasa dipandang sebagai tindakan agar yang melakukan kejahatan menjadi jera.
  • Tampaknya, kurungan dalam penjara tidak hanya membuat ketidakbebasan lahiriah. Tekanan batin tidak hidup dalam keleluasaan bisa jauh lebih membuat sengsara.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun hukuman fisik dengan tujuan agar pelaku kejahatan menjadi jera, dalam penghayatan hidup sejati pengampunan bisa menjadi jalan pertobatan yang prosesnya membutuhkan perjuangan batin yang juga berat. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang berkelakukan jahat akan berjuang membangun kebiasaan baru yang baik sekalipun dengan proses batin yang tidak ringan.

Ah, kalau pelaku kejahatan hanya diampuni, dia akan makin jahat.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...