Wednesday, June 23, 2021

Daya Mata (Pengalaman Lampau di Puren)

 

Dari https://id.wikipedia.org/wiki saya menemukan tulisan tentang mata manusia. “Mata manusia dapat membedakan sekitar 10 juta warna.” Dari bagian luar saja kita bisa menemukan beberapa kekuatan mata:

·       Bulu mata berfungsi menghalangi benda asing yang masuk kedalam mata dan menyaring cahaya yang akan diterima.

·       Alis mata berfungsi menahan keringat agar tidak masuk ke bola mata.

·       Kelopak mata berfungsi untuk menutupi dan melindungi mata.

Orang yang memiliki bentuk mata indah dapat membuat jenis lain terpikat bahkan tergila-gila. Bahkan tidak sedikit perempuan yang mengadakan perawatan mata secara khusus agar membuat dirinya memiliki daya tarik istimewa.

 

Itu adalah sekilas tentang mata manusia. Tetapi bagaimana kalau dibandingkan dengan mata hewan? Barangkali ada yang bilang bahwa sehebat dan sekuat apapun daya mata hewan, orang dapat merekayasa matanya memiliki daya melebihi dari kekuatan alaminya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dapat mengantar manusia pada penggarapan dan pengubahan mata sesuai dengan selera pemilik. Tetapi saya menebak bahwa setiap orang dapat yakin bahwa baik mata manusia maupun hewan tidak akan tahan kalau dibenturkan dengan alat-alat masak.

 

Omongan tentang hubungan mata dengan alat dapur saya kaitkan dengan pengalaman di kamar makan para rama tua. Dua rama menyantap makan lewat sonde dan dilayani di kamarnya. Makan lewat sonde akan dilembutkan dahulu dengan blender. Tetapi ada juga rama yang makan di kamar makan bersama rama lain tetapi juga yang lembut diblender lebih dulu. Beliau memang sudah tidak kuat mengunyah dan itupun harus dibantu disuapi oleh karyawan. Pada suatu pagi ketika menerima sesendok suap beliau tiba-tiba bersuara “Eh ... eh ... eh”. Ada sesuatu yang mengganggu mulut. “Ana sing atos pa?” (Apakah ada yang keras?) saya berbisik dan rama itu mengangguk. Karyawanpun mengambil tisu lalu minta rama agar yang ada di mulut dilepeh. “Apa kuwi?” (Apa itu) saya bertanya dan karyawan menunjukkan sambil bilangNiki (Ini). “Isih wutuh?” (Masih utuh?) dan mendapat penjelasan “Inggih. Kamangka pun kula blender” (Betul. Padahal sudah saya blender). Maka saya memberi pengumuman kepada para rama yang ikut makan bersama “Para rama, ternyata ada mata yang tahan pukul dan sudah digiling dengan blenderpun masih utuh”. Salah satu rama bertanya “Mata apa kuwi”(Mata apakah itu?) dan jawab saya “Mata bandeng”. Dan dahi-dahi para rama berkerut-kerut.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...