Monday, November 22, 2021

Konsumen Milenial Lebih Rentan Kena Tipu Dibanding Lansia

 diambil dari https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20180305181426-33-6306

LIFESTYLE - Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
05 March 2018 18:21


Jakarta, CNBC Indonesia- Selama ini banyak yang berpikir bahwa generasi lanjut usia rentan menjadi korban penipuan. Kenyataannya justru berbanding terbalik, karena sebagian besar yang sering jadi korban penipuan justru generasi milenial sepanjang 2017.

Di antara konsumen berusia 20 sampai 29 tahun, 40%  diantaranya ternyata pernah mengalami penipuan. Menurut laporan tahunan Federal Trade Commission (FTC) generasi milenial lebih sering kehilangan uangnya dibandingkan dengan mereka berusia 70 tahun atau lebih dengan persentase hanya 18%.

Laporan tersebut dikaji dari jumlah keluhan konsumen yang diajukan ke FTC pada tahun 2017. Kendati menurun dari 2,98 juta konsumen pada tahun sebelumnya menjadi 2,68 juta konsumen yang mengeluh, tapi tetap saja  kecurangan pada 2017 masih banyak terjadi terhadap milenial.
 
Menurut sebuah studi tahun 2016 dari Better Business Bureau, orang-orang berusia antara 25 dan 34 tahun adalah yang paling sering mengalami penipuan. Dan lebih dari separuh orang yang menderita kerugian finansial terkait penipuan memiliki gelar sarjana.

Para milenial berasumsi bahwa orang lain berisiko tinggi melakukan penipuan, jadi mereka mengambil lebih banyak risiko secara online. Penelitian lain pun menunjukkan bahwa kaum muda lebih cenderung untuk berbagi informasi pribadi mereka secara online seperti alamat email atau nama ibu mereka daripada generasi yang lebih tua.

Monica Vaca selaku Associate Director dari Divisi Consumer Response and Operations FT mengatakan bahwa penipuan banyak terjadi di milenial lantaran mereka  kurang terbiasa dengan tindak kejahatan. "Konsumen yang lebih tua melakukan pekerjaan yang benar-benar baik dalam mengenali kecurangan saat mereka menemukannya. Mereka mengambil langkah berikutnya untuk memperingatkan orang lain tentang hal itu," kata Monica.

Sementara, orang muda mungkin lebih sering tertipu, tapi untuk urusan jumlah orang yang lebih tua akan mengalami kerugian lebih besar saat mereka tertipu. Untuk usia antara 70-79 tahun mereka sering kehilangan US$ 621  atau sekitar Rp 8,4 juta dibandingkan dengan milenial yang US$ 400 atau Rp 5,4 pada usia 20 sampai 29 tahun.

Tidak tanggung-tanggung, dampak finansial kecurangan pada manula bisa jauh melampaui apa yang dilaporkan ke FTC. Beberapa periset Consumer Reports mengatakan bahwa sebanyak US$ 3 miliar atau Rp 40 triliun dicuri setiap tahun dari para manula.

Secara keseluruhan, total konsumen yang  mengalami penipuan di tahun 2017  lebih sedikit namun untuk nominal mereka lebih banyak. Konsumen kehilangan US$ 905 juta atau  Rp 12 triliun dari penipuan tahun lalu, meningkat 7% dari 2016.

Penipuan kartu kredit adalah salah satu tindak kejahatan pencurian identitas yang paling umum, yang mencakup lebih dari 133.000 laporan. Lalu, diikuti oleh kecurangan terkait pekerjaan atau pajak

(gus/gus)

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...