Sunday, March 12, 2023

Lingkungan Dominikus Juwiring


Bu Sukinah adalah warga Katolik Paroki Delanggu. Beliau termasuk salah satu pengunjung Kelompok Santa Monika Paroki Delanggu di Domus pada 19 Februari 2023. Ternyata Bu Sukinah berperan dalam pesanan seragam batik yang tersaji di Domus Pacis St. Petrus, Kentungan. Pada 28 Februari 2023 beliau mengirin pesan WA ke Rm. Bambang "Wilujeng sonten Romo , Berkah Dalem.. Romo ,  kula benjang Minggu tgl 12 Maret 2023 bade sowan Romo malih ...rombongan saking ibu lingkungan Dominikus Juwiring . Matur nuwun BD" (Selamat pagi romo. Berkah Dalem. Romo, besok Minggu tanggal 12 Maret 2023 saya akan berkunjung lagi ... Ini rombongan Ibu Lingkungan Dominikus Juwiring. Terima kasih, Berkah Dalem). Rm. Bambang menjawab "Okeee" tetapi mengirimkan no kontak Rm. Hartanta dan meminta agar Bu Sukinah juga memberi informasi ke Direktur Domus Pacis.

Rombongan Juwiring memang jadi berkunjung ke Domus pada hari Minggu 12 Maret 2023. Mereka sudah datang sebelum jam 09.30. Ternyata ada beberapa bapak menyertainya. Kesemua yang datang ada 25 orang. Selain Rm. Hartanta sebagai Direktur Domus, para romo yang ikut menyambut adalah Rm. Yadi, Rm. Harto, Rm. Ria, Mgr. Blasius, dan Rm. Bambang. Setelah bersalam-salaman dengan para romo, para tamu langsung dimohon menikmati sajian teh dan pisang godog. Rm. Hartanta memberikan pengantar dengan mengenalkan secara singkat tentang Domus dan para romo penghuninya. Dengan panduan Rm. Bambang, kemudian para tamu mendapatkan kesempatan mengajukan pertanyaan kepada para romo. Dari beberapa pertanyaan, ada satu hal yang bagi Rm. Bambang amat menarik. Ternyata dari antara para tamu ada salah satu yang menderita penyakit kanker. Hingga kini beliau masih dalam proses penanganan dokter. Beliau bertanya bagaimana pengalaman para romo menghadapi penyakit. 

Rm. Yadi mensharingkan pengalamannya sebagai sosok yang menderita kelumpuhan. Tetapi beliau mencari cara-acara untuk masih mampu mengurus diri dalam keterbatasannya. Dan yang paling membuat gembira adalah doa rosario yang bisa mengikis rasa ngelangut. Rm. Harto menyatakan mirip dengan Rm. Yadi. Sedang Rm. Ria berceitera bagaimana dia harus membiarkan diri mendapatkan sajian menu makan dan snak yang dibatasi. Sedang Mgr. Blasius juga berbicara tentang diet yang lama-lama dihayati sebagai hal biasa. Karena dalam hal diet menyangkut Rm. Harto, Rm. Ria, Mgr. Blasius, dan sebetulnya juga Rm. Suntara yang tak ikut menemui tamu, Rm. Bambang berkata "Mohon Rm. Hartanta memberikan klarifikasi tentang pembatasan menu makan". Kata-kata Rm. Bambang membuat tertawa karena bernada gurauan. Ternyata Rm. Hartanta berkata "Saya, walau rasanya tidak enak dengan kata-kata itu, mengikuti kata-kata Romo Bambang 'Kalau langsung thek seg (mati), sebenarnya ya gak papa. Tapi kalau nanti mung kepleh-kepleh (hanya tergeletak tak bisa apa-apa), kan susah bagi penderita". Sebenarnya Rm. Bambang juga menderita beberapa penyakit dan pada tahun 2012 sudah membiasakan diri meninggalkan santapan yang disukai dan makan sesuai petunjuk ahli gizi. "Kalau saya menyadari bahwa saya bukan dokter dan ahli kesehatan. Kalau omong agama, oke aku bisa ikut berpendapat. Tapi kalau omong penyakit, aku ikut saja omongan dokter yang ngurus saya" kata Rm. Bambang. Kata Rm. Hartanta, ternyata tamu yang mengajukan pertanyaan karena derita sakit berat, berkali-kali mengucapkan terima kasih. Dia berkata "Saya sungguh beruntung bisa ikut berkunjung ke Domus".

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...