Selasa, 17 Mei 2022
Yohanes 14:27-31a
27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. 28 Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. 29 Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. 30 Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku. 31a Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku,"
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, ada yang menggambarkan bahwa kedamaian berkaitan dengan keselarasan hidup. Orang merasakan damai kalau tidak mengalami konflik atau perbedaan-perbedaan dengan kiri kanannya.
- Tampaknya, ada yang menggambarkan bahwa kedamaian juga merupakan suasana hidup nyaman terhindar dari kegelisahan apalagi kefrustrasian. Orang bisa selaras dengan pandangan umum dan enak bergaul dengan kiri kanannya.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun berhadapan berbagai keadaan yang membuat rasa tidak cocok bahkan membuat suasana konflik, orang tetap bisa mengalami kedamaian yang sejatinya adalah buah keterbukaan hati untuk hidup di bawah wibawa cahaya kata-kata nurani. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang yakin bahwa kedamaian sejati bukan buah keselarasan yang menyeragamkan hidup tetapi amat berkaitan dengan ketenangan batin berhadapan yang beda bahkan berseberangan.
Ah, yang namanya damai itu ya kalau tak ada permusuhan.
No comments:
Post a Comment