Wednesday, August 28, 2024

Merdeka Bukan Bebas Semaunya

MERDEKA!! Itulah seruan yang sering muncul dalam perjumpaan-perjumpaan sesudah tanggal 17 Agustus. Ternyata tema "Merdeka" juga menyeruak menjadi inspirasi pembinaan iman. Pada Sabtu 24 Agustus 2024 ada kelompok lansia datang di Domus Pacis Santo Petrus untuk persekutuan doa. Mereka adalah para pensiunan karyawan Bank Indonesia (BI). Dalam even ini Rm. Bambang diminta menjadi pembicara. Tema kemerdekaan mendapatkan perumusan "Kemerdekaan Kaum Lansia". Dari 40an peserta tak ada satupun yang berusia di bawah 60 tahun. Mayoritas memiliki umur 70an. Bahkan ada yang sudah 80an tahun. Dalam permenungan Injil Hari Raya Kemerdekaan, yaitu Mat 22:15-21, menjadi pegangan. Rm. Bambang memfokuskan sikap dasar Tuhan Yesus yang diakui oleh para musuhnya, yaitu kaum Farisi yang bekerjasama dengan golongan pendukung politik kekuasaan yang bernama kaum Herodian. Di dalam ayat 16 mereka mengakui keutamaan Yesus yang jujur, berada dalam jalan Allah, dan tidak cari mula atau popularitas atau sanjungan. Pengakuan ini dilontarkan untuk menjebak Tuhan Yesus. Ternyata sikap itu membuahkan pandangan Yesus dalam penghayatan keagamaan dan kemasyarakatan "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah" (ay 21). Ternyata HATI MERDEKA MEMBUAHKAN SIKAP SEDIA MENJALANI KEWAJIBAN. Berkaitan dengan kaum lansia, kalau tak hati-hati merasa diri sebagai kaum senior yang bisa menangan dan menuntut ketaatan dari yang lebih muda. Sebagai pensiunan kalau tak hati-hati muncul sikap bisa bebas mengikuti kehendak diri. Di sini Rm. Bambang mengutip kata-kata Tuhan Yesus "Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." (Yoh 21:18). Hati merdeka membuat orang berpandangan luas dan mampu lepas bebas menjalani apapun yang harus dilakukan dalam realita hidup. MAKIN TUA ORANG HARUS MAMPU MAKIN ENAK TIDAK SEMAUNYA SENDIRI TETAPI IKLHAS MENJALANI KEWAJIBAN-KEWAJIBAN. Kalau sakit ya menjalani wajibnya orang sakit. Kalau kondisi ragawi merosot ya wajib mengikuti tuntunan yang masih segar. Kalau makin tak memahami perkembangan zaman, ya ikut saja kebijakan yang muda. Dan masih banyak lain yang bisa dilitanikan. Sikap seperti ini akan membuat kaum lansia selalu CERIA TAK MERANA.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...