Thursday, November 11, 2021

Rm. Pri Dikunjungi

"Mas, Rama Pri diajak mrene" (Mas, Rm. Supriyanto diajak kesini) kata Rm. Bambang kepada salah seorang karyawan Domus Pacis St. Petrus pada Kamis pagi 11 November 2021. Ketika itu Rm. Bambang sedang menerima rombongan kecil dari Maguwa, Wilayah Paroki Kalasan. Beberapa saat kemudian Rm. Pri muncul di sebelah barat dalam ruang makan dituntun oleh karyawan. "Galo, kae Rama Pri" (Lihat, itulah Rm. Pri) kata Rm. Bambang menunjuk ke Rm. Pri. Bu Tutik, salah satu anggota rombongan langsung berdiri dan berlari menyongsongnya. Kemudian terdengar suara Bu Tutik tampaknya berbicara meriah dengan Rm. Pri yang masih berdiri. Lalu Rm. Pri dituntun ikut bergabung duduk bersama Rm. Bambang dan para tamu. 


Ketika akan duduk di kursi yang disediakan Rm. Bambang berkata "Dipernahke le lenggah. Engko ndhak sukune dilebokke kursi" (Tolong dibantu agar bukan kursi diangkat ke kursi) yang ditanggapi Bu Tutik "Rama ki ngawur" (Jangan ngawur, rama). Rm. Bambang kemudian memberi penjelasan bahwa beliau memang bisa mengalami seperti kebingungan untuk duduk. Di dalam kapel bisa terjadi beliau akan duduk menghadap ke belakang dengan kaki masuk bagian belakang kursi. Bu Tutik kemudian berceritera kepada Rm. Pri bahwa sekarang kebun Kamongan, dusun di Srumbung Timur wilayah Paroki Salam, diurus keluarganya. Tentu saja yang dimaksud adalah Bapak Sikun Pribadi adik Rm. Pri yang menjadi suami Bu Tutik. Ceritera Bu Tutik memang amat meriah berkaitan dengan tanaman buah-buahan termasuk pisang yang juga menjadi oleh-oleh pada waktu itu. Mendengar itu Rm. Pri hanya senyum-senyum terus. Rm. Bambang kemudian mengatakan kondisi Rm. Pri yang mengalami dimensia atau kepikunan tingkat amat mendalam. Beliau sudah amat lupa terhadap banyak hal. Sehari-hari hanya banyak berjalan dan terus dikuti oleh salah satu karyawan agar tak hilang. "Isa klakon ngerti-ngerti duka. Isa klakon uga ngerti-ngerti pas dhahar jumeneng terus paring ular-ular" (Bisa terjadi tiba-tiba marah. Bisa juga tahu-tahu pada waktu makan berdiri dan memberikan kata-kata nasihat). Secara praktis beliau juga sudah melupakan rama-rama yang setiap hari misa dan makan bersama. Untunglah ada Domus Pacis yang memberi perhatian kepada rama-rama yang sudah tidak bisa melayani diri sendiri karena menderita kerentanan.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...