Wednesday, October 18, 2023

Tak Semuanya Lambat : Pengalaman Tempo Dulu

Sebuah rumah tua yang berpenghuni rama-rama golongan lansia memang memiliki aura daya tarik untuk kaum berkepedulian sosial. Kepedulian sosial terhadap rumah tua biasa berbentuk kunjungan sosial dengan berbagai oleh-oleh bingkisan dan tak jarang juga sumbangan finansial. Dalam kunjungan juga kerap ada pertemuan sambung rasa antara para penghuni dan pengunjung.


Di dalam suatu pertemuan kunjungan ada pertanyaan dari salah satu pengunjung “Hal apa yang dirasakan paling mencolok dialami seorang rama lansia?” Salah satu rama dengan irama tersendat-sendat menjawab dengan sharing pengalaman: “Bagaimanapun juga sesehat apapun orang yang sudah masuk golongan lansia akan mengalami kelemahan. Kelemahan jiwa dan kelemahan raga. Daya ingat menurun sehingga bisa mudah lupa. Rasanya bisa sunyi sepi karena sulit berjumpa sanak saudara. Teman-teman sebaya tak sedikit yang sudah menghadap Tuhan. Daya raga juga melemah. Jalan mudah capek. Penyakit-penyakit mudah berjangkit dalam tubuh. Segalanya jadi lambat. Sudah tidak tangkas dan lincah. .....”

Tiba-tiba salah satu rama lansia menyahut “Tidak benar kalau segalanya jadi lambat, tidak tangkas, dan tidak lincah”. “Ah, kuwi jenengé ngèyèl ora ngilo githoké dhéwé” (Itu artinya asal omong dan tidak berkaca pada hidup sendiri) sergah rama pemberi sharing yang langsung disodori argumen oleh pendebat “Ya kowé kuwi sing ra ngilo githokmu. Kowé karo aku padha duwé daya raga sing amat lincah” (Justru kamu yang tak berkaca pada diri sendiri. Kamu dan aku sama-sama punya daya raga yang amat lincah). “Daya apa?” “Kita sama-sama kalah cepat  dengan air kencing kita yang nekad keluar duluan ketika mau kita buang ke toilet.”

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...