Dari https://id.wikipedia.org/wiki saya menemukan tulisan tentang mata manusia. “Mata manusia dapat membedakan sekitar 10 juta warna.” Dari bagian luar saja kita bisa menemukan beberapa kekuatan mata:
· Bulu mata berfungsi menghalangi benda asing yang masuk
kedalam mata dan menyaring cahaya yang akan
diterima.
· Alis mata berfungsi menahan keringat agar tidak masuk ke bola mata.
· Kelopak mata berfungsi
untuk menutupi dan melindungi mata.
Orang
yang memiliki bentuk mata indah dapat membuat jenis lain terpikat bahkan
tergila-gila. Bahkan tidak sedikit perempuan yang mengadakan perawatan mata
secara khusus agar membuat dirinya memiliki daya tarik istimewa.
Itu adalah sekilas tentang mata manusia. Tetapi bagaimana kalau
dibandingkan dengan mata hewan? Barangkali ada yang bilang bahwa sehebat dan
sekuat apapun daya mata hewan, orang dapat merekayasa matanya memiliki daya
melebihi dari kekuatan alaminya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dapat
mengantar manusia pada penggarapan dan pengubahan mata sesuai dengan selera
pemilik. Tetapi saya menebak bahwa setiap orang dapat yakin bahwa baik mata
manusia maupun hewan tidak akan tahan kalau dibenturkan dengan alat-alat masak.
Omongan tentang hubungan mata dengan alat dapur saya kaitkan dengan pengalaman di kamar makan para rama tua. Dua rama menyantap makan lewat sonde dan dilayani di kamarnya. Makan lewat sonde akan dilembutkan dahulu dengan blender. Tetapi ada juga rama yang makan di kamar makan bersama rama lain tetapi juga yang lembut diblender lebih dulu. Beliau memang sudah tidak kuat mengunyah dan itupun harus dibantu disuapi oleh karyawan. Pada suatu pagi ketika menerima sesendok suap beliau tiba-tiba bersuara “Eh ... eh ... eh”. Ada sesuatu yang mengganggu mulut. “Ana sing atos pa?” (Apakah ada yang keras?) saya berbisik dan rama itu mengangguk. Karyawanpun mengambil tisu lalu minta rama agar yang ada di mulut dilepeh. “Apa kuwi?” (Apa itu) saya bertanya dan karyawan menunjukkan sambil bilang “Niki” (Ini). “Isih wutuh?” (Masih utuh?) dan mendapat penjelasan “Inggih. Kamangka pun kula blender” (Betul. Padahal sudah saya blender). Maka saya memberi pengumuman kepada para rama yang ikut makan bersama “Para rama, ternyata ada mata yang tahan pukul dan sudah digiling dengan blenderpun masih utuh”. Salah satu rama bertanya “Mata apa kuwi”(Mata apakah itu?) dan jawab saya “Mata bandeng”. Dan dahi-dahi para rama berkerut-kerut.
No comments:
Post a Comment