Tampaknya Selasa 3 Mei 2022 Domus Pacis St. Petrus tidak sepi dari sapaan. Rm. Hartanta mendapatkan telepon dari 2 orang teman romo, yang sedang berlibut, mengajak jumpa malam. Sehabis makan malam beliau menuju daerah dekat Kapel Samigaluh di Pegunungan Menoreh. Rm. Supriyanto, yang sehari sebelumnya mendapatkan kunjungan dari adik bungsu dan kakaknya, hari itu ada lagi adik kandung lain mengunjungi bersama anak cucunya. Rm. Harto pada waktu akan mulai makan kedatangan serombongan keluarga termasuk anak-anak kecil mengunjunginya.
Sehari sebelumnya ada yang bertanya kepada saya lewat WA apakah ada yang ujung (datang sungkem menghormat). Tentu saja Rm. Tri MSF dan Rm. Bagus MSF, mantan toper di karyanya, saya sebut sekalipun keduanya tidak sujud mencium lutut. Tetapi pada Selasa 3 Mei 2022 itu ada yang bagi saya amat istimewa. Ketika sedang berada di depan laptop pada sekitar jam 14.15 akan publish tayangan kolom santo-santa dalam https://domuspacispetrus.blogspot.com, masuklah di kamar saya seorang bocah kecil usia 21 bulan. Dengan jalan setengah berlari anak kecil itu langsung merapat di badan saya. Dahinya disodorkan dan saya langsung membungkuk dari kursi roda mempertemukan dahi saya dengan dahi anak kecil itu. Kemudian saya mencium jidat kiri-kanannya. Anak itupun langsung menuju keyboard dan tangan mungilnya memukul-mukul tuts sementara saya menghidupkan power-nya.Sesudah itu Chrisel, nama anak kecil, itu langsung berjalan-jalan terus menerus berputar-putar di ruang besar Domus. Dia datang bersama ayah-ibunya, Mas Tian dan Mbak Rachel, berserta Ibu Tian dan ayah-ibu Mbak Rachel serta adik Mas Tian. Mereka mengajak saya, yang selalu disebut "eyang romo" untuk membahasakannya di hadapan Chrisel, keluar untuk makan bareng di salah satu rumah makan. Kata Bu Rini, ibu Mas Tian, hari itu memang mengantar Chrisel mengunjungi "eyang romo". Di rumah makan Chrisel mendapatkan kursi khusus untuk anak kecil. Kata Mas Tian itu adalah kursi untuk "RI 1". Ternyata sebutan "RI 1" berarti bos dari para bos. Anak kecil memang biasa mendapatkan perhatian khusus. Bahkan di dalam Injil anak disebut "yang empunya Kerajaan Allah".Ketika kembali ke Domus, Chrisel meneruskan jalan-jalan keliling ruangan dan melihat kolam kecil Domus. Dia juga amat bergairah ketika berada di ruang TV duduk di kursi melihat youtube yang menayangkan video untuk anak-anak. Wajahnya tampak bergairah. Tangan dan tubuhnya bergerak-gerak menirukan yang ditayangkan dalam video. Pada waktu akan berpamitan meninggalkan Domus, upacara seperti ketika datang masuk kamar saya terulang kembali. Dahi Chrisel diterantukkan dengan dahi saya, saya mencium jidat kiri kanan, kemudian tangan Chrisel mengembang memeluk pinggang saya. Saya memutar kursi roda mengantar sampai di atas jalan turun di Domus bagian barat. Chrisel memegang stang kursi roda seakan mendorong padahal tangan sayalah yang memutar roda. Ketika semua sudah menuruni jalan dan sampai bagian bawah. jari tangan kanan Chrisel berkali-kali menunjuk lantai meminta saya untuk turun. Tetapi Mbak Rachel langsung menggandengnya menuju pintu luar. Dan sayapun merasakan kebahagiaan khusus: dianugerahi cucu dalam Kristus.
Rm. Bambang, salah satu penghuni Domus
No comments:
Post a Comment