Saturday, August 31, 2024

Tambahan Dana Karyawan Agustus 2024


Sehebat dan segesit apapun seorang rama tetap membutuhkan pelayanan. Barangkali dia masih bisa ke sana-sini bahkan sampai jauh "mengurus diri sendiri". Tetapi yang harus diingat tugasnya terutama berkaitan dengan hidup keagamaan untuk kepentingan umat. Bekal pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki pada umumnya adalah teologi dan filfasat. Untuk kebutuhan-kebutuhan duniawi seperti santapan, tempat tinggal, dan kesehatan akan tergantung pada jasa orang bahkan orang-orang lain. Kebanyakan rama tinggal di paroki-paroki. Yang mengurus kebutuhan duniawi rama adalah umat. Pada umumnya jasa umat adalah pelayanan tanpa imbalan. Kebutuhan duniawi akan makin besar ketika para rama masuk lansia apalagi penyakit mulai mengerubuti. Itu pasti membutuhkan beaya besar. Yang terakhir ini amat mewarnai kehidupan para rama Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan. Domus Pacis adalah rumah untuk melayani para rama sepuh yang sudah bebas untuk pelayanan umat karena kondisi fisik yang tak memungkinkan dan membutuhkan bantuan pelayanan praktis dalam segala kebutuhan fisik duniawi. Tenaga karyawan, untuk semua urusan dan kebutuhan rama termasuk gedung, membutuhkan jumlah yang melebihi jumlah rama. Tentu saja semua ini membutuhkan beaya besar untuk honor karyawan. Keuskupan memang menyediakan anggaran. Namun demikian Domus masih membutuhkan tambahan untuk tunjangan-tunjangan dan leburan-lemburan. Maklumlah, kondisi para rama Domus sudah membutuhkan pelayanan dalam segalanya dari tenaga yang memiliki komitmen dan kepedulian kasih. Puji Tuhan, cukup banyak umat yang rela membantu untuk penyediaan dana uang bagi kebutuhan itu. Hal ini sudah berjalan sejak Juli 2021. Pada bulan Agustus 2024, Domus Pacis menerima bantuan uang sejumlah Rp. 15.695.000 dari 26 penyumbang. Mereka adalah :

1. Ibu Dicky, 2. PUPIP Ungaran, 3. Ibu Niken, 4. Ibu Maria Kristina Dannie, 5. Ibu Ida, 6. Bapak Jono, 7. Ibu Anna Maria (Ibu-ibu Bernardus Babadan), 8. Ibu Wartini, 9. Ibu Yuliana Sutarni, 9. Ibu Naryo, 10. Ibu Dewi Anggraeni, 11. Ibu Kanaya, 12. Ibu Christine, 13. Lanni Riyanto (d.a. MG Dwi Astuti / Ibu Marcus), 14. Ibu Malya, 15. Ibu Tri Nor Prasetyawan, 16. Ibu Mamik,17. Ibu Chatarina Gunarti, 18. Ibu Lili Herawati, 19. Ibu Evy, 20. Ibu Harno, 21. Ibu Lucy, 22. Ibu Tantiana Windy, 23. Ibu Endang W, 24. Ibu ML Setiyani Indrawati, 25. Ibu Istiyono, 26. Kelompok Yosefin Medari.

Santo Giles

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 16 Agustus 2013 Diperbaharui: 01 Juni 2014 Hits: 8532

  • Perayaan
    01 September
  •  
  • Kota asal
    Athena Yunani
  •  
  • Wilayah karya
    Perancis
  •  
  • Wafat
  •  
  • Antara tahun 710 sampai 724 di Perancis | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Giles dilahirkan di Athena, Yunani. Ketika orangtuanya meninggal dunia, ia mempergunakan banyak warisan yang mereka tinggalkan untuk menolong orang-orang miskin. Sebab itu, dan teristimewa karena Tuhan mengadakan banyak mukjizat dengan perantaraannya, Giles mendapati diri sebagai seorang pemuda yang amat terkenal dan dikagumi.

Giles tidak menghendaki pujian dan kemashyuran ini sama sekali. Maka, agar dapat melayani Tuhan dalam hidup yang tersembunyi, ia meninggalkan Yunani dan berlayar ke Perancis. Di sana, ia hidup seorang diri dalam kegelapan hutan. Ia membuat tempat tinggal dalam sebuah gua di balik semak belukar yang rimbun. Giles hidup tenang di sana, aman dari bahaya besar kepala mendengar dirinya dipuji.

Tetapi, suatu hari seorang raja dan para pengawalnya pergi berburu ke hutan itu. Mereka mengejar kijang yang biasa datang ke gua Giles. Kijang itu lenyap dari pandangan mereka dengan masuk ke dalam gua Giles yang tersembunyi di balik semak belukar yang rimbun. Salah seorang pengawal membidikkan anak panah ke rerimbunan semak, dengan harapan anak panah itu mengenai si kijang. Ketika mereka menyibak semak belukar, mereka mendapati Giles duduk terluka oleh anak panah.

“Siapakah engkau dan apa yang engkau lakukan di sini?” tanya raja. St. Giles menceritakan kisah hidupnya kepada mereka. Setelah mendengarnya, mereka mohon pengampunan. Raja mengutus para tabibnya untuk merawat luka santo kita. Meski Giles memohon agar ditinggalkan seorang diri, raja sungguh merasa kagum kepadanya hingga raja kerap datang menjenguknya. Giles tidak pernah menerima hadiah-hadiah raja. Tetapi, pada akhirnya, ia setuju raja mendirikan sebuah biara besar di sana. Giles menjadi pemimpin biaranya yang pertama.

Biara ini menjadi begitu terkenal hingga seluruh kota datang ke sana. Sebuah kota kecil kemudian tumbuh di sekitar biara, dan setelah kematian Giles; makamnya di biara itu menjadi tempat ziarah. Banyak mukjizat dilaporkan terjadi.  Biara ini dikemudian hari dikelola oleh para Benediktin.

Lamunan Pekan BIasa XXII

Minggu, 1 September 2024

Markus 7:1-8.14-15.21-23

1 Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. 2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. 3 Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; 4 dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. 5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?" 6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. 8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia." 14 Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. 15 Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." 21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, 22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. 23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, setiap agama memiliki praktek-praktek tertentu sebagai warisan pendiri dan atau pemeluk awal. Itu disebut tradisi keagamaan.
  • Tampaknya, berbagai praktek tradisi dipandang sebagai tanda kesetiaan kepada Tuhan. Yang tidak menjalani dipandang sebagai pendosa atau kaum sesat.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun praktek tradisi keagamaan menampilkan ikatan dengan generasi lama dalam beriman, kalau tidak dilandasi oleh keeeratan hubungan dengan relung hati itu hanya jadi praktek lahiriah yang tak membuat orang sujud pada Tuhan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan relung hati orang akan menjalani praktek-praktek tradisi keagamaan sebagai ungkapan iman sehingga dinamis sesuai dengan perkembangan situasi hidup dan budaya setempat.

Ah, pokoknya tak taat wajib agama jelas jadi pendosa.

Friday, August 30, 2024

Penyumbang Konsumsi Agustus 2024

PESTAAAA ..... Itulah yang dipertahankan oleh Domus Pacis sejak masih di Domus Pacis Puren, Pringwulung. Memang, pesta Domus selalu dikaitkan dengan kehidupan masing-masing rama Domus. Bagaimanapun juga kehidupan imamat selalu berada dalam kehidupan umat. Umat bisa mengadakan kegiatan menggembirakan berkaitan dengan peristiwa imamnya seperti ulang tahun kelahiran dan ulang tahun tahbisan imamatnya. Di paroki-paroki kegembiraan umat yang selalu menempatkan rama dalam peranan khusus seperti ketika ulang tahun paroki, pesta nama, dan masih ada lainnya. Kebahagiaan seorang imam memang ada dalam kebersamaan dengan umat. Memang semua selalu diurus oleh umat baik acara maupun beayanya. Itulah yang terjadi dalam paroki-paroki yang tak ada di Domus Pacis. Inilah yang diusahakan terjadi untuk para rama Domus mulai Desember 2011. Inilah yang kemudian dikembangkan di Domus pada ulang tahun tahbisan imam dengan mengundang umat dan sanak keluarga untuk masing-masing rama Domus. 

Itulah yang diteruskan hingga kini di Domus Pacis Santo Petrus. Bahkan ketika beberapa rama Domus Petrus wafat, peringatan arwah juga diadakan. Untuk pembeayaan Rm. Bambang biasa mencari uang dengan jualan buku tulisannya dan kain batik. Memang, hasilnya tentu belum mencukupi penyelenggaraan hajatan yang biasa disebut "pesta". Tentu saja Rm. Bambang juga menerima beberapa uluran sumbangan dari umat. Banyak umat memang memberikan kepedulian. Bahkan ketika masih di Domus Puren, makan 3 kali seluruh penghuni ada bantuan pengadaan dari banyak relawan masak. Kini di Domus Petrus urusan makan sudah ada dapur khusus dengan tenaganya. Tetapi Domus masih mendapatkan kemurahatian umat yang memberikan snak pagi dan sore untuk 15 hari dalam sebulan. Maka dii Domus Petrus kemudian ada penyumbang konsumsi berbentuk kiriman snak dan berupa uang untuk persediaan hajatan. Untuk bulan Agustus 2024 para penyumbang yang masuk catatan Rm. Bambang adalah sebagai berikut :

  • Penyumbang Snak : 1. Ibu Tita, 2. Ibu Lucinda, 3. Ibu Jatmiko, 4. Ibu Kanti, 5. Ibu Jantoro, 6. Sdri. Lusia, 7. Ibu Rina, 8. Ibu Rachel, 9. Ibu Endang Prayitno, 10. Ibu Joni, 11. Ibu Kris, 12. Ibu Sintari, 13. Ibu Supriyadi, 14. Ibu Rini, 15. Ibu Chandra, 16. Ibu Wahyu, 17. Ibu Titik Waluyanti, 18. Ibu Niken, 19.  Ibu Atik, 20 Ibu Joko Sumadyono, 21. Ibu Septi, 22. Ibu Okti, 23. Ibu Satya.
  • Penyumbang Hajatan : 1. Ibu Ambar, 2. Ibu Nadya, 3. Bapak Joko CS Patuk (5 org), 4. Ibu Happy Rianawati, 5. Ibu Umi, 6. Ibu Ratmi, 7. Ibu Mardanu, 8. Bapak Blasius Chasto, 9. Ibu Sri Purwaningsih, 10. Ibu Agnes Kadyartini, 11. Ibu Yucha, 12. Ibu Rini Wahyudi, 13. Ibu Lucy, 14. Ibu Retha, 15. Apotek Jaya Sehat, 16. Ibu Nina, 17. Ibu Roso, 18. Umat Badran, 19. Ibu Eni, 20. Ibu Ratih, 21. Keluarga Rm. Tri Hartono, 22. Yayasan Theresiana, 23. Ibu Retno Wiraksi, 24. Ibu Maria Yanti, 25. Ibu Irma.

Santo Nikodemus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 03 Agustus 2017 Diperbaharui: 03 Agustus 2017 Hits: 16925

  • Perayaan
    3 Agustus
    31 Agustus (pada beberapa kalender - dirayakan bersama Santo Yusuf dari Arimatea)
  •  
  • Lahir
    Hidup pada abad pertama
  •  
  • Kota asal
    -
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir | Menurut Tradisi Gereja Perdana
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Nikodemus hidup sejaman dengan Yesus. Ia  adalah seorang  Yahudi Farisi yang menjadi anggota Sanhedrin (Dewan tertinggi Agama Yahudi pada Jaman Yesus) di Yerusalem. Nikodemus percaya kepada Yesus dan menjadi pengikut-NYA secara rahasia. Ia bertemu dengan Yesus pada malam hari untuk menghindari kemurkaan anggota Sanhedrin lainnya.

Saat Yesus berada di Yerusalem, Nikodemus menemuiNya di malam hari untuk berbicara secara pribadi. Dengan rendah hati, anggota Sanhedrin ini menyapa Yesus : 

Yesus menjawab semua pertanyaan Nikodemus dan menyingkapkan rahasia kehidupan kekal kepadanya. (Yoh 3:3-21).

Pada waktu perayaan Hari Raya Pondok Daun, Yesus kembali datang ke Yerusalem. Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mencoba untuk menangkap Yesus tetapi gagal karena para penjaga yang dikirim untuk menangkap Yesus malah terpesona mendengarkan ajaranNYA. Saat para Farisi yang murka sedang berkumpul dan mengecam Yesus, Nikodemus dengan suara lantang berkata :

Kata-katanya untuk sementara dapat meredakan kemarahan para Farisi sehingga mereka membubarkan diri. Namun sebagian mereka masih mempertanyakan pengajaran Yesus dengan membantah Nikodemus :

Setelah Yesus Kristus mati disalibkan, Nikodemus bersama Yusuf dari Arimatea berupaya memberikan penguburan yang layak bagi Yesus. Kitab suci menulis :

Setelah pemakaman Yesus, nama Nikodemus tidak ditemukan lagi dalam kitab suci. Pada abad ke-16 muncul sebuah kitab apokrif yang disebut Injil Nikodemus (Nicodemi Evangelium). Tradisi Jemaat Kristen perdana menyebutkan bahwa Nikodemus tewas sebagai martir Kristus pada abad pertama. Gereja Katholik Roma dan Orthodoks Timur, menghormati Nikodemus sebagai seorang Kudus dan perayaannya diperingati pada setiap tanggal 3 Agustus.

Lamunan Pekan BIasa XXI

Sabtu, 31 Agustus 2024

Matius 25:14-30

14 "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. 15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. 16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. 17 Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. 18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. 19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. 20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. 21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. 23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. 25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! 26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? 27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. 28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. 29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. 30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, ada anggapan bahwa semua yang ada pada manusia adalah milik Tuhan. Bahkan jiwa raga dan keseluruhan dirinya adalah milik Tuhan.
  • Tampaknya, kalau memiliki kemampuan atau bakat dalam diri seseorang, itupun hanya titipan Tuhan. Orang adalah hamba Tuhan yang hanya harus menjaga.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun hanya ciptaan dan semuanya adalah milik Tuhan, ternyata kalau kemampuan sekecil apapun dikembangkan di hadapan Tuhan semua yang ada dalam dirinya menjadi milik dirinya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati dengan kebiasaan mengembangkan kemampuan seterbatas apapun, orang akan melimpah apapun yang dimiliki. 

Ah, bagaimanapun juga orang lahir telanjang dan itu pertanda dia tak punya apapun dalam hidup, karena semua adalah milik Tuhan.

Tim Pelayanan Katekese Periapan Hidup Berkeluarga Gondang

Suasana memang amat ceria penuh kegembiraan. Sebenarnya acaranya diberi nama rekoleksi. Tetapi isinya terkemas dalam pembicaraan santai yang bisa diinterupsi dengan kata-kata spontan para peserta. Itulah yang terjadi pada 23 orang yang tergabung dalam Tim Pelayanan Katekese Persiapan Hidup Berkeluarga yang merupakan Tim Kerja dari Paroki Gondang. Mereka mengadakan rekoleksi di Domus Pacis Santo Petrus pada hari Minggu 25 Agustus 2024 dari jam 08.00-11.30. Acara memang dimulai dengan minum teh dan makanan kecil yang disajikan oleh Domus. Sesudah pembuka Rm. Bambang diminta menjadi pembicara mulai jam 08.45. Tema yang dibicarakan adalah Ada Yang Lama, Ada Yang baru. Pembicaraan tema itu dilatarbelakangi oleh upaya memadukan para anggota tim antara yang sudah tua bahkan lansia dan yang masih muda. Rm. Bambang memulai pembedaan generasi yang dalam psikologi dibedakan dengan tahap-tahap perkembangan usia. Dia juga mengulas golongan tua dan muda berdasarkan orientasi sosiologis yang secara gaul disebut kaum jadul (jaman dulu) dan generasi milenial, Ketika Rm. Bambang bertanya "Sebetulnya apa inti yang membedakan kaum tua dan muda?", ternyata pengalaman dijadikan pembeda inti. Kaum tua dianggap memiliki pengalaman lebih banyak dibandingkan dengan yang muda. Di sini Rm. Bambang mengetengahkan pemahaman pengalaman sebagai realita atau hal-hal kongkret yang dihadapi yang masuk dalam hati dan menjadi permenungan atau dipikir-pikir. Pengalaman terjadi pada seseorang yang biasa menginternalisasi (memasukkan dalam hati dan merenungkan) apapun yang dihadapi baik besar atau kecil, sederhana harian atau khusus. Maka, sekalipun berumur amat lansia 90an tahun, kalau kurang biasa berhening merasa-rasakan dan memikirkan dalam hati, orang bisa dangkal pengalaman. Sebalinyanya, walau masih remaja, kalau biasa menderita dan biasa menyimpan dan memikirkan dalam hati, dia bisa mengalami kematangan pengalaman. Berdasarkan dinamika batin seperti itu, kalau kini zamannya disebut milenial, yang muda belum tentu jadi sosok milenial kalau tak biasa melakukan internalisasi dalam relung hati peristiwa-peristiwa kongkret yang terjadi pada masa kini. Sebaliknya itu biasa dilakukan oleh yang sudah lansia, dia bisa jadi lansia milenial. Ini semua bagi orang Kristiani harus menjadi derap olah rohani sebagaimana Bunda Maria yang biasa "menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya." (Luk 2:19) Dengan ini kita dapat seperti Bunda Maria yang sadar akan jati diri sebagai hamba Allah untuk menjalani sabda-Nya (band Luk 1:38). Dengan sungguh beriman, yaitu ikut Tuhan Yesus dalam perkembangan situasi hidup dan budaya setempat, orang bisa terbuka pada apapun dan siapapun termasuk yang tidak cocok bahkan berseberangan. Yang seperti ini pasti bisa ceria dalam keadaan apapun dan hidup bersama dengan siapapun.

Thursday, August 29, 2024

Santo Pammakius

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 26 Agustus 2013 Diperbaharui: 26 Agustus 2016 Hits: 8728

  • Perayaan
    30 Agustus
  •  
  • Lahir
    Hidup pada Abad ke-4
  •  
  • Kota asal
    Roma - Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • tahun 410
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Pammakius adalah seorang awam Kristiani terpandang yang hidup pada abad keempat. Sewaktu ia masih seorang pelajar, ia bersahabat dengan St. Hieronimus. Mereka tetap menjalin persahabatan sepanjang hidup mereka dan terus saling membina hubungan baik. Isteri Pammakius adalah Paulina, puteri kedua dari St. Paula, seorang sahabat dan juga murid dari St. Hieronimus.

Ketika Paulina wafat pada tahun 397, St. Hieronimus dan St. Paulinus dari Nola menulis surat yang amat menyentuh hati penuh simpati, dukungan dan janji doa. Pammakius patah semangat karena kematian isterinya. Ia melewatkan sepanjang sisa hidupnya dengan melayani di rumah singgah yang didirikannya bersama St. Fabiola. Di sana, para peziarah yang datang ke Roma disambut baik dan dibantu. Pammakius dan Fabiola dengan senang hati menerima dan bahkan mengutamakan mereka yang miskin, sakit dan cacat. Pammakius yakin bahwa isterinya yang telah meninggal dunia menyertainya sementara ia melakukan karya-karya belas kasih. Paulina dikenal karena kasihnya kepada mereka yang miskin papa dan menderita. Suaminya percaya bahwa melayani mereka merupakan cara terbaik untuk menyampaikan penghormatan dan kasih kepada isterinya.

St. Pammakius jauh terlebih lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan dibandingkan St. Hieronimus yang pemarah. Kerap kali ia menasehati St. Hieronimus agar memperhalus atau memilih kata-kata yang lebih lembut, tetapi St. Hieronimus biasa mengabaikannya. Sebagai contoh, seorang bernama Jovinian mengajarkan suatu kesalahan yang serius. Hieronimus menulis sebuah tulisan yang dengan keras membeberkan kesalahan-kesalahan Jovinian.

Pammakius membaca tulisan itu dan menyampaikan saran-saran baik untuk mengganti kata-kata yang terlalu keras. St. Hieronimus berterima kasih kepada sahabatnya atas perhatiannya, tetapi ia tidak melakukan koreksi. Pammakius juga berusaha menengahi suatu perselisihan antara sahabatnya St. Hieronimus dengan seorang uskup bernama Rufinus. Tetapi tampaknya Pammakius tak dapat menggerakkan Hieronimus untuk bersikap lebih lembut dalam menangani orang atau masalah ini.

St. Pammakius wafat pada tahun 410 ketika Raja kaum Visigoth, Alaric, menyerbu dan menguasai Kota Roma. Saat ini rumah santo  Pammakius di Roma telah menjadi Gereja biara Passionis Santo Yohanes dan Paulus.

Lamunan Pekan BIasa XXI

Jumat, 30 Agustus 2024

Matius 25:1-13


1”Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. 2Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. 3Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, 4sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. 5Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. 6Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! 7Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. 8Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. 9Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. 10Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. 11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! 12Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. 13Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, pada zaman kini orang harus memiliki visi ke depan. Orang harus memperhitungan dan menyiapkan masa depannya.
  • Tampaknya, untuk menyiapkan hidup ke depan orang harus memiliki program secara terperinci. Untuk menata apa saja yang harus dilakukan orang harus membuat agenda kegiatan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun bisa memperhitungkan dan menata hari depan dengan program rinci dan agenda apa saja yang dilakukan, hadirnya kematian tak bisa diperhitungkan sehingga orang harus biasa berjaga-jaga bersahabat dengan relung hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan relung hati, karena datangnya kematian tak dapat dipastikan harinya, orang harus berjaga-jaga bagaikan peronda untuk waspada akan datangnya pencuri. 

Ah, asal menjalani wajib agama orang pasti tenang menghadapi kematian.

Wednesday, August 28, 2024

Merdeka Bukan Bebas Semaunya

MERDEKA!! Itulah seruan yang sering muncul dalam perjumpaan-perjumpaan sesudah tanggal 17 Agustus. Ternyata tema "Merdeka" juga menyeruak menjadi inspirasi pembinaan iman. Pada Sabtu 24 Agustus 2024 ada kelompok lansia datang di Domus Pacis Santo Petrus untuk persekutuan doa. Mereka adalah para pensiunan karyawan Bank Indonesia (BI). Dalam even ini Rm. Bambang diminta menjadi pembicara. Tema kemerdekaan mendapatkan perumusan "Kemerdekaan Kaum Lansia". Dari 40an peserta tak ada satupun yang berusia di bawah 60 tahun. Mayoritas memiliki umur 70an. Bahkan ada yang sudah 80an tahun. Dalam permenungan Injil Hari Raya Kemerdekaan, yaitu Mat 22:15-21, menjadi pegangan. Rm. Bambang memfokuskan sikap dasar Tuhan Yesus yang diakui oleh para musuhnya, yaitu kaum Farisi yang bekerjasama dengan golongan pendukung politik kekuasaan yang bernama kaum Herodian. Di dalam ayat 16 mereka mengakui keutamaan Yesus yang jujur, berada dalam jalan Allah, dan tidak cari mula atau popularitas atau sanjungan. Pengakuan ini dilontarkan untuk menjebak Tuhan Yesus. Ternyata sikap itu membuahkan pandangan Yesus dalam penghayatan keagamaan dan kemasyarakatan "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah" (ay 21). Ternyata HATI MERDEKA MEMBUAHKAN SIKAP SEDIA MENJALANI KEWAJIBAN. Berkaitan dengan kaum lansia, kalau tak hati-hati merasa diri sebagai kaum senior yang bisa menangan dan menuntut ketaatan dari yang lebih muda. Sebagai pensiunan kalau tak hati-hati muncul sikap bisa bebas mengikuti kehendak diri. Di sini Rm. Bambang mengutip kata-kata Tuhan Yesus "Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." (Yoh 21:18). Hati merdeka membuat orang berpandangan luas dan mampu lepas bebas menjalani apapun yang harus dilakukan dalam realita hidup. MAKIN TUA ORANG HARUS MAMPU MAKIN ENAK TIDAK SEMAUNYA SENDIRI TETAPI IKLHAS MENJALANI KEWAJIBAN-KEWAJIBAN. Kalau sakit ya menjalani wajibnya orang sakit. Kalau kondisi ragawi merosot ya wajib mengikuti tuntunan yang masih segar. Kalau makin tak memahami perkembangan zaman, ya ikut saja kebijakan yang muda. Dan masih banyak lain yang bisa dilitanikan. Sikap seperti ini akan membuat kaum lansia selalu CERIA TAK MERANA.

Santo Yohanes Pembaptis

diambil dari katakombe,org/para-kudus Diterbitkan: 13 Maret 2017 Diperbaharui: 22 Maret 2021 Hits: 25986

  • Perayaan
    24 Juni (Kelahiran)
    29 Agustus (Wafat)
  •  
  • Lahir
    Hidup pada abad pertama
  •  
  • Kota asal
    Yerusalem
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir - Dipenggal oleh Raja Herodes Antipas disekitar tahun 31M - 36 M
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Bunda Maria mempunyai saudara sepupu bernama Elisabeth yang bersuamikan Zakaria, seorang imam di Bait Allah Yerusalem. Pasangan ini belum memiliki keturunan karena Elisabet adalah seorang wanita mandul. Suatu hari Zakaria tengah bertugas membakar kemenyan di Bait Allah. Tiba-tiba Malaikat Gabriel menampakkan diri padanya dan membawa kabar bahwa Tuhan akan mengaruniakan seorang anak laki-laki baginya. Anak tersebut kelak akan menyiapkan umat Israel menyambut kedatangan Sang Mesias.  

Tetapi Zakaria masih kurang percaya karena Elisabeth sudah tua dan mandul. Atas ketidak-percayaannya, Zakaria mendapat hukuman Tuhan dan menjadi bisu sampai kelahiran anaknya yang diberi nama Yohanes, sesuai pesan Malaikat Gabriel.

Yohanes adalah utusan Allah yang mendahului Yesus. Yesus sendiri mengatakan :

Masa kecil Yohanes tidak banyak diceritakan, kecuali ketika masih dalam kandungan ia melonjak kegirangan sewaktu Bunda Maria berkunjung ke rumah ibunya (Luk 1:41), dan kelahirannya (Luk 1:57-66).

Setelah dewasa, Yohanes muncul sebagai seorang pengkotbah di tepi sungai Yordan dengan pesan yang mendesak  :  “Bertobatlah, sebab Kerajaan Allah sudah dekat!” (Mat 3:2)

Orang-orang kemudian datang dan dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan. Ketika orang menanyakan dirinya, Yohanes menjawab :

Pengikut Yohanes banyak sekali, termasuk orang-orang yang kemudian dipilih Yesus menjadi RasulNya. Yesus sendiri datang minta dibaptis olehnya. Yohanes mulanya menolak dengan berkata :

Namun Yesus meyakinkankannya :

Tak lama kemudian Yohanes dipenjarakan, karena mengecam pernikahan raja Herodes Antipas dengan Herodias, istri saudara sepupunya. Dari dalam penjara Yohanes mengikuti gerakan Yesus melalui murid-muridnya yang dengan setia mengunjunginya. Yohanes akhirnya dipenggal Herodes Antipas akibat akal busuk dari Herodias dan puterinya Salome. Pelopor Yesus ini gugur demi membela kesusilaan.

Kemartiran Yohanes Pembaptis dapat dibaca dalam kitab suci (Matius 14:1-12).

Lamunan Peringatan Wajib

Kemartiran Santo Yohanes Pembaptis, Martir

Kamis, 29 Agustus 2024

Matius 24:42-51

42 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. 43 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. 44 Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga."

45 "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? 46 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. 47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. 48 Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: 49 Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, 50 maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, 51 dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang kerap mengaitkan tugas dengan pekerjaan. Kalau disebut bertugas, hal itu berarti melakukan pekerjaan.
  • Tampaknya, kalau sudah tak mampu bekerja orang bisa disebut pensiun. Dengan pensiun orang berhenti tugas.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun sudah pensiun atau berhenti melakukan pekerjaan sehari-hari, orang tetap harus menjalani tugas seumur hidup dengan menjalani realita hidup sebaik-baiknya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan berjuang menghadirkan ketenangan kenyamanan orang-orang lain sesuai kenyataan apapun keadaannya. 

Ah, kalau sudah tak bisa apa-apa yang sudah tak bisa bertugas.

Bapak-Ibu Sepuh dari Paroki Jombor

"Mo, sampaikan ke Rm Hartanto" kata Bu Rini, salah satu relawan Domus Pacis, kepada Rm. Bambang lewat WA pada Sabtu 24 Agustus 2024 jam 18.55. Sebelum kata-kata itu Bu Rini meneruskan pesan WA yang disampaikan kepadanya "selamat malam bu rini.. saya ola, dari paroki jombor klaten.. sebelumnya saya dapat nomer ibu dari mbak dhika, pt intan pariwara yg pernah mengadakan kunjungan ke domus pacis di awal tahun yg lalu.. jadi simbah saya (bp ibu supriyanto karangwuni) itu besok rencananya mau mampir ke domus pacis ketemu romo suntoro, apakah besok beliau berkenan dan kondisi kesehatannya memungkinkan untuk ditemui bu rini? karena simbah sudah lama ingin ketemu romo suntoro, dulu pernah menjadi romo paroki di jombor sewaktu simbah masih aktif juga di paroki.. matur nuwun sanget bu rini, selamat malam🙏🏻".  Rm. Bambang yang mengatakan agar langsung datang menambahkan perkataan "Takona, kira-kira jam pira? Ben Rm. Sun ora mangkel nek rada cetha" (Tanyakan kira-kira jam berapa. Ini agar Rm. Suntara tidak jengkel kalau agak jelas). Dari situ ada jawaban bahwa tamu untuk Rm. Suntara akan tiba di Domus kira-kira pada jam 12 Minggu 25 Agustus 2024. Sesudah sambung WA dengan Bu Rini, Rm. Bambang langsung menghubungi Rm. Hartanta yang baru mengikuti acara misioner di Ngablak. Rm. Bambang mengirim berita "Benjing wonten setunggal keluarga saking Paroki Jombor badhe sowan Rm. Suntara" (Besok ada satu keluarga dari Paroki Jombor akan mengunjungi Rm. Suntara). Pada jam 20.02 Rm. Hartanta menjawab "Siapp ..... Saya kondisikan bersama karyawan". Pada malam itu juga Rm. Bambang meminta karyawan untuk memberi informasi kepada Rm. Suntara. Ketika makan pagi di hari berikutnya, Rm. Suntara tampak gembira menanggapi kata Rm. Bambang "Engko entuk tamu, ta?" (Nanti akan punya tamu, kan?). Dan benarlah, pada jam 12.00 tamu datang. Yang datang ada 3 orang, yaitu Bapak dan Ibu Supriyanto yang sudah sepuh ditemani Mbak Ola cucunya. Rm. Suntara bilang bahwa Pak Supriyanto berusia 88 tahun.

Tuesday, August 27, 2024

Santo Agustinus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 26 Agustus 2013 Diperbaharui: 14 Juni 2020 Hits: 78624

  • Perayaan
    28 Agustus
  •  
  • Lahir
    13 November 354
  •  
  • Kota asal
    Tagaste, Numidia, Afrika Utara (Sekarang Aljazair)
  •  
  • Wafat
  •  
  • tanggal 28 Agustus 430 di Hippo Afrika utara |
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Pujangga Besar Gereja ini  lahir pada tanggal 13 November 354 di Tagaste, Algeria, Afrika Utara dan diberi nama  Aurelius Augustinus.  Ia dibesarkan dan dididik di Karthago, dan dibaptis di Italia. Ibunya, St. Monika, adalah seorang Katolik yang saleh, sementara ayahnya, Patrisius seorang kafir. (Kelak ibunda St. Agustinus juga dinyatakan  sebagai orang kudus dan menjadi pelindung bagi para ibu rumah tangga). Agustinus sendiri memilih menganut aliran Manikeanisme, yaitu aliran yang menolak Allah dan sangat mengagungkan rasionalisme.

Agustinus adalah seorang yang sangat cerdas. Pendidikan dan karier awalnya ditempuhnya dalam bidang filsafat dan retorika, seni persuasi dan bicara di depan publik. Awalnya Ia mengajar di Tagaste dan Karthago, namun ia ingin pergi ke Roma karena ia yakin bahwa di sanalah para ahli retorika yang terbaik dan paling cerdas berlatih.  Karena itu pada usia 29 tahun Agustinus dan Alypius, sahabatnya, pergi ke Roma Italia.  Setelah Beberapa saat tinggal di ibukota kerajaan itu; Agustinus kembali merasa kecewa dengan sekolah-sekolah di Roma, yang dikatakan sangat menyedihkan dan kurang bermutu.  Sahabat-sahabatnya yang mengetahui kecerdasannya segera memperkenalkannya kepada kepala kota Roma, Simakhus, yang saat itu sedang mencari  seorang dosen retorika untuk istana kerajaan di Milano.

Agustinuslah yang kemudian mendapatkan pekerjaan itu dan pindah ke Milan untuk menerima jabatan itu pada akhir tahun 384.  Pada usia 30 tahun karier Agustinus semakin bersinar. Ia dikenal sebagai seorang Professor yang sangat disegani di Milano. Namun demikian, Agustinus merasakan ketegangan dalam kehidupan di istana kerajaan.

Suatu hari ketika ia sedang duduk di keretanya untuk menyampaikan sebuah pidato penting di hadapan kaisar, ia melihat seorang pengemis mabuk yang dilewatinya di jalan ternyata hidupnya begitu bebas dan tidak diliputi kecemasan dibandingkan dirinya. Hal ini membuat ia semakin hari  merasa semakin gelisah. Sama seperti kebanyakan dari kita di jaman sekarang, ia mencari-cari sesuatu dalam berbagai aliran kepercayaan untuk mengisi kekosongan jiwanya. Tanpa kehadiran Tuhan dalam hidupnya, jiwanya itu tetap kosong. Semua buku-buku ilmu pengetahuan dibacanya, tapi ia tidak menemukan kebenaran dan ketentraman jiwa.

Sejak awal tak bosan-bosannya ibunya menyarankan kepada Agustinus untuk membaca Kitab Suci di mana dapat ditemukan lebih banyak kebijaksanaan dan kebenaran daripada dalam ilmu pengetahuan. Tetapi, Agustinus meremehkan nasehat ibunya. Kitab Suci dianggapnya terlalu sederhana dan tidak akan menambah pengetahuannya sedikit pun.

Pada usia 31 tahun Agustinus mulai tergerak hatinya untuk kembali kepada Tuhan berkat doa-doa ibunya serta berkat ajaran St. AmbrosiusUskup kota Milan.  Namun demikian ia belum bersedia dibaptis karena belum siap untuk mengubah sikap hidupnya yang bergelimang kemewahan. Suatu hari, ia mendengar tentang dua orang yang serta-merta bertobat setelah membaca riwayat hidup St. Antonius Pertapa.  Agustinus merasa malu.

“Apa ini yang kita lakukan?” teriaknya kepada Alypius. “Orang-orang yang tak terpelajar memilih surga dengan berani. Tetapi kita, dengan segala ilmu pengetahuan kita, demikian pengecut sehingga terus hidup bergelimang dosa!”  Dengan hati yang sedih, Agustinus pergi ke taman dan berdoa, “Berapa lama lagi, ya Tuhan? Mengapa aku tidak mengakhiri perbuatan dosaku sekarang?”  Sekonyong-konyong ia mendengar seorang anak menyanyi berulang-ulang, “Ambillah dan bacalah!” Agustinus mengambil Kitab Suci dan membukanya tepat pada ayat, “Marilah kita hidup dengan sopan seperti pada siang hari… kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Roma 13:13-14). Ini dia! teriak Professor Agustinus  dalam hatinya. Inilah yang ku cari.  Sejak saat itu, Agustinus memulai hidup baru.

Pada tanggal 24 April 387 Agustinus dipermandikan oleh Uskup St. Ambrosius. Ia memutuskan untuk mengabdikan diri pada Tuhan dan dengan beberapa teman dan saudara hidup bersama dalam doa dan meditasi. Pada tahun 388, setelah ibunya wafat, Agustinus tiba kembali di Afrika. Ia menjual segala harta miliknya dan membagi-bagikannya kepada mereka yang miskin papa. Ia sendiri mendirikan sebuah komunitas religius. Atas desakan Uskup Valerius dan umat, maka Agustinus bersedia menjadi imam. Empat tahun kemudian Agutinus diangkat menjadi Uskup kota Hippo.

Semasa hidupnya Agustinus adalah seorang pengkhotbah yang ulung (lebih dari 350 khotbahnya yang terlestarikan diyakini otentik), dan dikenang akan perjuangannya melawan ajaran sesat Manikeanisme yang pernah dianutnya. Ia juga merupakan pahlawan iman Gereja melawan bidaah Donatis yang telah banyak meyesatkan umat beriman. Agustinus berusaha sekuat tenaga untuk membendung aliran sesat itu. Dalam sebuah debat terbuka dengan para Donatis, Agustinus mematahkan semua argumen mereka sehingga membuat banyak orang telah disesatkan berbalik  kembali ke pangkuan Gereja Katolik.

Agustinus menulis surat-surat, khotbah-khotbah serta buku-buku dan mendirikan biara di Hippo untuk mendidik biarawan-biarawan agar dapat mewartakan Injil ke daerah-daerah lain, bahkan ke luar negeri. Gereja Katolik di Afrika mulai tumbuh dan berkembang pesat.

Di dinding kamarnya, terdapat kalimat berikut yang ditulis dengan huruf-huruf yang besar : “Di sini kami tidak membicarakan yang buruk tentang siapa pun.”  dan “Terlambat aku mencintai-Mu, Tuhan”. Agustinus menghabiskan sisa hidupnya untuk mencintai Tuhan dan membawa orang-orang lain untuk juga mencintai-Nya.

Agustinus wafat pada tanggal 28 Agustus 430 di Hippo dalam usia 76 tahun. Makamnya kini terletak di Basilika Santo Petrus di Roma. Kumpulan surat, khotbah serta tulisan-tulisannya adalah warisan Gereja yang amat berharga. Di antara ratusan buku karangannya, yang paling terkenal ialah   “Pengakuan-Pengakuan” dan “Kota Tuhan”.

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

Rabu, 28 Agustus 2024

Matius 23:27-32

27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. 28 Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. 29 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh 30 dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. 31 Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. 32 Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! 

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, pada jaman kini orang menghargai yang namanya kemasan. Banyak barang bagus, kalau kemasannya tidak menarik, sulit laku terjual.
  • Tampaknya, yang namanya kemasan dalam diri orang disebut pencitraan. Kalau tidak pandai mengolah citra, orang dengan kehebatannya sulit dikenal banyak orang.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun amat menarik karena pintar mengolah citra dan kemasan, itu hanya jadi pengembangan kemunafikan kalau dalam realita berisi kebusukan niat dan kepentingan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mengutamakan mengembangkan pergaulan dengan kedalaman batin daripada banyak membangun penampilan. 

Ah, kini adalah jamannya persaingan, maka kemasan dan pencitraan amat penting sekali.

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...