"Hari ni adalah hari raya Santo Yusup, suami Santa Perawan Maria. Setiap tahun bacaannya sama. Kita juga sudah biasa tahu kisahnya." Itulah kata-kata pembuka homili Rm. Indra Sanjaya ketika memimpin Misa Komunitas Domus Pacis Santo Petrus pada Senin sore 21 Maret 2023. Kemudian beliau menyampaikan masalah yang dihadapi, yaitu Maria pasangannya yang hamil bukan karena berhubungan dengannya. Rm. Indra menyatakan bahwa Santo Yusup menanggung masalah itu seumur hidup dengan tulus. Santo Yusup telah menjadi teladan hidup setiap orang yang selama hidup selalu berhadapan dengan masalah. Kata-kata Rm. Indra yang menyatakan bahwa setiap orang selama hidup selalu berhadapan dengan masalah sungguh menyentuh lubuk hati saya.
Lansia Tetap Punya Masalah
Ada yang bilang bahwa kalau sudah pensiun orang dapat tenang tidak berhadapan lagi dengan tanggungjawab kerja yang selalu saja ada masalahnya. Tetapi homili Rm. Indra membuat saya membayangkan kehidupan saya sesudah bebas dari dinas dan masuk rumah tua Domus Pacis. Ternyata saya mengadaptasi diri dengan keadaan baru. Kalau biasanya saya punya fasilitas mobil, pada waktu itu saya ke mana-mana menggunakan motor roda 3. Kalau biasanya saya selalu berada bersama teman kerja, kesendirian banyak menguasai harian saya. Bahkan, karena pada waktu itu makan minum snak diantar ke kamar masing-masing romo, maka 90% lebih saya berada dalam kamar. Memang, saya termasuk yang ikut menggerakkan bahkan mengubah irama kehidupan rumah sehingga dalam waktu 2 tahun terjadilah kebersamaan riil dalam makan sehari 3 kali. Ketika kebersamaan makin berkembang soal yang disadari bersama adalah penanggungjawab rumah tidak tinggal bersama. Beliau tinggal di pastoran paroki karena juga menjadi Pastor Paroki. Tentu saja karena tanggungjawab mengurus umat membuat kami para romo di rumah tua tidak menjadi fokus.
Kini saya termasuk para romo lain serumah yang praktis sudah jauh dari kebiasaan bebas ke luar rumah. Kondisi banyak berada di kamar bertambah frekuensinya. Berkaitan dengan masalah, rasa-rasanya saya makin harus mengupayakan diri dalam hubungan dengan karakter masing-masing romo. Ada romo-romo yang secara langsung saya hadapi terutama waktu makan bersama dan waktu Misa. Ada yang hanya saya dengar dari informasi karyawan. Dalam hal inilah saya harus berjumpa setiap hari yang sebetulnya saya tidak cocok dengan sikap dan perbuatannya. Sebetulnya saya masih bisa menunjukkan beberapa hal yang juga jadi masalah. Tetapi itu sudah bisa jadi sharing untuk pengalaman saya punya masalah sekalipun sudah lansia. Bahwa sudah lansia masih berhadapan dengan masalah-masalah, hal itu juga saya ketemukan kalau saya berhadapan dengan kaum lansia dalam pertemuan seperti rekoleksi. Ternyata dari tangis ketika lahir (bukankah tangisan juga jadi tanda ada masalah?) hingga akhir hidup di dunia orang tak bebas dari masalah.
Jalan Perutusan Iman
Dari pengalaman di atas saya sungguh gembira mendengarkan homili Rm. Indra dalam Misa Senin 21 Maret 2023 di Domus Pacis sungguh menjadi pencerahan. Manusia seumur hidup memang selalu berhadapan dengan masalah. Meskipun demikian hal ini menjadi pertanyaan dalam hati saya. Apakah orang tak boleh bebas dari masalah. Bukankah yang dirindukan orang adalah hidup bahagia? Bukankah orang menginginkan keselamatan dalam hidup? Bukankah, katanya, keselamatan adalah damai sejahtera di dunia dan di keabadian? Tetapi dalam permenungan saya seperti diingatkan bahwa untuk sungguh mengalami hidup sejati saya harus ikut dan menjadi murid Tuhan Yesus Kristus. Nah, kalau sudah bicara soal ikut Kristus saya selalu teringat kata-kata Tuhan : "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya." (Luk 9:23-24)
Sampai tua dan lansia orang akan terus menanggung beban karena hidup ada dalam tantangan untuk selalu bukan menjalani kehendak sendiri. Tuhan Yesus pernah berkata kepada Petrus "Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.” (Yoh 21:18) Sebagai murid Tuhan Yesus saya memang merasakan kebahagiaan kalau bisa hidup tidak semaunya sendiri dan siaga ambil bagian menghadirkan damai sejahtera sebagaimana perjuangan Tuhan Yesus. Dan ini justru menjadi amanat perutusan Tuhan "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." (Mrk 16:15) Di dalam Kristus setiap orang di tempat berpijak dan dalam kehidupan masing-masing menghayati beban tanggungan sebagai sarana menjalani perutusan mengiklimkan saling peduli satu sama lain.
No comments:
Post a Comment