Thursday, November 4, 2021

Lauk Istimewa


Pada Selasa 1 November 2021 Rm. Yadi memimpin Misa Peringatan Semua Orang Kudus dalam Komunitas Domus Pacis St. Petrus. Karena misa mulai jam 18.45, maka ketika selesai hari sudah gelap. Tetapi, ketika Rm. Yadi sudah menutup dengan kata-kata liturgis yang ada dan para peserta menjawab "Syukur pada Allah", tiba-tiba Rm. Hartanta berdiri dan lalu dengan cepat mematikan lampu-lampu kapel. Maklumlah tampaknya mulai ada laron-laron masuk kapel. Untunglah baru ada beberapa laron terbang masuk kapel. Tentu saja sehabis misa para rama menuju ruang makan dan menyantap makan malam. Ketika makan malam usai, Rm. Bambang langsung menuju kamarnya dan membuka pintu. Tiba-tiba dia amat dikejutkan oleh keadaan yang ada di kamarnya. Lantai kamar yang berwarna krem cerah menjadi hitam. Ternyata amat banyak sekali laron berkerayapan. "Ana laron akeh banget" (Ada banyak sekali laron" teriak Rm. Bambang. Mas Siswanto langsung ikut menjenguk dan juga segera mengambil sapu dan serok. Lampu kamar segera dimatikan. Selama sekitar 30 menit kamar Rm. Bambang sudah menjadi bersih kembali.

Ternyata peristiwa kamar jadi penuh dengan laron termasuk di kain sprei yang menutup kasur tidur terulang kembali. Bu Rini yang berseru agak ketakutan ternyata terdorong untuk segera membersihkan kamar Rm. Bambang. Rm. Bambang memang terbiasa tidak mematikan lampu di kamarnya ketika ditinggal ke kapel. Memang peristiwa dua hari itu membuat dia mematikan lampu ketika meninggalkan kamar untuk ikut misa rumah pada Rabu 3 November 2021. Tetapi pada hari ini ternyata tidak ada laron datang. Rasa-rasanya ada senyum agak kecewa karena tak ada laron padahal lampu sudah dimatikan. Tetapi pada hari itu ketika Rm. Bambang menemukan hal yang menyenangkannya. Sesudah makan siang dia secara tidak sengaja menghampiri meja makan para karyawan. Ada menu khusus pada sebuah mangkok. "Niku digoreng ngangge tigan, Sing mboten ngangge tigan teng mangkok niki" (Itu digoreng pakai telur. Yang tidak pakai telor ada di mangkuk ini) kata Mas Fallah sambil menunjuk mangkuk lain. Rm. Bambang langsung mengambil yang pakai telur dadar. "Simpenke siji ya. Tak nggo lawuh engko bengi" (Simpankan satu ya. Akan saya makan jadi lauk nanti makan malam) kata Rm. Bambang. Maka, pada hari itu Rm. Bambang makan dua kali TELOR DADAR LARON. Ternyata dari semua karyawan hanya Mbak Tri yang tidak doyan. Ketika melihat Rm. Bambang menikmati di siang hari itu, Rm. Hartanta bilang "Wah, kula mboten doyan" (Wah, saya tidak doyan). Dan Rm. Bambang bilang "Dasare kula cah kampungan" (Pada dasarnya saya adalah anak kampungan).

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...