Friday, March 31, 2023

Sumbangan Maret 2023 Dana Tambahan

Dibawah kepeimpinan Rm. Hartanta sebagai Direktur Domus Pacis Santo Petrus, kini ada 12 rama sepuh : Rm. Joko Sistiyanto, Rm. Jayasewaya, Rm. Suntara, Rm. Supriyanto, Rm. Yadi, Rm. Tri Hartono, Rm. Ria, Rm. Harto, Rm. Bambang, Mgr. Blasius, Rm. Tri Wahyono, dan Rm. Sari Jatmiko. Secara praktis dari 12 orang ini mayoritas sudah bersahabat dengan kursi roda untuk mobilitas. Sedang yang tak berkursi roda ada sebanyak 5 orang tetapi sudah terbaring di tempat tidur. Kalau ada rombongan tamu bersama Rm. Hartanta paling banyak 5 orang yang bisa ikut menyambut. Rm. Hartanta biasa menjelaskan bahwa ada yang satu romo dilayani 1 orang karyawan, ada yang satu romo dilayani 3 karyawan, dan memang juga ada satu karyawan melayani 3 orang romo. Bagaimanapun juga karyawan yang berjumlah 14 orang tidak semua melayani romo-romo karena ada juga pekerjaan memelihara dan membersihkan gedung. Selain itu di antara para karyawan selalu ada yang libur. Memang ada karyawan yang siaga 24 jam. Tetapi setiap malam selalu membutuhkan 6 orang jaga. Ini yang membuat beberapa orang karyawan biasa mendapatkan tugas lembur.


Kondisi seperti itu tentu membutuhkan anggaran khusus untuk honorarium dan tambahan kerja lembur. Padahal pengupahan mendasarkan diri pada aturan pemerintah demi komitmen dan kenyamanan kerja. Sementara itu anggaran dari Keuskupan tetap membutuhkan tambahan. Maklumlah, bagaimanapun juga berhadapan dengan para romo yang dulu memiliki kehidupan lumayan, para karyawan tak hanya kerja fisik tetapi juga siaga kerja batin berhadapan dengan romo-romo sepuh yang bisa rewel. Berhadapan dengan realita kebutuhan dana tambahan, pada pertengahan Juli 2021 meminta Rm. Bambang untuk membantu mencari para pemerhati yang bersedia menyumbangan dana uang. Puji Tuhan, hingga kini banyak pemerhati kehidupan romo sepuh yang mengirimkan dana uang bahkan mayoritas mengirim secara rutin sebulan sekali. Pada bulan Maret ini ada 38 pengirim dana yang terdiri dari 4 kelompok dan 34 perorangan. Jumlah sumbangan uang yang terkumpul ada Rp. 31.840.000. Mereka itu adalah :

1. Anna Maria (Ibu-ibu Bernardus Babadan), 2. Ibu Dicky, 3. Ibu Haryono, 4. Bapak Siswoto, 5. Bapak Jono, 6. Ibu Maria Kristina Dannie, 7. Ibu Ida, 8. Ibu Wartini, 8. Ibu Christine, 9. Bapak Blasius Chasto, 10. Ibu ML Setiyani Indrawati, 11. Ibu Lucy. 12. Ibu Melly, 13. Ibu Hanny Kasmara, 14. Ibu Yenyen, 15. Ibu Malya, 16. Ibu Tri Nor Prasetyawan, 17. Ibu Dewi Anggraeni, 18. Ibu Johan, 19. Ibu Mamik, 20. Ibu Harno, 21. Ibu Sugono, 22. Ibu Wellanda, 23. Bapak Bambang Triono Cahyadi, 24. Ibu Yuliana Sutarni, 25. Ibu Veronika Yohana, 26. Bapak Ronny Gani Widjaja, 27. Ibu Istiyono, 28. Bp Edy Handoko, 29. Ibu Bernadet Suwarni, 30. Ibu Chatarina Gunarti. 31. Ibu Evy, 32. Devosan Kerahiman Ilahi Mungkid, 33. Bapak Bagio Adwidyanto, 34. Ibu Lili Herawati, 35. Kelompok Yosefin Medari, 36. Ibu Tini, 37. PUPIP Ungaran, 38. Ibu Eny Bernadette.

Santa Maria dari Mesir

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 15 Februari 2017 Diperbaharui: 22 Maret 2020 Hits: 10562

  • Perayaan
    01 April
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 344
  •  
  • Kota asal
    Alexandria - Mesir
  •  
  • Wafat
  •  
  • Sekitar Tahun 421 | Sebab alamiah
    Menurut legenda; Tubuhnya tetap utuh dan makamnya digali oleh seekor singa atas perintah Santo Sosimus
  •  
  • Venerasi
    -
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santa Maria dari Mesir (Maria Aegyptica) hidup pada abad ke-4. Awalnya ia adalah seorang pelacur yang berasal dari Aleksandria Mesir.  Pada hari pesta Salib Suci (Feast of the Exaltation of the Holy Cross ) ia datang ke Yerusalem. Bukan untuk berziarah, tapi dengan niat kotor hendak menjajakan diri kepada para peziarah yang datang untuk menghormati Relikwi Salib Suci yang telah ditemukan kembali oleh santa Helena.

Ketika ia mencoba memasuki Gereja Makam Kudus, tempat Relikwi Salib Suci di Takhtahkan, sebuah kekuatan yang tidak kelihatan menghalanginya dan membuat kedua kakinya terasa lumpuh. Menyadari bahwa ini terjadi karena keadaan dirinya yang bergelimang dosa, Maria tersadarkan dan segera menyesali cara hidupnya yang penuh noda. Dari luar Gereja Makam Suci, ia melihat ikon Theotokos (Bunda Maria) yang menatapnya dengan penuh kasih. Sambil memukul dada Maria berdoa memohon pengampunan. Ia bersumpah akan menebus semua dosa-dosanya dengan meninggalkan kehidupan duniawi dan menjadi pertapa di padang gurun.

Setelah mengucapkan kaul ini, ia mencoba melangkah ke dalam Gereja Makam Suci. Kali ini kedua kakinya dengan ringan membawanya kehadapan altar. Dengan bercucuran airmata Maria berlutut di hadapan Relikwi Salib Suci; saat itulah ia mendengar sebuah suara berbisik : "Jika engkau menyeberangi sungai Yordan, engkau akan menjalani sisa hidupmu dalam kemuliaan."  Maria segera menuju ke sungai Yordan dan singgah sebentar di Biara Santo Yohanes Pembaptis yang berada di tepi sungai itu. Di sana ia menerima sakramen pengampunan dosa dan menjalani laku silih yang berat.  Selanjutnya, ia menyeberangi Sungai Yordan menuju padang gurun untuk menggenapi kaulnya dan menebus dosa-dosanya dengan menjadi pertapa.  

Maria Aegyptica kemudian bertapa selama hampir 50 tahun di padang gurun di sisi Timur sungai Yordan. Dia hidup dalam keheningan dan doa yang khusuk, serta hanya makan daun-daun atau buah-buahan yang jatuh ke tangannya.

Puluhan tahun pun berlalu.  Suatu hari, Maria Aegyptica yang sudah tua renta bertemu dengan seorang biarawan bernama Santo Zosimus (Zosimus dari Palestina) yang tinggal di biara kecil di tepi sungai Yordan.  Maria meminta Sozimus membawakannya Komuni kudus di tepi sungai Yordan pada hari Paskah. Ketika Zosimus memenuhi keinginannya, Maria menemuinya di seberang sungai dengan cara berjalan di atas permukaan air, demi menerima Komuni Kudus. Setelah mengucapkan syukur dan terimakasih, Maria meminta Zosimus untuk kembali membawakannya Sakramen Ekaristi pada hari Paskah tahun selanjutnya.

Setahun kemudian Sozimus kembali tapi ia menemukan tubuh Maria Aegyptica sudah tidak bernyawa lagi. Tubuh pertapa wanita itu telah beberapa lama meninggal dunia, namun tetap utuh dan memancarkan bau yang harum semerbak. Zosimus lalu memakamkannya dengan bantuan seekor singa yang lewat, lalu kembali ke Biara.

Kisah hidup Maria Aegyptica dikisahkan oleh Zosimus kepada saudara-saudaranya, dan kisah tersebut dipelihara di antara komunitas mereka sebagai tradisi lisan. Tiga abad kemudian kisah ini dituliskan oleh Patriark Yerusalem, Santo Sophronius.(qq)

Lamunan Pekan Prapaskah V

Sabtu, 1 April 2023

Yohanes 11:45-56

45 Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. 46 Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. 47 Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: "Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat.  48 Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita." 49 Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa-apa, 50 dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa." 51 Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, 52 dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. 53 Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. 54 Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. 55 Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu. 56 Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?"

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang beragama pada umumnya tahu bahwa hidup keagamaan terutama berada dalam kancah hubungan manusia dengan Tuhan. Segalanya dilakukan sebagai ungkapan dan pewujudan hubungan orang dengan Tuhan.
  • Tampaknya, orang beragama pada umumnya juga tahu bahwa hidup keagamaan tidak ada hubungan dengan politik kekuasaan dalam hidup bernegara. Dalam hidup bernegara agama ikut berjuang demi kebaikan umum.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun para pemegang institusi keagamaan bisa begitu takut pada penguasa negara sehingga mengorbankan tokoh idola masyarakat karena perjuangannya demi kesejahteraan umum, orang justru dapat mengalami ada kebaikan tokoh itu yang bisa meluas ke masyarakat sedunia. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan sadar bahwa Tuhan dapat berkarya demi kebaikan manusia umum lewat berbagai kebijakan institusional sekalipun itu bukan putusan bijak.

Ah, bagaimanapun juga hidup keagamaan harus juga diatur oleh negara.

Thursday, March 30, 2023

Rekoleksi Lansia?


"Romo, apa sekarang Domus sudah bisa menerima rombongan minta rekoleksi" kata Pak Sungkono pada Rm. Bambang Selasa sore 28 Maret 2023. Pak Sungkono adalah salah satu penggerak Pendampingan Lansia di Paroki Pringgolayan. Ternyata Pak Sungkono biasa membaca Blog Domus https://domuspacispetrus.blogspot.com. Beliau tahu bahwa beberapa hari sebelumnya ada rombongan lansia Paroki Gamping datang di Domus untuk minta Rm. Bambang mendampingi rekoleksi. Rm. Bambang menjawab "Sekarang bisa kok" yang disambung lagi oleh pertanyaan "Bisa nampung berapa?" Rm. Bambang bilang "Seratus orang ya bisa. Kalau untuk konsumsi hubungi saja Bu Rini".

Rm. Bambang berani omong kesediaan menerima rombongan rekoleksi karena ketika ada rombongan tamu dari Pakem Rm. Hartanta, Direktur Domus, menjelaskan bahwa Domus menerima kedatangan rombongan untuk minta pendampingan rekoleksi. Kebetulan saja Rm. Hartanta memberi informasi ke Rm. Bambang bahwa ada beberapa Paroki bertanya kemungkinan Rm. Bambang bisa mendampingi rekoleksi untuk kaum lansia. Lebih dari itu Rm. Bambang besok Minggu 16 April 2023 sudah menyanggupi untuk mendampingi rekoleksi lansia Paroki Sumber. Ada juga Wilayah Dukuh, Paroki Brayut, yang minta kehadiran Rm. Bambang untuk mendampingi lansia pada Minggu 16 April 2023. Tetapi setelah tahu bahwa pada hari itu sudah diminta Paroki Sumber, mereka bersedia ganti hari. Wilayah Dukuh akan menyelenggarakan pada Sabtu 15 April 2023.

Beata Yohana de Toulouse

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 05 Agustus 2013 Diperbaharui: 24 Mei 2017 Hits: 6234

  • Perayaan
    31 Maret
  •  
  • Lahir
    Tidak ada catatan
  •  
  • Kota asal
    Tuolouse - Perancis
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 1286 | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    11 February 1895 oleh Paus Leo XIII
  •  
  • Kanonisasi

Pada tahun 1260, beberapa biarawan Karmel bersama pemimpin mereka yang termashur, Santo Simon Stock, datang ke Perancis dan mendirikan biara Karmel di Toulouse dan Bordeaux.

Seorang wanita saleh mohon bertemu dengannya. Wanita tersebut memperkenalkan diri hanya sebagai Yohana. Dengan sungguh-sungguh ia bertanya kepada imam, “Bolehkah saya bergabung dengan Ordo Karmel sebagai seorang awam?” St. Simon Stock adalah pemimpin ordo yang mempunyai wewenang untuk mengabulkan permohonan Yohana. Ia mengatakan “ya”. Dan Yohana pun menjadi anggota ordo ketiga Karmel (karmelit awam) yang pertama. Ia menerima jubah Ordo Karmel dan di hadapan St. Simon Stock, Joan mengucapkan kaul.

Yohana melanjutkan kehidupannya yang tenang serta bersahaja di rumahnya sendiri. Ia berusaha sekuat tenaga untuk senantiasa mentaati regula (=peraturan-peraturan biara) Karmelit sepanjang hidupnya. Setiap hari ia ikut ambil bagian dalam Misa dan ibadat-ibadat di gereja Karmel. Sesudah itu, ia mengisi harinya dengan mengunjungi mereka yang miskin, yang sakit serta yang kesepian. Ia melatih para putera altar. Ia memberikan pertolongan kepada mereka yang jompo serta yang tak berdaya dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan. Yohana berdoa bersama mereka serta membangkitkan semangat banyak orang dengan percakapannya yang riang gembira.

Yohana menyimpan gambar Yesus tersalib dalam sakunya. Itulah “buku”-nya. Sewaktu-waktu ia akan mengeluarkan gambar tersebut dari sakunya serta memandanginya. Matanya bersinar-sinar. Orang mengatakan bahwa Yohana membaca suatu pelajaran baru yang mengagumkan setiap kali ia memandangi gambarnya.

Lamunan Pekan Prapaskah V

Jumat, 31 Maret 2023

Yohanes 10:31-42

31 Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. 32 Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" 33 Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." 34 Kata Yesus kepada mereka: "Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? 35 Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah--sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan  --, 36 masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? 37 Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, 38 tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa." 39 Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. 

40 Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. 41 Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: "Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar." 42 Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, di dalam memahami yang ilahi orang beragama bisa berhadapan dengan adanya berbagai tafsiran pemahaman. Bahkan dalam tradisi hidup beragama orang dapat berhadapan dengan golongan-golongan aliran tertentu.
  • Tampaknya, untuk rumusan tertentu yang sama-sama diterima oleh semua golongan, dapat mucul tafsiran-tafsiran yang berbeda satu sama lain. Perbedaan bisa juga berkembang menjadi permusuhan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun karena perbedaan pemahaman atas sebuah realita dapat membuat orang saling berseberangan, orang yang beriman akan terbuka menerima perbedaan bahkan yang tajam sekalipun kalau kenyataannya selalu terjadi perbuatan baik. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan meyakini bahwa sekecil apapun perbuatan baik, hal itu dilakukan oleh Tuhan lewat siapapun sekalipun dia orang kebanyakan.

Ah, yang namanya tafsiran tak resmi dalam pemahaman agama ya jelas sesat.

Wednesday, March 29, 2023

Konsumsi Domus Maret 2023

Di kalangan lansia ada kesadaran bagaimana bisa ceria walau banyak ada dalam kesendirian. Orang makin tua bahkan makin lansia memang harus siaga ada dalam kesendirian. Paling tidak seorang lansia harus juga siaga untuk tidak menjadi fokus perhatian. Dalam hal ini seorang lansia harus punya kegiatan rutin dalam hidup hariannya.


Hal seperti itu juga terjadi dalam kehidupan para romo sepuh yang tinggal di rumah romo tua yang bernama Domus Pacis Santo Petrus. Tetapi para romo sepuh Domus juga mendapatkan kerutinan yang datang dari umat. Ada umat yang secara rutin, karena mayoritas melakukan secara rutin, mengirimkan konsumsi untuk Komunitas Para Romo Domus Pacis Santo Petrus. Ada 2 macam yang diperuntukkan bagi Domus, yaitu snak dan masakan makan malam. Untuk snak, kepedulian umat sudah terjadi sejak 1 September 2021. Sedang untuk masakan masakan makan malam dimulai pada 1 Desember 2021. Hingga ini semua tetap berjalan dengan lancar. Untuk bulan Maret 2023 para umat yang peduli konsumsi Domus adalah sebagai berikut :

  • Peduli Snak : Ibu Yudi, Ibu Endang Prayitno, Mbak Kanti, Ibu Emma, Ibu Joni, Ibu Endang, Ibu Eny, Sdri. Lusi, Ibu Jatmiko, Ibu Rini, Ibu Titik Waluyanti, Ibu Ratna Beni, Ibu Kris, Ibu Rumsari, Ibu Rie Agung, Lingkungan Santa Chatarina, Ibu Iin, Ibu Jondit, Ibu Rani Andre, Ibu Yuni, Ibu Gita, Ibu Tutik.
  • Peduli Masakan : Eyang Wikuntoro, Sdr. Indra, Ibu Regina Eli, Ibu Eni, Ibu Ari, Ibu Retno Willi, Ibu Sumarah, Ibu Ratih, Ibu Rachel, Ibu Titik Waluyanti, Ibu Daruniah, Ibu Wiwit, Ibu Yuli, Ibu Rini, Ibu Evy, Ibu Ning Miduk, Ibu Rani Mastu, Ibu Yoh Priyono, Ibu Emi, Ibu Melly, Ibu Stephani, Ibu Ninik Saut, Ibu Primitiva, Pak Joko CS (4 org), Ibu Nadya, Ibu Ambar, Ibu Yucha, Bu Umi, Ibu Lucy, Ibu Ratmi, Ibu Mardanu, Ibu Sri Purwaningsih, Ibu Agnes Kadyartini, Paroki BSD Semarang.

Santo Petrus Regalado

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 27 Maret 2014 Diperbaharui: 31 Mei 2014 Hits: 6856

  • Perayaan
    30 Maret
  •  
  • Lahir
    Tahun 1390
  •  
  • Kota asal
    Valladolid, Spanyol
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tanggal 30 Maret 1456 di Aguilera, Spanyol - Oleh sebab alamiah
    Ketika makamnya dipindahkan pada tahun 1782 Jasadnya ditemukan masih utuh
  •  
  • Beatifikasi
    11 Maret 1684 oleh Beato Paus Innosensius XI
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 29 Juni 1746 oleh Paus Benediktus XIV

Santo Petrus de Regalado adalah seorang biarawan Fransiskan dan seorang tokoh pembaharu dari Spanyol. Ia dilahirkan di kota Valladolid pada tahun 1390. Kedua orang tuanya berasal dari kalangan bangsawan kaya raya namun sangat saleh.  Pada umurnya yang masih amat muda, ayahnya meninggal dunia. Ia kemudian dengan penuh kesalehan dididik oleh ibunya.

Ketika dia berumur sepuluh tahun, dia memohon agar diijinkan untuk masuk Biara Fransiskan. Setelah tiga tahun permohonannya itu dikabulkan dan masuklah dia ke biara di kota kelahirannya. Meskipun ia baru berusia tiga belas tahun, namun ia menjalani semua peraturan biara fransiskan yang ketat, dan menjalani hidup asketis sebagaimana layaknya biarawan-biarawan senior.

Pada tahun 1404 dia menjadi salah seorang murid dari Petrus de Villacreces, yang pada 1397 memperkenalkan gerakan pembaharuan dari kelompok Observan ke Spanyol. Petrus Regalado kemudian menjadi salah seorang penyebar yang amat tekun dan bersemangat dari kelompok ini.

Dalam biara yang baru didirikan di Aguilera, Petrus Regalado hidup menyendiri dalam keheningan doa yang sangat khusuk; yang sudah lama dirindukannya. Pada tahun 1415 dia diangkat menjadi superior biara Fransiskan di Aguilera itu. Ketika Petrus de Villacreces meninggal dunia pada tahun 1422;  de Regalado pun diangkat menjadi superior dari biara Tribulos atau del Abroyo.

Santo Petrus de Regalado adalah seorang pertapa Fransiskan yang sangat kudus. Dia menjalani kehidupan asketis yang sangat keras. Ia senang  puasa bicara; karena dengan berdiam diri ia dapat lebih khusuk berkomunikasi dengan Yesus.  Waktunya pada malam hari akan ia khususkan untuk berdoa dan pagi hari akan ia mulai dengan mempersembahkan misa kudus.  Kurban misa sering membuat ia menjadi begitu terharu sampai airmatanya akan menetes.

Sembilan kali dalam setahun Petrus Regalado akan menjalani puasa masing-masing selama empat puluh hari lamanya.   Selama itu Ia hanya akan makan sekali sehari dan menu puasanya hanya berupa sepotong roti dengan segelas air putih.  Kesalehan hidupnya membuat ia dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus dan dianugerahi anugerah-anugerah penyembuhan dan kenabian.  Kasihnya kepada sesama begitu besar sehingga ia sering membawa orang miskin dan orang sakit ke biara dan merawat mereka dengan penuh cinta kasih.  

Begitu banyak mujizat terjadi melalui orang suci ini.  Ia dilaporkan dapat menyeberang sungai seolah-olah sedang berjalan diatas tanah kering. Ia juga sering terlihat berada di suatu tempat yang jauh dari biaranya sementara pada kenyataannya saat itu ia sedang khusuk berdoa dalam biliknya di biara.  

Suatu saat  Santo Petrus memberkati seorang bayi mungil yang berada dalam pelukan ibunya. Sambil memberkati bayi yang masih murni itu orang suci ini berkata :  "Semoga Tuhan memberkatimu anakku sayang!  Oh, betapa indah dan cemerlangnya jiwa yang kamu miliki..." 
Pada saat itu secara ajaib sang bayi berpaling kepadanya dan mengucapkan kata-kata yang mencengangkan ibunya dan semua orang :  ".. Tapi masih lebih indah adalah jiwa Anda,  yang telah dihiasi Allah dengan begitu banyak karunia "

Pada suatu kesempatan Uskup Osma datang berkunjung ke biaranya dan dengan penasaran ingin bertemu dengan pertapa suci yang termasyur ini. Sang uskup menuju kamar Santo Petrus de Regalado dan ketika beliau membuka pintu biliknya dengan takjub sang uskup menyaksikan tubuh Petrus de Regalado sedang terbungkus api dan sedang melayang diatas udara.  Petrus sendiri terlihat sedang menutup mata khusuk tenggelam dalam doa. Api dari tubuh orang suci ini  naik sampai ke atap biara  namun tidak sedikitpun membakar atap kayu biara tersebut.  Uskup Osma, yang melihat mujizat ini seketika berseru :  "Sesungguhnya, itu adalah tempat tinggal Allah." 

Santo Petrus de Regalado meninggal pada pada 31 Maret 1456 dalam usia 66 tahun. Banyak mujizat dilaporkan terjadi pada umat yang berziarah kemakam orang suci ini. Segera saja makamnya menjadi tempat perziarahan yang ramai dikunjungi umat beriman.

Tiga puluh tahun setelah kematiannya, makamnya dibongkar karena hendak dipindahkan ke tempat yang lebih layak. Jenazahnya ditemukan masih utuh tidak rusak sama sekali.

Petrus de Regalado dibeatifikasi oleh Paus Innosensius  dan dikanonisasi oleh Paus Benediktus XIV.

Lamunan Pekan Prapaskah V

Kamis, 30 Maret 2023

Yohanes 8:51-59

51 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." 52 Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. 53 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?" 54 Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, 55 padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. 56 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." 57 Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" 58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." 59 Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, tak ada yang tak tahu bahwa umur orang itu terbatas. Itu dihitung dari ketika lahir hingga kematiannya.
  • Tampaknya, tak ada yang tak tahu bahwa ada yang disebut generasi tua dan generasi muda. Seorang kakek nenek yang sudah meninggal dunia dengan usia di atas 80 tahun ada lebih dahulu dan jauh lebih tua dibandingkan dengan cucunya yang kini berusia 15 tahun.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun kakek nenek ada lebih dulu dan berumur jauh lebih tua dari cucunya, dalam relung hati setiap orang bersemayam yang sudah ada jauh sebelum manusia pertama. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati setua apapun seseorang, dia akan amat menghormati kanak-kanak karena di dalam mereka juga bertahta Tuhan yang menciptakan setiap orang.

Ah, bagaimanapun dalam segalanya kakek nenek itu jauh lebih tua dan ada lebih dulu disbanding cucunya.

Tuesday, March 28, 2023

Wanita Katolik RI Anak Ranting Tirta Timur

Bersama Rm. Bambang, Rm. Harta, Rm. Ria, Mgr. Blasius, dan Rm. Yadi menyambut tamu yang jam 09.00 Minggu 26 Maret 2023 datang berkunjung di Domus Pacis St. Petrus. Jumlah yang datang ada 18 orang. Setiap kali muncul salah satu dari 5 orang romo itu, para tramu berdiri antri memberi salam. Dan Rm. Bambang beberapa kali berseru "Ngadeg meneeeeeh" (Berdiri lagi) karena sehabis menyalami satu romo mereka duduk lagi. Ketika kegiatan berdiri dan menyalami selesai, Rm. Bambang menyampaikan selamat datang dan sekilas memperkenalkan Domus, para romo, dan para karyawan. "Saiki nyanyi Mars Wanita Katolik" (Sekarang menyanyikan lagu Wanita Katolik) tiba-tiba Rm. Bambang berseru. Para tamupun berdiri dan langsung menyanyikannya. Maklumlah mereka adalah para ibu anggota Wanita Katolik RI Anak Ranting Tirta Timur di Paroki Kalasan. Selesai lagu itu Bambang minta tambahan "Saiki lagu Aku Diberkati" (Sekarang lagu Aku Diberkati). Usai lagu ini mereka menambah lagu Sakjege Aku Ndherek Gusti.


Dengan selesainya lagu ketiga, para tamu minta waktu untuk berdoa. Ternyata mereka sudah menyiapkan doa untuk para romo. Sehabis doa Rm. Bambang mempersilahkan para tamu untuk rehat dengan menikmati minuman teh dan snak yang disediakan oleh Domus. "Saiki nek kepikir lan kepingin ditakokke, ayo sapa arep nyuwun pirsa" (Kini kalau ada yang terpikir sebuah pertanyaan, silahkan mengungkapkan) kata Rm. Bambang dengan bahasa Jawa harian. Maklumlah dia sudah familier dengan para tamu, karena banyak yang dulu ikut Kor Kanak-kanak Kalasan dan pelatihnya Rm. Bambang sebelum tahbisan. Setiap pertanyaan ternyata bisa menimbulkan tawa sukacita karena selalu diulang oleh Rm. Bambang untuk disampaikan kepada para romo yang ikut menyambut. Misalnya pertanyaan "Pakaryan pungkasan saderengipun lenggah Domus wonten pundi?" (Sebelum berada di Domus karya terakhir ada dimana?). Karena penanya menyampaikan dengan bahasa Jawa halus, kepada setiap romo Rm. Bambang dalam menyampaikan selalu menirukan kehalusan penanya. Bahkan Rm. Bambang menirukan dengan gaya permainan ketoprak. Ternyata sesudah dijawab ada yang meneruskan bertanya "Aslinipun pundi?" (Berasal dari mana?) Rm. Harto menjawab karya terakhir di Nanggulan, asal Bangirejo. Rm. Yadi di Kalasan, asal Pingit. Rm. Ria di Jetis, asli Ngampilan. Mgr. Blasius di Ketapang, asal Gamping. Ketika sampai Rm. Bambang, dia menjawab karya terakhir di Lembaga Misioner, dan asal ...... Tiba-tiba ada yang nyambung "Berbaaaaaah" dan para tamupun tertawa. Karena mereka sudah tahu bahwa Rm. Bambang lahir di Berbah salah satu Wilayah di Paroki Kalasan.

Santo Berthold

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 29 Maret 2015 Diperbaharui: 19 Oktober 2020 Hits: 9731

  • Perayaan
    29 Maret
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 1155
  •  
  • Kota asal
    Limoges, Perancis
  •  
  • Wilayah karya
    Yerusalem - Israel
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 1195 di Gunung Karmel Israel - Sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Bila anda memiliki informasi tentang Kanonisasi Santo Berthold; dimohon menghubungi admin; Terimakasih.

Santo Berthold Calabria (Perancis : Berthold de Malifaye) awalnya adalah seorang Crusaders (Tentara Kristen dalam Perang Salib) yang berangkat ke Yerusalem untuk bertempur membebaskan kota itu dari tangan bangsa muslim Saracen. Namun saat berada di Anthiokia, Berthold menerima penglihatan dari Tuhan kita Yesus Kristus yang menuntunnya meninggalkan dunia kemiliteran dan menjadi seorang pertapa di Gunung Karmel.

Pada saat itu, ada sejumlah pertapa yang tersebar di seluruh wilayah Israel, dan Berthold mengumpulkan mereka bersama-sama, mendirikan sebuah komunitas pertapa yang menetap di puncak Gunung Karmel, dan menjadi Abbas mereka yang pertama. Komunitas kecil pertapa inilah yang dikemudian hari menjadi cikal-bakal dari Ordo Karmel.

Komunitas pertapa ini kemudian membangun sebuah biara dan gereja di Gunung Karmel dan mendedikasikan biara dan gereja tersebut untuk menghormati Nabi Elia, yang pernah mengalahkan nabi-nabi Baal di gunung tersebut (1Raj 18:20-46). Santo Berthold menjalani seluruh sisa umurnya di Gunung tersebut, dan memimpin komunitas pertapa yang telah dikumpulkannya selama empat puluh lima tahun sampai pada hari kematiannya ditahun 1195.

Teladan dan cara hidup suci dari para pertapa di Gunung Karmel menarik minat banyak pencari Tuhan untuk menggabungkan diri. Dan semakin hari jumlah mereka semakin bertambah. Pada tahun 1207, Santo Brocardus, yang menjadi pemimpin para Karmelit menggantikan Berthold, meminta Patriark Yerusalem, Santo Albertus dari Yerusalem, untuk menyusun sebuah aturan hidup membiara mereka. Aturan hidup yang disebut Regula Karmel atau Regula Santo Albertus ini selesai ditulis pada tahun 1210, dan disahkan oleh Paus Honorius III pada tahun 1226. Regula tersebut telah menjadi pedoman hidup bagi para Karmelit sampai hari ini.

Lamunan Pekan Prapaskah V

Rabu, 29 Maret 2023

Yohanes 8:31-42

31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku 32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." 33 Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?" 34 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. 35 Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. 36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."

37 "Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. 38 Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu." 39 Jawab mereka kepada-Nya: "Bapa kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. 40 Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. 41 Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah." 42 Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, ada gambaran tentang kebebasan sebagai tak adanya ikatan dan keharusan. Orang bisa mengalami menjadi bebas kalau bisa melakukan apapun sesuai kehendaknya.
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa orang akan mengalami keleluasan hidup kalau bisa bebas menghadirkan dirinya dalam pandangan, ucapan, dan tindakan. Dia tak perlu memperhitungkan penilaian siapapun dan apapun.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun dapat berbuat apapun sesuai dengan keinginan tanpa memperhatikan apapun yang tidak dicocoki, orang justru akan terjerat dan terpenjarakan dalam kekuatan jahat kalau tidak terbuka dan taat kepada suara-suara dalam relung hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mengalami kebebasan sejati yang menghadirkan kebahagiaan dan keceriaan batin karena berada dalam kekuasaan nurani.

Ah, yang namanya bebas itu ya tanpa keterikatan.

Monday, March 27, 2023

Rm. Kendar dan Pengurus Paroki

Ketika sedang makan bersama di pagi hari Minggu 26 Maret 2023 Rm. Hartanta berkata "Wah kula wingi remen sanget" (Kemarin saya merasa senang sekali). Rm. Bambangpun bertanya "Kenging napa?" (Mengapa?) dan mendapatkan jawaban "Romo Kendar rawuh" (Rm. Kendar datang). Pada Sabtu 25 Maret 2025 Rm. Kendar memang datang di Domus Pacis Santo Petrus. Rm. Bambang juga melihat sendiri. Pada waktu itu Rm. Bambang baru ikut pertemuan dengan tamu dari Lingkungan Banowati, Paroki Katedral, yang berkunjung di Domus. Kemudian sehabis pertemuan para tamu merubung meja yang tersaji kain batik jualan Rm. Bambang. Tiba-tiba Rm. Kendar datang. Tentu saja para tamu sudah kenal baik dengan Rm. Kendar. Rm. Kendar pernah menjadi Vikjen Keuskupan Agung Semarang di era almarhum Mgr. Pujasumarta. Bahkan sesudah Mgr. Puja wafat Rm. Kendar menjadi Administrator Diosesan hingga Mgr. Rubiyatmoko menjadi Uskup. Rm. Kendar kemudian digantikan oleh Rm. Edy Pur sebagai Vikjen. Kini Rm. Kendar menjadi Pastor Paroki Pugeran.


Ternyata kehadiran Rm. Kendar di Domus adalah untuk mengunjungi Rm. Sari Jatmiko, yang kini menjadi salah satu penghuni Domus Pacis. Rm. Sari masuk Domus langsung dari RS Panti Rapih sesudah opname karena menderita stroke ketiga. Rm. Sari masuk Domus Pacis sejak 11 Februari 2023. Katanya, menurut Rm. Hartanta, Keuskupan menjadikan Rm. Sari sebagai anggota Komunitas Romo Domus Pacis Santo Petrus. Tetapi tanggungan masih ada ditangan Pugeran. Sejak berada di Domus, Rm. Sari memang mendapatkan kunjungan dari umat Pugeran baik perorangan maupun kelompok-kelompok kecil. Bahkan kenalan luar Pugeran, termasuk umat yang merasakan karya Rm. Sari di Parokinya, juga ada yang datang. Namun kehadiran pengurus Paroki Pugeran tampaknya baru terasa pada Sabtu 25 Maret 2023. Kedatangan Rm. Kendar memang bersama beberapa orang pengurus anggota Dewan Harian. Inilah yang membuat Rm. Hartanta merasa senang sekali. Rm. Hartanta memang mengharapkan kedatangan Romo Pugeran untuk mengunjungi Rm. Sari.

Santo Tutilo

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 05 Agustus 2013 Diperbaharui: 31 Mei 2014 Hits: 7142

  • Perayaan
    28 Maret
  •  
  • Lahir
    Hidup pada Abad ke-9
  •  
  • Kota asal
    Swiss
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 915 di Biara Saint Gall Switzerland | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Tutilo hidup di akhir abad kesembilan dan awal abad kesepuluh. Ia mendapatkan pendidikan di Biara Benediktin Saint-Gall. Dua teman sekelasnya telah digelari “beato”. Ketiga orang ini menjadi biarawan di biara di mana mereka mengenyam pendidikan.

St. Tutilo adalah seorang dengan banyak bakat. Ia seorang penyair, pelukis potret, pematung, orator dan arsitek. Ia juga seorang ahli mesin. Bakatnya yang terutama adalah musik. Ia dapat memainkan semua alat musik yang dipergunakan para biarawan untuk liturgi mereka. Ia dan temannya, Beato Notker, menggubah lagu-lagu tanggapan liturgi. Hanya tiga puisi dan satu nyanyian tersisa dari seluruh karya Tutilo. Tetapi lukisan dan patung-patungnya masih dapat ditemukan sekarang di beberapa kota di Eropa. Lukisan-lukisan dan patung-patungnya diidentifikasikan sebagai karyanya karena ia senantiasa menandai karyanya dengan sebuah motto.

Akan tetapi, Tutilo tidak dimaklumkan sebagai seorang kudus karena bakat-bakatnya yang banyak itu. Ia seorang rendah hati yang ingin hidup hanya untuk Tuhan. Ia memuliakan Tuhan dengan cara-cara yang ia tahu: dengan melukis, membuat patung dan menggubah musik.

Tutilo dimaklumkan sebagai seorang kudus sebab ia melewatkan hidupnya dengan memuji dan mengasihi Allah. St. Tutilo wafat pada tahun 915.

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...