Dalam Doa

Pada umumnya para rama sepuh Domus Pacis Santo Petrus memang sudah mengalami kemunduran daya fisik. Dalam hal daya indera tak ada yang tak punya kekurangan disandang oleh para rama sepuh. Ada yang mundur pendengaran, ada yang mundur penglihatan, dan tentu juga ada yang mundur indera lainnya. Dalam hal daya ingat juga ada yang sudah harus ditolong untuk mengingatkan atau menunjukkan. Bahkan ada yang kesadaran akan keadaan sepertinya juga sudah menurun. Misalnya kalau memimpin doa makan. Bisa terjadi pada pagi atau siang atau sore, dalam berdoa berkata "Gusti, ing enjing menika" (Tuhan pada pagi hari ini). Tentu saja rama-rama lain hanya akan tersenyum atau sering ada yang nyeletuk sesudah doa "Niki pun siang, ra" (Ini sudah siang, rama). Tampaknya kesadaran tak tepat juga terjadi ketika menerima rombongan tamu pada Sabtu 15 Juni 2024. Pada waktu itu ada rombongan tamu dari Lingkungan Theresa Kalkuta Paroki Baciro. Mayoritas dari 30an orang warga yang ikut, yang katanya dari 13 Kepala Keluarga, terdiri dari ibu-ibu. Kata seorang bapak yang memberikan kata pengantar, kunjungan ke Domus Pacis Petrus adalah ide dari ibu-ibu. Itu muncul ketika bulan Mei mereka mengadakan doa rosario bersama setiap hari. Dalam pertemuan itu tentu saja ada tanya jawab yang membuat suasana ceria penuh kegembiraan. Dalam rombongan tamu memang ada bebereapa bapak, remaja, dan kanak-kanak. Tetapi jumlah ibu-ibu sungguh tampak dominan. Untuk menutup pertemuan salah satu rama mengucapkan doa dan memberi berkat. Dalam hal artikulasi rama itu kerap tak jelas. Tetapi pada waktu itu ucapannya jelas dan suaranya dapat terdengar oleh semua. Tetapi, paling tidak Rm. Bambang, dia merasa geli ketika dalam doa ada kalimat kira-kira berbunyi "Gusti, matur nuwun sanget dene wonten kawula muda nuweni kawula para rama" (Tuhan, saya bersyukur atas kedatangan kaum muda mengunjungi kami para rama).