Kledokan

"Ini dari mana?" tanya Rm. Bambang yang keluar dari kamarnya untuk menyongsong 7 orang tamu yang sudah duduk di bangku-bangku depan kamarnya. "Kami dari Paroki Babarsari, rama" salah satu menjawab yang langsung disambut pertanyaan lain dari Rm. Bambang "Dari kelompok apa?". Anggota tamu lain menjawab "Dari Maria Immaculata, rama". Ketika Rm. Bambang bertanya lagi "Itu kelompok atau Lingkungan" ada jawaban "Salah satu Lingkungan di Paroki Babarsari". Ternyata Rm. Bambang masih meneruskan bertanya "Itu kampung mana, ya?", dan jawabannya adalah "Kledokan, rama". Dari mulut Rm. Bambang langsung terdengar suara "Ooooo ....". Benaknya langsung membayangkan dusun-dusun di daerah Seturan. Maklumlah, daerah itu dulu termasuk Lingkungan Ambarrukma bersama daerah Janti. Dulu sebelum berada di Seminari Rm. Bambang adalah salah satu aktivis Lingkungan. Ternyata 3 orang di antara tamu, yang datang pada jam 10.50 Jumat 21 Juni 2024, termasuk warga asli Kledokan. Omong-omong masa lalu jadi meriah. Tetapi Rm. Bambang harus banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan para tamu tentang Domus dan kondisi para rama. Bicara tentang kondisi kesehatan tampaknya menjadi topik yang amat menarik. "Kalau begitu yang sehat hanya Rama Bambang, ya?" tanya salah satu yang langsung dijawab oleh Rm. Bambang "Yang sehat hanya Rm. Hartanta, direktur kami yang masih muda. Yang sepuh-sepuh sudah expired". Para tamupun tertawa. "Tetapi Rm. Bambang malah tambah muda" salah satu yang dulu pernah berjumpa berkata. Rm. Bambang langsung menyahut "Aaaaaah, kamu jelas sudah katarak" yang membuat semua tertawa terbahak-bahak. Tiba-tiba salah satu berbicara setengah berbisik kepada teman dekatnya "Apakah itu Rama Bambang yang jual batik?". Temannya menjawab "Ya itulah" dan Rm. Bambang merasa geli karena dikenal sebagai penjual batik. Meskipun demikian Rm. Bambang senang juga, karena mereka mengambil tumpukan batik dari kamarnya dan memilih-milih untuk dibeli.