Thursday, June 13, 2024

Walau Siaga dalam Kesendirian

Besok Minggu tanggal 28 Juli 2024 bagi Gereja Katolik adalah Hari Kakek Nenek. Ada seorang Rama Paroki menghubungi Rm. Bambang dengan telepon. Beliau meminta Rm. Bambang untuk mengisi rekoleksi dan memimpin Misa untuk para lansia di parokinya. Rama itu memberi tahu Rm. Bambang tema rekoleksi kira-kira berbunyi "Jangan Lupakan Daku". Jujur saja Rm. Bambang merasa tidak enak dengan tema itu. Bagi Rm. Bambang seseorang kalau sudah lansia harus siaga untuk ada dalam keadaan sendiri dan ikhlas tidak menjadi fokus perhatian anak cucu dan sanak saudara. Bahkan seorang lansia juga harus siaga "dilupakan". Kebetulan saja pada Rabu 12 Juni 2024 Rm. Bambang mendapatkan tamu 2 orang suster. Paling tidak salah satu dari suster itu sudah paling tidak 10 tahun tidak berjumpa. Apalagi dengan yang satu lainnya. Katanya, suster itu terakhir melihat Rm. Bambang ketika datang di Malang dengan motornya. Itu berarti ketika Rm. Bambang masih aktif berkarya dan belum memakai krug apalagi kursi roda. Itu berarti paling tidak pada tahun 2002 atau bahkan sebelumnya. Tetapi kedua suster itu asyik mengomongkan masa lalu sebelum masuk biara. Yang satu berkisah ketika masih anggota Mudika (Muda-mudi Katolik) yang pernah retret dan sering ikut pembinaan yang didampingi oleh Rm. Bambang. Sedang yang satu dulu warga Paroki Salam. Pada waktu itu sebagai rama di Paroki Salam dia membimbing khusus para aspiran atau yang berkeinginan menjadi rama atau bruder atau suster. Para aspiran laki-laki tidur di Wisma Salam sedang untuk yang putri Rm. Bambang mengontrakkan rumah. Mereka juga diminta membantu kerja Wisma Salam. Pendampingan termasuk pengenalan biara-biara dilakukan oleh Rm. Bambang. Semua itu diungkap oleh kedua suster itu. Mereka kemudian juga bertanya tentang Rm. Bambang kini di rumah rama tua Domus Pacis Santo Petrus. Ketika suster yang berasal dari Salam bertanya "Rama masih suka jajan?", Rm. Bambang bilang "Itu wajib". Tentu saja ada tawa membahana. Rm. Bambang kini memang jarang sekali pergi keluar. Tetapi begitu pergi keluar, 99,99% dia akan jajan makan luar. Ketika akan pulang, suster yang dari Salam memasukkan uang di saku Rm. Bambang sambil berbisik "Untuk jajan".

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...