Friday, June 4, 2021
Asal Tak Kuasai untuk Diri Sendiri
Saya adalah salah satu anggota rama praja tua yang tinggal di rumah tua Domus Pacis. Saya masuk rumah tua pada 1 Juli 2010 di Puren, Paroki Pringwulung. Sepuluh tahun kurang sebulan kemudian, pada 1 Juni 2021, semua boyongan pindah di Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan. Proses pindahan membutuhkan kerja keras dan sebetulnya juga membuat capek para karyawan dan Rm. Hartanta, direktur Domus Pacis. Meskipun kecapekan dan harus kerja maraton, semua tampak ceria. Barangkali semua ini juga karena pengaruh Rama Hartanta yang sungguh tampak bersemangat penuh kegembiraan. Terhadap keriangan Rm. Hartanta saya jadi teringat pada 4 bulan pertama beliau hidup bersama para rama tua. Pada pertengahan Oktober saya menyerahkan urusan Domus kepadanya. Semua uang termasuk tabungan yang saya pegang masuk dalam penyerahan itu. Beliau amat serius meneliti masuk dan keluarganya uang dari buku catatan saya. Kemudian Rm. Hartanta bertanya hal-hal apa saja yang membutuhkan pembeayaan. Ternyata beliau terus menghitung dengan nilai uang dari semua yang dibutuhkan oleh para rama dan karyawan. Semua perolehan barang seperti sembako, pempers, alat-alat mandi, dan barang-barang lain dihitung dengan uang. Rm. Hartanta menemukan sebetulnya beaya yang dibutuhkan untuk mengelola Domus amat melebihi dari jatah yang diterima dari Keuskupan. Dalam hal ini saya jadi teringat bahwa sejak tahun 2011 saya sudah membantu Rm. Agoeng, yang saat itu menjadi anggota pengurus Domus yang tinggal bersama penghuni dan amat memberi perhatian. Saya mengalami ada banyak relawan yang membantu Domus. Banyak pengunjung dan orang peduli memberikan sumbangan. Mengetahui hal ini Rm. Hartanta tampak gelisah dan kuatir dalam hal keuangan. "Kula mboten saget kados panjenengan. Saget pados tombok kathah" (Saya tidak seperti anda. Bisa mencari banyak tambahan uang) kata Rm. Hartanta suatu ketika pada Rm. Bambang. Tetapi Rm. Bambang menjawab "Asal mboten ndhelikke ngge awake dhewe, ngurus Greja niku mesthi kathah sing ngewangi. Napa malih kangge ngurus rama-rama sing pun klebu berkebutuhan khusus" (Asal tidak menyembunyikan untuk diri sendiri, mengurus Gereja itu banyak yang berpartisipasi. Apalagi untuk mengurus rama-rama yang berkebutuhan khusus). Dan dalam perkembangan Rm. Hartanta selalu tampak tenang penuh kegembiraan karena tampaknya banyak pihak ikut membantu. Bagaimanapun juga Rm. Hartanta jauh lebih luas hubungannya dibandingkan dengan saya. Rm. Hartanta juga jauh lebih fres daripada saya. Orang-orang yang dekat dengan saya juga menjadi dekat dengan beliau. Maka ketika Rm. Hartanta membutuhkan 3 buah almari es untuk kebutuhan Domus Pacis Santo Petrus, pada Kamis 3 Juni 2021 beliau cukup mengeluakan uang sebesar 57,03% dari harga total.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Peringatan Arwah Tiga Rama
Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...
-
Ini peristiwa Domus Pacis Santo Petrus Senin 4 Desember 2023. Ketika jam belum menunjuk angka 06.00, ada suara langkah-langkah kaki berlaria...
-
Pada Kamis sore 15 Agustus 2024 Rm. Bambang numpang mobil Bu Rini yang periksa dokter di RS Panti Rapih. Bu Katrin, adik bu Rini menjadi dri...
-
Orang biasa mendapatkan informasi bahwa di Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan, ada 11 orang rama. Salah satu masih muda, berusia 43 tahun, ...
No comments:
Post a Comment