Wednesday, May 18, 2022

Melayat Wafat Rm. Suryonugroho


Barangkali pengaruh pengumuman dari Bapak Presiden Jokowidodo pada Selasa 17 Mei 2022 memang amat besar pengaruhnya. Pak Jokowi mengumumkan bahwa dalam ruang terbuka orang bisa tidak memakai masker. Barangkali dampak dari masa Lebaran memang amat besar. Ibadat sudah bebas melibatkan banyak umat. Pertemuan-pertemuan sudah bisa dihadiri oleh banyak orang. Barangkali kemampuan negara mengendalikan Covid-19 memang sungguh berhasil. Masyarakat terdampingi akan masuk dari masa pandemi menjadi edemi. Barangkali karena itu semua membuat Seminari Tinggi St. Paulus menghadirkan keputusan tertentu. Seorang frater pada Selasa 17 Mei 2022 malam berkata kepada Rm. Bambang "Benjang rawuh Misa nggih, romo. Kangge umum kok" (Besuk ikut Misa ya, romo. Dibuka untuk umum kok).

Yang dikatakan oleh frater itu memang benar terjadi. Sebenarnya suasana terbuka untuk banyak orang sudah terasa pada Selasa malam itu. Banyak umat Katolik dari rama, suster, bruder dan awam berdatangan di Seminari Tinggi. Dan pada Rabu 18 Mei 2022 amat banyak mobil memenuhi area depan gedung Domus Pacis St. Petrus yang luas. Itu berati halaman parkir depan Seminari hingga gedung Fakultas Teolologi sudah penuh. Katanya, yang ikut Misa di Seminari memang amat sangat banyak. Kaum awam, biarawan-biarawati, dan rama amat banyak mengikuti Misa Reqiem untuk Rm. Agustinus Suryonugroho yang wafat di Jakarta pada Senin 16 Mei 2022 jam 20.55 di RS Darmais. Seminari memang sudah amat sibuk sejak Selasa. Jenasah yang datang pada Selasa sore di Seminari pada sekitar jam 17.30 disambut dengan Misa yang dipimpin oleh romo-romo angkatan almarhum. Dan Misa Requiem pada Rabu 18 Mei jam 10.00 dipimpin oleh Bapak Uskup Mgr. Rubiyatmoko. Dengan sambutan-sambutan yang ada Misa, katanya, berlangsung sekitar 3 jam.

Yang jelas bagi para romo sepuh yang tinggal di Domus Pacis itu semua menjadi kabar yang disampaikan oleh Rm. Hartanta, Direktur Domus. Pada Selasa 17 Mei 2022, ketika makan siang, beliau mengumumkan tentang kesempatan melayat untuk para romo Domus. Para romo boleh melayat Selasa sesudah makan malam atau sesudah makan pagi. Barangkali beliau amat menjaga kondisi para romo yang selain karena sudah lansia, juga kondisi para romo yang sudah mengalami berbagai penyakit. Tentu saja pengumuman itu tidak untuk Rm. Tri Wahyono, Rm. Tri Hartono, Rm. Jaya dan Rm. Priyanto, karena mereka sudah harus dijaga 24 jam. Ternyata yang melayat pada pagi sesudah makan hanya Mgr. Blasius. Rm. Yadi, Rm. Suntara, Rm. Harto, Rm. Ria, Rm. Joko Sistiyanto dan Rm. Bambang melayat pada malam hari. Maka dari Domus Pacis yang ikut Misa Requiem hingga pemakaman hanya Rm. Hartanta. 

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...