Friday, September 30, 2022

Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 10 Agustus 2013 Diperbaharui: 30 September 2020 Hits: 28926

  • Perayaan
    01 Oktober
  •  
  • Lahir
    02 Januari 1873
  •  
  • Kota asal
    Lisieux - Perancis
  •  
  • Wafat
  •  
  • 30 September 1897 | Sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    9 April 1923 oleh Paus Pius XI
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 17 Mei 1925 oleh Paus Pius XI

Theresia Martin dilahirkan di kota Alençon, Perancis, pada tanggal 2 Januari 1873. Dia memiliki empat saudara perempuan yang lebih tua dan orang tuanya adalah Santo Louis Martin dan Santa Zelie Martin. Theresa seorang gadis yang sangat ceria, ia sangat dicintai ayahnya yang memanggilnyanya dengan sebutan "Ratu kecil."

Ketika Theresia masih kanak-kanak, ibunya meninggal dunia. Ayah Theresia lalu memutuskan untuk pindah ke kota Lisieux, di mana kerabat mereka tinggal.  Di sana terdapat sebuah biara Karmel di mana para suster berdoa secara khusus untuk kepentingan seluruh dunia.

Ketika Theresia berumur sepuluh tahun, seorang kakaknya, Pauline, masuk biara Karmel di Lisieux. Hal itu amat berat bagi Theresia. Pauline telah menjadi "ibunya yang kedua", merawatnya dan mengajarinya, serta melakukan semua hal seperti yang dilakukan ibumu untuk kamu. Theresia sangat kehilangan Pauline hingga ia sakit parah. Meskipun sudah satu bulan Theresia sakit, tak satu pun dokter yang dapat menemukan penyakitnya. Ayah Theresia dan keempat saudarinya berdoa memohon bantuan Tuhan. Hingga, suatu hari ia melihat patung Bunda Maria di kamarnya tersenyum padanya dan seketika ia sembuh  dari penyakitnya!

Theresia sangat mencintai Yesus. Ia ingin mempersembahkan seluruh hidupnya bagi-Nya. Ia ingin masuk biara Karmel agar ia dapat menghabiskan seluruh harinya dengan bekerja dan berdoa bagi orang-orang yang belum mengenal dan mengasihi Tuhan. Tetapi saat itu ia terlalu muda. Jadi, ia berdoa dan menunggu. Ia bahkan berani meminta ijin langsung kepada Paus. Hingga akhirnya, ketika umurnya lima belas tahun, atas ijin khusus dari Paus Leo XIII, ia diijinkan masuk biara Karmelit di Liseux.

Dalam biara Theresia menjalani kehidupan sebagaimana layaknya seorang Rubiah Karmelit. Tidak ada yang terlalu istimewa. Tetapi, ia mempunyai suatu rahasia: CINTA. Suatu ketika Theresia mengatakan, "Tuhan tidak menginginkan kita untuk melakukan ini atau pun itu, Ia ingin kita mencintai-Nya." Jadi, Theresia berusaha untuk selalu mencintai. Ia berusaha untuk senantiasa lemah lembut dan sabar, walaupun itu bukan hal yang selalu mudah.

Para suster biasa mencuci baju-baju mereka dengan tangan. Suatu saat seorang suster tanpa sengaja selalu mencipratkan air kotor ke wajah Theresia. Tetapi Theresia tidak pernah menegur atau pun marah kepadanya. Theresia juga menawarkan diri untuk melayani suster tua yang selalu bersungut-sungut dan banyak kali mengeluh karena sakitnya. Theresia berusaha melayani dia seolah-olah ia melayani Yesus. Ia percaya bahwa jika kita mengasihi sesama, kita juga mengasihi Yesus. Mencintai adalah pekerjaan yang membuat Theresia sangat bahagia.

Hanya sembilan tahun lamanya Theresia menjadi biarawati. Ia terserang penyakit tuberculosis (TBC) yang membuatnya sangat menderita. Kala itu belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit TBC.  Ketika ajal menjelang, Theresia memandang salib dan berbisik, "O, aku cinta pada-Nya, Tuhanku, aku cinta pada-Mu!" Pada tanggal 30 September 1897, Theresia meninggal dunia ketika usianya masih duapuluh empat tahun. Sebelum wafat, Theresia berjanji  untuk tetap mencintai dan menolong sesama dari surga. Sebelum meninggal Theresia mengatakan, "Dari surga aku akan berbuat kebaikan bagi dunia." Dan ia menepati janjinya! Semua orang dari seluruh dunia yang memohon bantuan St. Theresia untuk mendoakan mereka kepada Tuhan telah memperoleh jawaban atas doa-doa mereka.

Setelah wafat, Theresia menjadi terkenal setelah buku catatan yang ditulisnya diterbitkan menjadi sebuah buku  "Kisah Suatu Jiwa,"  satu tahun setelah kematiannya (di Indonesia diterjemahkan dengan judul: 'Aku Percaya akan Cinta Kasih Allah').

Theresia dikanonisasi pada tahun 1925 oleh Paus Pius X. Ia dikenal dengan sebutan Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus atau Santa Theresia si Bunga Kecil.

Tanggal 19 Oktober 1997, Theresia  menjadi wanita ke-3 yang diberi gelar Doktor Gereja.

Lamunan Pesta

Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan dan Pujangga Gereja

Sabtu, 1 Oktober 2022

Matius 18:1-5

1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" 2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. 5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. "

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, ada gambaran bahwa kaum tua dan dewasa pada dasarnya merupakan teladan untuk yang lebih muda termasuk kanak-kanak. Mereka adalah contoh hidup yang baik, benar, dan mulia.
  • Tampaknya, ada gambaran kaum sukses baik dalam karier maupun dalam usaha adalah contoh bagi mereka yang memulai perjalanan usaha. Mereka adalah teladan keberhasilan hidup.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun yang sukses meraih jabatan tinggi dan yang sukses dalam berwirausaha dapat menjadi teladan, kesuksesan sejati dalam hidup terutama harus dilandasi oleh kekuatan jiwani yang guru utamanya adalah kaum kanak-kanak yang mampu berbahagia tanpa mengejar kekuasaan dan ketokohan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sungguh ada dalam jalur perjalananan ke depan yang baik dan benar kalau bisa memantapkan dalam dirinya sikap hidup model ketika masih kanak-kanak.

Ah, guru hidup itu ya kaum dewasa dan bukan anak kecil.

Thursday, September 29, 2022

Konsumsi Domus September 2022

Pada Kamis 29 September 2022 Rm. Bambang mengirimkan jadual kepada para pemeduli konsumsi Domus Pacis Santo Petrus. Jadual hari menyajikan konsumsi ada 2 macam, yaitu kelompok Peduli Sajian Snak dan kelompok Peduli Sajian Masakan Makan Malam. Dari kiriman jadual itu muncul respon-respon lewat WA dengan kata-kata di sekitar : "Ya mo Bambang, Makasih mo, Siap mo, njih Romo, Njih romo matur nuwun. Berkah Dalem, Terima kasih romo, ya romo, matur sembah nuwun romo, Matur nuwun kesempatanipun, dengan senang hati romo, pokoknya siap terus". Dalam hatinya Rm. Bambang sering merasa agak tidak enak karena harus meminta bantuan kepada para warga peduli. Maklumlah, para romo Domus Pacis sudah tidak lagi melayani umat seperti di paroki-paroki. Tetapi itu harus dilakukan karena keterbatasan anggaran yang kalau tak ada bantuan akan tidak bisa mengalami kecukupan rasa nyaman bagi para romo sepuh. Tentu saja para romo Domus juga harus memberi karyawan mendapatkan kesempatan ikut menikmati mengingat pekerjaan mereka yang membutuhkan stamina raga jiwa menghadapi kerentanan para romo. Maka, kata-kata respon itu sungguh menyentuh keterharuan Rm. Bambang yang menjadikan rasa syukur pada Yesus yang mengobarkan kasih para pemeduli kepada Domus.  


Dalam catatan Rm. Bambang sosok-sosok yang menghadirkan snak dan masakan makan malam adalah sebagai berikut :

  • Para Peduli Snak : Ibu Titik Waluyanti, Ibu Andreas, Ibu Rini, Ibu Joni, Ibu Kanti, Ibu Tutik, Ibu Yeni, Ibu Cita, Ibu Gita, Ibu Septi Unanto, Ibu Rini Jondit, Ibu Anna Jatmiko, Ibu Emma, Lingkungan Santa Chatarina Klaten, Ibu Lisa, Ibu Endang Prayitno, Ibu Shinta Utomo, Ibu Marno, Ibu Darsono, Ibu Nia, Ibu Titus, Ibu Yanti Wardi.
  • Para Peduli Masakan Makan Malam : Pak Joko CS (4 org), Pak Sugeng, Ibu Nadya, Sdr. Indra, Ibu Ambar, Ibu Indrasmini, Ibu Umi, Ibu Ratmi Madi, Ibu Mardanu, Ibu Sri Purwaningsih, Ibu Primitiva, Ibu Agnes Kadyartini, Ibu Panggung, Ibu Retno Willy, Eyang Wikuntoro, Ibu Titik Waluyanti, Ibu Rachel, Ibu Eni, Ibu Ari, Ibu Wiwit, Ibu Sumarah, Ibu Ratih, Ibu Regina Eli, Ibu Daruniah, Ibu Ninik Saut, Ibu Yuli, Ibu Rini, Ibu Evy, Ibu Ning Miduk, Ibu Rani Mastu, Ibu Yohanes Priyono, Ibu Emi, Ibu Melly, Ibu Stephani.

Santo Fransiskus Borgia

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 17 Agustus 2014 Diperbaharui: 14 April 2021 Hits: 12819

  • Perayaan
    10 Oktober
    30 September (General Roman Calendar 1688-1969)
  •  
  • Lahir
    28 Oktober 1510
  •  
  • Kota asal
    Gandia, Valencia, Spanyol
  •  
  • Wafat
  •  
  • 30 September 1572 di Ferrara, Italia - Sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    23 November 1624 oleh Paus Gregorius XV
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 20 Juni 1670 oleh Paus Klemens X

Fransiskus Borgia (Francesco Borgia de Candia d'Aragon) adalah Raja Muda Catalonia yang meninggalkan kehidupan duniawi untuk menjalani kehidupan religius dalam biara Serikat Jesus. Lahir di Spanyol pada tanggal 28 Oktober 1510, Fransiskus adalah putera sulung dari pasangan Juan de Borgia, Raja Muda Gandia, dan Juanna de Aragón. Seorang saudaranya, Tomas Borgia, kelak juga menjadi seorang imam lalu diangkat menjadi uskup Malaga dan Uskup Agung Zaragoza.

Sejak kecil ia sudah terlihat sebagai seorang anak yang saleh dan memiliki cita-cita untuk menjadi seorang biarawan. Namun keluarganya mengirimnya ke istana Raja Charles V, dari kekaisaran Romawi Suci (yang juga disebut Raja Charles I dari Spanyol), di mana ia disambut  dengan hangat sebagai keluarga kerajaan dan sering menemani Kaisar pada berbagai kesempatan. 

Pada bulan September 1526, Fransiskus menikah dengan seorang putri bangsawan Portugis bernama Leonor de Castro Mello y Meneses. Dari pernikahan ini ia memiliki delapan orang anak. Pada tahun 1539 ia dinobatkan sebagai Raja Muda Catalonia. Sebagai penguasa yang beragama Kristen, ia tampil bijaksana dan saleh. Ia menunjukkan teladan hidup yang baik kepada rakyatnya sesuai keutamaan Kristiani. Ia juga bersikap tegas terhadap para bangsawan yang korup. Oleh karena itu banyak orang tidak menyukai dia.

Ketika Ratu Isabela meninggal dunia, jenazahnya harus dibawa ke Granada. Raja Muda Fransiskus Borgia ditugaskan untuk mengawal jenazah itu. Sebelum dimasukkan ke pemakaman, peti jenazah harus dibuka untuk membuktikan bahwa memang jenazah ratu Isabella yang akan dimakamkan. Ketika peti jenazah dibuka, Fransiskus hampir pingsan oleh bau busuk yang sangat menusuk hidung. Ia menyaksikan kehancuran tubuh sang ratu yang dulu begitu cantik, bahkan dipujanya. Sejak saat itu Fransiskus berjanji untuk tidak lagi mengabdi pada penguasa duniawi, yang dapat mati dan hancur tubuhnya. Ia bertekad menyerahkan dirinya kepada Tuhan dan berjanji akan memperbaiki cara hidupnya. 

Tatkala isterinya meninggal dunia pada tahun 1546, Fransiskus memutuskan masuk Serikat Yesus. Segala harta miliknya ia wariskan kepada anaknya yang sulung. Fransiskus menjadi seorang biarawan, lalu ditahbiskan menjadi imam dalam usia 41 tahun. Ia dincintai para saudara Jesuitnya karena kerendahan hati dan cara hidupnya yang sangat sederhana. Mantan Raja Muda ini tidak segan melakukan pekerjaan kasar dan sering mengerjakan pekerjaan yang dianggap hina oleh banyak orang. Ia dikenal saleh dan kotbah-kotbahnya yang menyentuh hati membawa banyak orang pada pertobatan.

Fransiskus sangat berjasa pada saat pembentukan apa yang saat ini dikenal sebagai Universitas Gregoriana di Roma. Kesuksesannya itu membuat Paus Julius III menyatakan keinginannya untuk mengangkat Fransiskus menjadi seorang kardinal. Namun Fransiskus merasa tidak layak dan ingin menolak jabatan mulia tersebut. Ia lebih senang berkarya di tengah umat atau menjadi seorang misionaris. Namun ia juga tidak mungkin membantah keputusan Paus. Karena itu sebelum keputusan Paus diterbitkan, Fransiskus Borgia, dengan sepengetahuan atasannya Santo Ignatius de Loyola, meninggalkan kota Roma secara diam-diam dan kembali ke Basque, Spanyol.

Di sana ia merasa senang dapat menghabiskan waktunya dalam keheningan dan doa. Namun Saudara-saudara Jesuitnya membujuk Fransiskus untuk menerima peran kepemimpinan yang kata mereka : telah ditakdirkan baginya. Jadilah pada tahun 1554, menerima permintaan Santo Ignasius de Loyola untuk menjadi Komisaris Jenderal Serikat Jesus di Spanyol. Setelah itu, dua tahun kemudian, Fransiskus juga diberi tanggung jawab untuk mengelola karya Misionaris Serikat Jesus di Hindia Timur dan Hindia Barat. Pada tahun 1565, Fransiskus terpilih menjadi Superior Jendral Serikat Jesus yang ketiga, setelah kematian superior Jendral Serikat Jesus yang kedua, Diego Laynez SJ, pada bulan Januari 1565.

Cita-citanya sebagai pemimpin Serikat Yesus ialah memperluas wilayah apostolatnya ke seluruh penjuru dunia. Para Jesuit dikirim sebagai missionaris ke berbagai negeri, seperti ke Polandia, Mexico, Peru dan Brasilia. Jumlah kolese Jesuit diperbanyak untuk mendidik kader-kader yang dapat melanjutkan karya Gereja. Ketika berusia 61 tahun, ia mendapat tugas dari Paus Pius V untuk mempersatukan para raja Kristen guna menghadapi ancaman bangsa Turki atas wilayah-wilayah Kristen. Bersama dengan Paus Pius V dan Santo Karolus Borromeus, ia juga bekerja keras mereformasi Gereja Katolik.

Fransiskus Borgia tutup usia karena sakit pada tanggal 30 September 1572. Jenazahnya dimakamkan di Madrid, Spanyol. Pada 23 November 1624 ia dibeatifikasi oleh Paus Gregorius XV dan pada 20 Juni 1670 ia dikanonisasi oleh Paus Klemens X.

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja

Jumat, 30 September 2022

Lukas 10:13-16

13 "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. 14 Akan tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. 15 Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! 16 Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, di dalam hidup beragama orang dapat merasa amat dekat dengan Tuhan karena banyak mengalami anugrah. Setiap permohonannya terkabulkan.
  • Tampaknya, di dalam hidup beragama orang dapat merasa dekat dengan Tuhan karena banyak mengalami kejutan yang menggembirakan. Banyak anugrah datang di luar pengharapannya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun banyak mengalami anugrah baik yang dimohon maupun yang tak pernah terpikirkan, kalau fokusnya pada anugrah dan jauh dari kebiasaan batin sambung dengan Tuhan, orang dapat mengalami keterpurukan sejati dalam hidupnya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mengutamakan pengembangan batin untuk mendengarkan suara nurani berhadapan dengan apa pun.

Ah, asal banyak doa terkabul, itu jelas tanda orang sungguh beriman.

Wednesday, September 28, 2022

Pempers Bagi Romo Sepuh Rentan


Ada teori ekonomi yang menggambarkan adanya tingkat-tingkat kebutuhan manusia. Yang disebut kebutuhan dasar adalah sandhang (pakaian), pangan (makan), dan papan (rumah). Kalau tidak keliru pendidikan dan kesehatan menjadi kebutuhan tingkat atasnya. Para romo yang tinggal di rumah tua Domus Pacis sering mendapatkan pertanyaan "Siapa yang menyediakan masakan, masak sendiri atau ada yang menyediakan?". Selain itu ada juga pertanyaan lain yang juga kerap muncul "Bagaimana penjagaan kesehatan untuk para romo sepuh di sini?". Dari sini tampaknya, paling tidak dirasakan oleh Rm. Bambang ketika masih di Domus Pacis Puren, Pringwulung, ada anggapan bahwa para romo sudah terjamin hidupnya kalau tersedia makan 3 kali sehari dan kesehatan terjaga dan terpenuhi.

Sekalipun secara pribadi ketika masih di Puren belum membutuhkan, tetapi setiap kali Rm. Bambang harus memenuhi permintaan karyawan berkaitan kebutuhan tertentu. Karena pada waktu itu akhirnya setiap bulan harus menngupayakan dana khusus sebulan sekali sekitar Rp. 4.000.000, Rm. Bambang menyimpulkan itu menjadi kebutuhan dasar pula untuk para romo sepuh. Maklumlah pada umumnya para romo sepuh memiliki kondisi tertentu yang sudah kerap kurang mampu mengontrol diri untuk buang air kecil dan air besar. Dengan demikian Rm. Bambang memasukkan pempers masuk menjadi kebutuhan dasar. Ketika di Puren Rm. Bambang memperkirakan rata-rata sehari harus menyediakan 24 buah pempers. Kini, sesudah berada di Domus Pacis St. Petrus, Kentungan, Rm. Hartanta sebagai Direktur rumah harus menyediakan lebih banyak. Beliau memiliki daftar kebutuhan Domus, termasuk pempers, yang diberikan setiap kali ada kunjungan yang bertanya apa saja yang dibutuhkan. Maka, layaklah kalau kepada kenalan yang setiap 6 bulan sekali menyatakan akan datang berkunjung Rm. Bambang menyebut pempers ketika ditanya minta oleh-oleh apa. Beliau adalah Mbak Parti asal dari Seyegan, Yogyakarta.  Tetapi Mbak Parti bersuamikan orang Amerika Serikat dan tinggal di sana. Beliau berjanji kalau berkunjung di Domus akan membawa oleh-oleh pempers. Dan ini juga terpenuhi ketika pada Sabtu 24 September 2022 mengunjungi Rm. Bambang.

Santo Michael

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 03 Maret 2015 Diperbaharui: 08 Oktober 2019 Hits: 36169

  • Perayaan
    29 Desember
  •  
  • Lahir
    -
  •  
  • Kota asal
    -
  •  
  • Wafat
  •  
  • -
  •  
  • Kanonisasi

Santo Mikhael adalah salah satu malaikat utama yang melayani Allah. Ialah yang memimpin para malaikat yang baik dalam pertempuran di surga melawan Lucifer dan para pengikutnya; yang berakhir dengan kejatuhan Lucifer ke neraka. Dalam iman Kristen, Mikael dikenal sebagai pembela kaum beriman menghadapi serangan musuh. Cerita-cerita klasik tentang malaekat agung Mikael umumnya bersumber pada kitab Wahyu Yohanes yang menggambarkan pertentangan antara Yang Baik dan yang jahat.

Dalam kitab wahyu, St. Yohanes menulis :

"Mikael bersama malaekat-malaekatnya berperang melawan naga itu dan naga itu dibantu oleh malaekat-malaekatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaekat-malaekatnya." (Why 12:7-9).

Lalu Yohanes mendengar suara nyaring di surga:

"Sekaranglah saatnya Allah menyelamatkan umatNya! Sekarang Allah sudah menunjukkan kuasaNya sebagai Raja! Sekarang Raja Penyelamat Yang dijanjikanNya itu telah menunjukkan kekuasaanNya! Sebab, yang menuduh saudara-saudara kita di hadapan Allah siang dan malam, sudah dikeluarkan dari surga. Saudara-saudara kita sudah mengalahkan dia dengan darah Anak Domba itu, dan dengan Sabda Allah yang mereka kabarkan. Mereka rela mengorbankan nyawa mereka sampai mati. Sebab itu, hendaklah surga dan semua yang tinggal di dalamnya, bersuka ria! Tetapi celakalah bumi dan laut, karena iblis sudah turun kepadamu dengan amarah yang sangat besar. Sebab ia tahu bahwa waktunya tinggal sedikit." (Why 12: 10-12).

Mikhael bersama malaikat-malaikat baik telah mengalahkan Lusifer dengan sahabat-sahabatnya. Orang-orang Kristen yang rela mengorbankan nyawanya sudah menang berkat darah Kristus dan Sabda Ilahi. Namun setan tetap mau menjatuhkan manusia di hadapan Tuhan; setan tetap berusaha menjauhkan manusia dari Tuhan, sumber hidup abadi. Tetapi orang beriman yang bersekutu dengan Mikael akan menang. Mikael adalah pembela kaum beriman dari segala serangan musuh yang jahat.

Bangsa Israel memandang Mikael sebagai pembelanya dalam segala penganiayaan, godaan dan perpecahan. Kitab Daniel mengungkapkan sbb :

" . . . kemudian Mikael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia. . . " (Dan 10:13).

Sebagaimana Israel, demikian juga Gereja senantiasa memandang Mikael sebagai pelindung, pembela Gereja dalam penganiayaan, godaan dan perpecahan. Umat Kristen mendirikan banyak gereja di atas bukit dan gunung dengan nama Mikael. Banyak kerajaan (seperti di Jerman); kota dan umat mempercayakan diri kepada pimpinan malaekat Mikael yang setia kepada Tuhan. Penghormatan kepada Mikael semakin besar setelah penampakannya di atas Gunung Gargano, Italia pada abad ke-5. Di atas gunung Gargano kemudian didirikan sebuah gereja megah untuk menghormati Mikael.

Selain itu diceritakan bahwa sewaktu Roma terserang wabah, Paus Gregorius melihat malaekat Mikael tengah menghunus pedangnya di atas makam Kaisar Adrian, yang sekarang disebut Benteng Santo Angelo (Benteng Santo Mikhael).

Lamunan Pesta

Santo Mikael, Santo Gabriel, Santo Rafael, Para Malaikat Agung

Kamis, 29 September 2022

Yohanes 1:47-51

47 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" 48 Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." 49 Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" 50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." 51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, untuk sungguh menjadi normal orang harus rasional. Apapun yang diomongkan harus bisa dinalar dengan kekuatan otak.
  • Tampaknya, untuk sungguh benar orang harus mendasarkan hidup pada fakta. Hidup harus berdasarkan realita yang terjadi.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun hidup secara rasional dan mendasarkan diri pada fakta, hal itu tidak berarti bahwa orang hanya dibatasi dengan pengalaman-pengalaman empiris lahiriah karena kebesaran manusia terletak pada landasan jiwani yang membuatnya memiliki keluasan cakrawala relung hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang bisa menangkap dengan hatinya peristiwa tak kasat mata yang mendukung segar cerianya kehidupan kasat mata.

Ah, sekalipun dalam hidup keagamaan orang harus rasional dan tak boleh omong yang di luar nalar.

Tuesday, September 27, 2022

Devosan Kerahiman Ilahi Kalasan


Pada tanggal 19 September 2022 jam 09.54 Rm. Bambang mendapatkan WA dari Ibu Yulia Pulunggana umat Kalasan. Ternyata isi WA sebenarnya telah dikirim ke Rm. Hartanta tetapi belum mendapatkan tanggapan. Mungkin, dengan meneruskan ke Rm. Bambang, Bu Yulia bermaksud minta tolong untuk menyampaikan secara lisan ke Rm. Hartanta, Direktur Domus Pacis St. Petrus. Isi WA itu adalah "Sugeng siang rama Hartanta, berkah Dalem Gusti... Rama, kula ibu Yulia Pulunggono saking Jaringan Kerasulan Kerahiman Ilahi Simpul Paroki Maria Marganingsih Kalasan. Badhe nyuwun pirsa, menawi kula & para devosan (antawis 30 devosan? badhe sowan dhateng Domus Pacis Kentungan, saperlu tuwi kawilujengan & ramah tamah kaliyan para rama, punapa saged? Rencana mbenjang Senin, 26 September 2022, pukul 16:30. Respon saking rama kula tengga njjh.... Matur sembah nuwun" (Romo, selamat siang, Rm. Hartanta, Berkah Dalem. Romo, saya ibu Yulia Pulunggono dari Jaringan Kerasulan Kerahiman Ilahi Simpul Paroki Maria Marganisngsih Kalasan. Saya mau minta informasi, kalau saya dan para devosan sekitar 30 orang akan kunjungan ke Domus Pacis Kentungan untuk menengok dan ramah tamah dengan para romo, apakah bisa? Rencana kunjungan besok Senin 26 September 2022 jam 16.30. Kami menunggu tanggapan dari romo. Terima kasih), Ternyata, dari informasi bu Yulia, Rm. Hartanta bisa menerima. Ternyata kelompok devosan Kalasan ini akan juga ikut Misa bersama para romo. Bahkan mereka minta diperbolehkan makan bersama para romo. Ternyata, juga informasi bu Yulia, Rm. Hartanta menulis dalam WA-nya "Soal makan malm saya komunikasikan dgn rm bambang ya". Dari sini terjadi kesepakatan bahkawa untuk makan para tamu dan karyawan Domus, pihak tamu menyediakan nasi box. Sementara itu bu Yulia mengirim uang via rekening bank ke Rm. Bambang untuk menyediakan menu khusus bagi para romo.


Rencana kunjungan itu sungguh terlaksana pada Senin 26 September 2022. Para tamu yang bersama naik bus sudah datang di halaman Domus ketika jam belum menyentuh angka 15.30. Tetapi mereka masih menerima anggota-anggota lain yang beremotor dan memakai mobil pribadi. Mendengar hal itu Rm. Bambang pada jam 16.00 meminta para tamu masuk ruang besar Domus Pacis. Di situ sudah tertata kursi-kursi dan beberapa meja. Rombongan tamu membawa 2 buah termos besar berisi minuman jahe. Mereja juga membawa snak. P:ara romo mendapatkan snak khusus dalam dos yang diantar ke kamar masing-masing. Para karyawan juga mendapatkan dalam kemasan dos-dos. Begitu acara pertama adalah menikmati minuman dan snak. Rm. Harto dan Rm. Ria ikut gabung. Mgr. Blasius yang sudah keluar ternyata mendapatkan tamu pribadi lebih dahulu. Foto-foto bersama juga terjadi dengan amat meriah. 

Pada jam 16/30 para tamu minta waktu untuk mengadakan Doa Koronka bersama. Mereka sungguh khusuk dan menjadi peristiwa pertama yang ditampilkan oleh Kelompok Kerahiman Ilahi. Doa ini berlangsung sekitar 15 menit dan kemudian Rm. Bambang memandu pertemuan para tamu dengan para romo yang hadir. Sementara itu Rm. Hartanta juga sudah siap ikut duduk berdekatan dengan Mgr. Blasius. Sementara itu Rm. Yadi tampat ada di belakang. Rm. Bambang mempersilahkan Rm. Hartanta sebagai Direktur Domus menyampaikan kata-kata sambutan. Termyata sambutan Rm. Hartanta secara spontan menimbulkan terjadi pertanyaan-pertanyaan sehingga terjadi dialog yang amat menggembirakan dan menimbulkan banyak tawa. Tetapi dialog ini dihentikan oleh Rm. Bambang karena waktu sudah jam 17.30 dan para tamu bersama para romo Domus merayakan Misa dipimpin oleh Rm. Hartanta. Para romo yang ikut Misa, selain Rm. Bambang, adalah Rm. Suntara, Rm. Yadi, Mgr. Blasius, Rm. Harta, dan Rm. Ria. Sebagian tamu menjadi rombongan kor dengan iringan organ yang amat bagus. Kalau lektor dilakukan oleh Bu Rini, relawan Domus, dari pihak tamu ada yang bertugas menyampaikan doa umat. Kunjungan itu ditutup dengan makan malam dalam suasana penuh kekeluargaan.

Santo Lorenzo Ruiz

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 24 Agustus 2013 Diperbaharui: 01 Jun 2014 Hits: 7605

  • Perayaan
    28 September
  •  
  • Lahir
    Tahun 1600
  •  
  • Kota asal
    Binondo, Manila, Filipina
  •  
  • Wilayah karya
    Nagasaki - Japan
  •  
  • Wafat
  •  
  • Sekitar tanggal 29-30 September 1637 di Nagasaki, Jepang | Martir; mati lemas kehabisan darah setelah tiga hari dianiaya dan digantung terbalik
    Tubuhnya dikremasi lalu abunya dibuang ke laut
  •  
  • Beatifikasi
    18 February 1981 Manila oleh Paus Johannes Paulus II
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 18 Oktober 1987 di Vatican City oleh Paus Johannes Paulus II

St. Lorenzo Ruiz adalah salah seorang dari Enam belas martir  yang dibunuh karena iman pada tahun 1637 di Nagasaki, Jepang. Ia dilahirkan di Binondo, Manila. Ayahnya  seorang  Tionghoa dan ibunya orang Filipina asli  yang keduanya Katolik. Dari ayahnya ia belajar bahasa Cina sementara ibunya mengajarinya Bahasa Tagalog.

Ruiz kecil sering menjadi putra altar di biara gereja Binondo. Setelah dididik oleh para biarawan Dominikan selama beberapa tahun, Ruiz mendapatkan gelar Escribano (kaligrafi) karena tulisan tangannya yang indah. Dia menjadi anggota dari Cofradia del Rosario Santissimo (doa Rosario Maha Kudus). Ia menikah dengan seorang wanita bernama Rosario dan mereka memiliki dua putra dan seorang putri. Keluarga Ruiz menjalani hidup yang damai dan tenang.

Pada tahun 1636  ia bekerja sebagai petugas administrasi pada Gereja Binondo, namun  kemudian menggabungkan diri sebagai sukarelawan untuk berangkat menyebarkan Injil ke Jepang. Ruiz dan para sahabatnya berangkat Okinawa pada tanggal 10 Juni 1636. Mereka  terdiri dari sembilan imam Dominikan, dua bruder, dua perempuan awam selibat dan tiga awam lainnya. Semuanya berhubungan dengan Ordo Dominikan dan semuanya lebih memilih mati daripada mengingkari iman kepada Yesus.  Mereka semua adalah para misionaris yang berasal dari lima negara: Perancis, Italia, Jepang, Filipina dan Spanyol.

Saya adalah seorang Katolik dan sepenuh hati menerima kematian untuk Tuhan, Jika aku punya seribu nyawa, semuanya akan berikan kepada-Nya..."  ~ St.Lorenzo Ruiz

Betapa mereka secara mengagumkan mengingatkan kita bahwa Gereja menjangkau seluruh dunia! Para martir ini banyak menderita sebelum akhirnya wafat dimartir, namun mereka tak hendak menyangkal iman Katolik. St. Lorenzo mengatakan kepada para hakim yang mengadilinya bahwa andai ia memiliki seribu nyawa, ia akan menyerahkan semuanya untuk Kristus.

Lorenzo Ruiz dinyatakan sebagai yang terberkati (Beato) pada tahun 1981 oleh Paus Johanes Paulus II. Ada yang menarik pada upacara beatifikasi Santo dari Filipina ini.  Upacara Beatifikasinya diadakan di Manila Filipina dan ini adalah yang pertama kalinya dalam sejarah sebuah upacara Beatifikasi diadakan di luar Vatican.

Pada tanggal 18 Oktober 1987  Lorenzo Ruiz  dan kawan-kawannya;  pahlawan-pahlawan iman yang gagah berani ini dimaklumkan kudus. Juga oleh Paus Yohanes Paulus II

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Lamunan Pekan Biasa XXVI

Rabu, 28 September 2022

Lukas 9:57-62

57 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." 58 Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia ltidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." 59 Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." 61 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." 61 Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." 62 Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, dalam beragama orang dapat mengajukan doa-doa permohonan. Apalagi kalau memiliki kebutuhan seperti perumahan, pendikan, dan kesehatan.
  • Tampaknya, mereka yang hidup di kancah duniawi seperti pengusaha dan politikus juga bisa tekun menjalani ritus-ritus keagamaan. Mereka dapat menjalani peziarahan dan atau praktek ritual kepercayaan agar sukses apapun yang diupayakan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun anugrah Tuhan bisa berupa hal-hal fisik duniawi, hidup keagamaan bukan untuk mencari keuntungan duniawi namun terutama untuk membangun hidup jiwani. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menjalani hidup keagamaan terutama untuk mengembangkan kepekaan batin terbuka terhadap bimbingan Roh.

Ah, asal tekun beragama rejeki akan mengalir.

Monday, September 26, 2022

Misa dalam Makam Gedung

"Para romo," kata Rm. Hartanta memberi pengumuman kepada para romo sepuh Domus Pacis ketika makan siang. "mangke kula rapat wonten Ganjuran. Rm. Bambang sonten punika badhe wonten Klaten. Pramila mangke kula lan Rm. Bambang mboten ndherek Misa komunintas" (nanti saya akan pergi rapat ke Ganjuran. Rm. Bambang sore ini akan ke Klaten. Maka nanti saya dan Rm. Bambang tidak ikut Misa komunitas). Sore itu Rm Bambang memang diminta melayani Misa di Klaten pada jam 16.00. Bahwa Rm. Hartanta memnyampaikan pengumuman, itu berkaitan dengan penerimaan Komuni dalam Misa komunitas Domus Pacis St. Petrus. Yang biasa menerimakan adalah Rm. Hartanta. Kalau Rm. Hartanta pergi, Rm. Bambang menjadi pengganti menderimakan Komuni dengan berkursi roda didorong oleh salah satu karyawan. Maka kemudian terdengar kata Rm. Hartanta berkata kepada "Romo Yadi, mangke nyuwun tulung nampekaken Komuni" (Rm. Yadi, nanti minta tolong menerimakan Komuni), dan lalu kepada Mas Ardi, karyawan Domus, "Di, engko mbantu Romo Yadi nyurung kursi roda, ya" (Ardi nanti kamu membantu mendorong kursi roda Rm. Yadi, ya).


Latarbelang itulah yang membuat Rm. Bambang sudah mandi pada jam 13.20. Setelah berdandan dia menyiapkan jubah dengan memasukkannya ke dalam tas. Pada jam 13.54 Bu Rini mengirim pesan WA di HP Rm. Bambang "otw". Bu Rini memang menyanggupi untuk mengantarnya ke Klaten. Ketika sampai Klaten sebelum gedung Gereja Santa Maria Assumpta, Rm. Bambang meminta membelokkan mobilnya ke kiri. Sesampai di perkampungan, Rm. Bambang berkata kepada Bu Rini "Kana takon kuburan Semangkak ki ngendi" (Silahkan tanya kuburan Semangkak itu di mana). Bu Rini agak terkejut. Maklumlah, dia takut dengan yang namanya kuburan. Tetapi ketika sampai kuburan dia tampak tenang karena sudah banyak orang dan banyak mobil serta motor parkir di halaman bangunan seperti kapel yang cukup besar. Gedung itu disebut Mausoleum. Sore itu Rm. Bambang memimpin Misa untuk peringatan 100 hari wafat Bapak Yosafat Cosmas Dadud Sudadyo. Bagi Rm. Bambang beliau adalah salah satu penggerak pastoral kaum tua dan lansia yang aktif membawa peserta dalam Novena Domus di Puren beberapa tahun sebelum pandemi Covid-19. Umat yang ikut sekitar 175 orang termasuk kor. Ketika sudah sampai Domus Rm. Bambang baru omong pada Bu Rini "Mau le Misa neng njeron kuburan lhoo" (Tadi kita Misa dalam kuburan). Kuburan Semangkak adalah milik Paroki Klaten. Ada aturan bahwa jenasah yang dimakamkan di situ sesudah 20 tahun tulang-tulangnya dipindahkan ke selarakan yang banyak tersedia di dinding kiri dan kanan gedung Mausoleum. Maka, kalau ada beberapa tulisan nama-nama, itu berarti ada tulang-tulang almarhum yang ada dalam dinding. Rm. Bambang membayangkan bagaimana Bu Rini akan ketakutan kalau tahu sebelumnya.

Santo Vinsensius de Paul

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 24 Agustus 2013 Diperbaharui: 29 Oktober 2019 Hits: 22022

  • Perayaan
    27 September
  •  
  • Lahir
    24 April 1581
  •  
  • Kota asal
    Guyenne, Gascony - Perancis
  •  
  • Wafat
  •  
  • 27 September 1660 di Paris Perancis | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    13 Augustus 1729 oleh Paus Benediktus XIII
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 16 Juni 1737 oleh Paus Klemens XII

St. Vinsensius lahir pada tahun 1581 di Pouy provinsi Guyenne and Gascony Perancis, dari keluarga petani yang miskin. Ia memiliki empat orang saudara dan  dua orang saudari.  Pada usia muda ia sudah menunjukkan bakat dalam membaca dan menulis. Karena itu saat ia berusia 15 tahun, ayahnya mengirimkannya untuk bersekolah, untuk membiayai pendidikannya ayahnya menjual sapi milik keluarganya. 

Dia belajar humaniora di Dax, Prancis dengan Cordeliers dan ia lulus dalam teologi di Toulouse. Dia ditahbiskan pada tahun 1600 pada usia sembilan belas tahun. Vinsensius tinggal di Toulouse sampai ia pindah di Marseille. Pada 1605, dalam perjalanan kembali dari Marseille, kapalnya dibajak dan ia ditangkap oleh bajak laut, yang kemuduan membawanya ke Tunisia. Di sana Pastor Vinsensius kemudian dijual sebagai budak. Ia hidup sebagai budak selama dua tahun. Pada akhirnya dia menjadi milik seorang Kristen murtad yang kemudian dengan dibantu oleh istri majikannya Pastor Vinsensius beserta semua budak-budak di rumah itu dapat melarikan diri.

Vinsensius de Paul lolos tahun 1607. Setelah kembali ke Perancis, Paulus pergi ke Roma. Di sana ia melanjutkan studinya sampai 1609, ketika ia dikirim kembali ke Prancis.

Kembali ke Perancis pada awalnya, Vinsesius diberi jabatan penting sebagai guru anak-anak orang kaya, dan ia hidup dengan cukup nyaman. Hingga suatu hari, ia dipanggil untuk memberikan sakramen terakhir kepada seorang petani miskin yang sedang menghadapi ajal. Di hadapan banyak orang, petani tersebut menyatakan betapa buruknya pengakuan-pengakuan dosa yang ia buat di masa silam. Sekonyong-konyong Pastor Vinsensius sadar akan mendesaknya kebutuhan kaum miskin papa Perancis akan pertolongan rohani. Ketika ia mulai berkhotbah kepada mereka, orang berduyun-duyun datang untuk mengaku dosa. Pada akhirnya Pastor Vinsensius memutuskan untuk membentuk suatu kongregasi imam yang secara khusus bekerja di antara pada fakir miskin (dikenal dengan nama Kongregasi Misi atau Vincentian, atau Lazarites / Lazarists / Lazarians).

Karya amal St. Vinsensius de Paul demikian banyak sehingga rasanya tidaklah mungkin bagi seseorang untuk melakukan segala hal yang telah ia lakukan. Ia memberikan perhatian kepada para narapidana yang bekerja pada kapal-kapal pelayaran.

Ia bersama dengan St. Louise de Marillac mendirikan Kongregasi Suster-suster Puteri Kasih, PK. Ia mendirikan rumah-rumah sakit serta wisma-wisma bagi anak-anak yatim piatu serta orang-orang lanjut usia. Ia mengumpulkan sejumlah besar uang untuk disumbangkan ke daerah-daerah miskin dan mengirimkan para misionaris ke berbagai negara.

Meskipun ia demikian murah hati, namun demikian, dengan rendah hati ia mengakui bahwa sifat dasarnya tidaklah demikian. “Jika bukan karena kasih karunia Tuhan, aku ini seorang yang keras, kasar serta mudah marah,” katanya. Vinsensius de Paul wafat di Paris pada tanggal 27 September 1660. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1737 oleh Paus Klemens XII.

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Vinsensius de Paul, Imam

Selasa, 27 September 2022

Lukas 9:51-56

51 Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, 52 dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. 53 Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. 54 Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?" 55 Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka. 56 Lalu mereka pergi ke desa yang lain.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, dalam hidup bermasyarakat orang dapat berhadapan dengan aneka macam golongan yang bisa menyangkut perbedaan ideologi. Apalagi kalau berada dalam konteks persaingan politik orang dapat saling berusaha mengalahkan bahkan menjatuhkan lawan.
  • Tampaknya, dalam satu agama juga dapat terjadi muncul perbedaan keyakinan teologis. Orang bisa saling berusaha menyalahkan bahkan menghilangkan lawan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun perbedaan aliran ideologi dalam satu masyarakat dan perbedaan teologis dalam satu agama dapat menjadikan orang saling berseberangan, orang akan menjauhkan diri dari sikap dan tindakan kekerasan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan selalu mewartakan keyakinannya tetapi menjauhi persaingan apalagi yang mengakibatkan kekerasan.

Ah, kalau mendapatkan perlakukan buruk dari lawan, ya balas saja.

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...