diamkbil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 18 April 2017 Diperbaharui: 19 Oktober 2020 Hits: 4546
- Perayaan10 Mei
- Lahir6 Januari 1499
- Kota asalAlmodóvar del Campo, di Provinsi Ciudad Real Andalusia (sekarang wilayah Spanyol).
- Wafat
- 10 Mei 1569 di Montilla, Spanyol
Sebab alamiah - Venerasi8 February 1759 oleh Paus Klement XIII (decree of heroic virtues)
- Beatifikasi4 April 1894 oleh Paus Leo XIII
- Kanonisasi
- 31 Mei 1970 oleh Paus Paulus VI
Pada tahun 1513, Yohanes dikirim ke Universitas Salamanca untuk belajar ilmu hukum. Namun ia mengundurkan diri pada tahun 1517 dan kembali ke Almodóvar Ciudad Real sebelum mendapatkan gelar sarjana. Ia menghabiskan tiga tahun berikutnya dengan aktif dalam kegiatan rohani dan mulai berjuang menggapai kesucian dengan mempraktekkan kehidupan doa yang ketat dan penuh disiplin. Kehidupan doa-nya membuat terkesan seorang rahib Fransiskan yang sedang dalam perjalanan melewati Almodóvar. Sang rahib kemudian menyarankan Yohanes untuk belajar Filsafat dan Teologi, agar bisa ditahbiskan menjadi imam. Yohanes patuh pada rahib tersebut dan melanjutkan studinya ke Universitas Alcalá de Henares. Ia beruntung dapat belajar Filsafat dan Teologi dibawah bimbingan pater Domingo de Soto, OP, seorang biarawan Dominikan yang saleh.
Kedua orang tuanya meninggal dunia ketika Yohanes masih menjadi mahasiswa di Alcalá. Setelah ia ditahbiskan pada musim semi tahun 1526, misa pertamanya dirayakan di gereja di dekat pemakaman kedua orangtuanya. Imam muda Yohanes kemudian menjual semua harta warisannya lalu membagi-bagikan hasilnya kepada para fakir miskin. Setelah itu ia mulai mempersiapkan dirinya untuk menjadi misionaris ke tanah misi di Mexico.
Ia berangkat ke kota pelabuhan Seville sambil menanti jadwal keberangkatan ke Mexico pada bulan Januari 1527. Rencananya ia akan berangkat bersama Julián Garcés, OP, seorang biarawan Dominikan yang telah ditunjuk menjadi Uskup Tlaxcala Mexico yang pertama. Selama menunggu di Seville, kesalehan hidup, kemampuannya dalam katekese, dan kepiawaiannya dalam berkhotbah, menarik perhatian Hernando de Contreras, pastor paroki setempat. Contreras kemudian memperkenalkan Yohanes kepada Uskup Agung Seville dan Inkuisitor Agung, Alonso Manrique de Lara. Bapa Uskup dapat melihat dalam diri imam muda Yohanes, kesucian dan keteguhan yang dibutuhkan untuk membangkitkan kembali iman umat di Andalusia. Setelah berulang kali dibujuk, Yohanes akhirnya berhasil diyakinkan untuk membatalkan perjalanannya ke Amerika dan berkarya di Andalusia.
Di Seville, Yohanes tinggal di paroki bersama pater Hernando de Contreras. Disini ia mulai menulis Audi, filia (Dengar, Putri), sebuah karya yang terus ia kembangkan dan perbaiki hingga saat kematiannya. Selama sembilan tahun berkarya di Andalusia, Yohanes dikenal umat sebagai seorang imam yang baik hati terhadap para orang miskin namun tegas terhadap para bangsawan yang angkuh. Khotbah perdananya pada tanggal 22 Juli 1529, begitu fenomenal dan segera membuatnya terkenal. Umat akan memadati gereja bila ia mempersembahkan misa kudus, dan rela berdiri berdesak-desakkan demi mendengarkan khotbah-khotbahnya.
Namun seruan kerasnya akan reformasi iman dan kecamannya terhadap perilaku para bangsawan Andalusia yang materialistik, membuatnya diadukan ke kantor Inkuisisi di Seville pada tahun 1531. Ia lalu dipenjarakan selama musim panas tahun 1532 dengan tuduhan telah melebih-lebihkan pengajaran tentang bahaya “harta kekayaan”. Ia juga dituduh telah menyatakan bahwa “gerbang surga tertutup bagi orang kaya”. Tuduhan-tuduhan tersebut mampu ia patahkan dalam sidang Inkuisisi. Ia kemudian dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan pada tahun 1533.
Keluar dari penjara, Yohanes pindah ke Keuskupan Córdoba di awal tahun 1534. Kota ini kemudian menjadi basis karya kerasulannya di seluruh Andalusia. Bersama para muridnya ia berkeliling dan berkhotbah. Ia mendirikan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di kota-kota di sekitarnya seperti di Granada, Baeza, Montilla dan Zafra. Pada masa inilah ia menerima gelar Master of Sacred Theology, kemungkinan di Granada pada tahun 1538.
Karya istimewa dari Santo Yohanes dari Ávila adalah Universitas Baeza, yang ia didirikan pada tahun 1538 berdasarkan bulla kepausan dari Paus Paulus III. Ia ditunjuk menjadi rektor pertama Universitas tersebut. Universitas ini dikemudian hari menjadi sebuah model bagi seminari-seminari dan sekolah-sekolah Serikat Jesus di Andalusia.
Yohanes senantiasa tinggal bersama sekitar 20 orang murid-muridnya. Ia telah berencana untuk membangun sebuah konggregasi religius untuk imam-imam apostolik. Namun berdirinya Serikat Jesus di Montmarte Perancis pada tahun 1534, dan pesatnya perkembangan Serikat ini membuat Yohanes mengurungkan rencananya. Ditahun-tahun terakhir hidupnya, Yohanes mulai mengarahkan murid-muridnya untuk bergabung dengan Serikat Jesus. Diketahui ada sekitar 30 orang murid Yohanes dari Ávila yang kemudian menjadi biarawan Serikat Jesus.
Santo Yohanes dari Ávila tutup usia pada tanggal 10 Mei 1569 di kota Montilla, Córdoba. Ia dimakamkan di kota itu, di dalam Gereja Inkarnasi di Córdoba Spanyol. Kekudusannya diakui Gereja saat ia di Beatifikasi pada tanggal 12 November 1893 oleh Paus Leo XIII. Seabad kemudian ia dikanonisasi oleh Paus Paulus VI pada tanggal 31 Mei 1970.
Menjelang proses Kanonisasinya di tahun 1970, kumpulan tulisan Santo Yohanes dari Ávila diterbitkan menjadi sebuah buku. Buku ini terdiri atas Audi filia, 82 kumpulan khotbah, beberapa komentar alkitab, 257 surat (sejak tahun 1538 hingga wafatnya), dan pembahasan mengenai reformasi. Dalam buku ini diketahui bahwa Yohanes banyak menulis surat kepada pejabat-pejabat gereja yang berkonsultasi dengannya, seperti Pedro Guerrero, Uskup Agung Granada, dan dua Uskup Agung Valencia yang di kemudian hari juga dikanonisasi, yaitu Santo Juan de Ribera dan Santo Thomas of Villanova. Ia juga menulis surat kepada Santo Ignatius de Loyola, Santo Yohanes de Deo dan Santa Teresa dari Ávila.
Pada tanggal 7 Oktober 2012, Paus Benediktus XVI mengumumkan Santo Yohanes dari Ávila dan Santa Hildegardis dari Bingen sebagai dua Doktor Gereja yang baru. Di hadapan puluhan ribu umat di Lapangan Basilika Santo Petrus, bapa suci dalam homilinya mengatakan :
(qq)
No comments:
Post a Comment