Sebetulnya yang terjadi adalah karena sebuah pertanyaan dari sekian banyak pertanyaan. Itu terjadi pada Minggu 9 Juni 2024 ketika ada rombongan umat Lingkungan Santo Yohanes Pembaptis Palur, Paroki Purbowardayan Sala. Mereka mengunjungi para rama Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan Yogyakarta. Para rama Domus yang menyambut adalah Rm. Yadi, Rm. Harto, Mgr. Blasius, Rm. Ria, Rm. Jarot, dan Rm. Bambang. Tampaknya para rama itu amat tersentuh hatinya atas sebuah pertanyaan. Barangkali ada sesuatu menguak pengalaman masa lampau yang membuat wajahnya tampak berbinar. Pertanyaan itu adalah "Ketika masih menjalankan karya sebelum menjadi sepuh dan tinggal di rumah sepuh, apakah yang dialami paling menyenangkan?" Barangkali ada nostalgia sesaat masuk dalam diri para rama. Kemudian muncul jawaban kisah yang kalau dirumuskan adalah demikian :
- Rm. Yadi. Rm. Yadi mengalami karya beberapa paroki dan bahkan pernah di Binjai, Sumatera Utara. Beliau kemdian mengatakan pengalaman ketika melayani umat. Barangkali yang tergambar terutama adalah memimpin Misa. "Saya merasa senang sekali kalau merasa di terima oleh umat".
- Rm. Harto. Beliau mengalami beberapa paroki dan juga Seminari Mertoyudan, Magelang, dan Pematang Siantar, Sumatera Utara. Rm. Harto sungguh merasa gembira kalau mendapatkan kedatangan umat untuk berkonsultasi. Barangkali beliau merasa mampu membantu menemukan jalan keluar bagi yang bermasalah.
- Mgr. Blasius. Beliau memang imam praja Keuskupan Agung Semarang. Tetapi pernah menjadi Uskup Keuskupan Ketapang, Kalimantan Barat, sebelum pensiun dan masuk Domus. Dalam kisah singkat Mgr. Blasius tampak bangga berbicara tentang keberhasilannya membantu orang-orang yang membutuhkan.
- Rm. Ria. Rm. Ria memang mengalami beberapa karya paroki, yaitu Delanggu, Sragen, Bintaran, dan Jetis. Tetapi yang paling menyenangkan adalah karyanya mengajar di Seminari Mertotyudan selama 20 tahun. Sekalipun terkenal sebagai guru musik Gereja, beliau juga mengajar Bahasa Latin.
- Rm. Jarot. Dari beberapa paroki yang pernah dilayani, yang paling membuat menjadi kisah yang membanggakan dan menggebu-gebu adalah karya di Timor Timur. Itu sebelum Timor Timur merdeka menjadi negara Timor Leste.
- Rm. Bambang. Dia pernah sebentar berkarya di Paroki Klaten dan kemudian Paroki Salam. Duapuluh tujuh tahun Rm. Bambang ada di lembaga Karya Misioner hingga masuk rumah tua Domus Pacis. Selama hidup dan berkantor di Museum Misi Muntilan yang biasa terbayang adalah kalau pas sendiri di luar kerja kantor. Dia kerap masak sendiri dan langsung makan di dapur. Dia juga sering jajan dibawa pulang. Dia bisa makan sesuai selera.
No comments:
Post a Comment