Monday, October 3, 2022

WKRI Atau Paguyuban?


Ini adalah hari Sabtu 1 Oktober 2022. Ada rombongan ibu-ibu sebanyak 48 orang. Rm. Bambang dan Mgr. Blasius sudah siaga ikut menyambut. Rm. Hartanta, Direktur Domus yang pada sekitar jam 09.00 sudah tampak mondar-mandir di ruang besar, belum menampakkan diri ketika rombongan sudah masuk. Rm. Ria dan Rm. Yadi juga datang menyusul. Tetapi Rm. Hartanta belum menampakkan diri. Ketika jam sudah melewati angka 09.30 koordinator tamu minta diperkenankan mengucapkan kata-kata pembuka. Rm. Bambang mempersilahkan. Pada saat koordinator menyampaikan kata-kata, setiap kali terjadi ledakan tawa larena setiap kali Rm. Bambang menyela. Salah satu contoh adalah ketika beliau berkata "Romo, romo paroki kami menitipkan salam untuk para romo sepuh yang tinggal di Domus Pacis". Begitu nada bicara kalau ditulis menunjuk tanda "titik", Rm. Bambang menyela "Maaf, kami tidak menerima titipan salam. Kalau oleh-oleh kami terima dengan senang hari" yang membuat para tamu tertawa. Maklumlah kebanyakan anggota tamu sudah kenal model tampilan Rm. Bambang karena pernah beberapa kali ikut Misa yang dipimpin dia. Apalagi tak sedikit dulu pernah ikut pembinaan dari Tim  yang dipimpin oleh Rm. Bambang baik dalam kaitan kedewanparokian maupun Pendampingan Iman Anak (PIA).

Ketika Rm. Bambang mengenalkan Domus termasuk para romo dan karyawan, datanglah Rm. Hartanta. Ternyata beliau baru saja menertibkan kendaraan-kendaraan para tamu Seminari yang ada di bawah pohon-pohon besar depan bangunan Domus Pacis St. Petrus. "Mobil-mobil Karanganyar wis takenteni je. Kanyata parkir neng ngarep Seminari" (Mobil-bil tamu dari Paroki Karanganyar sudah saya tunggu. Ternyata diparkir di depan Seminari Tinggi) kata Rm. Hartanta. Tentu saja Rm. Hartanta juga tidak melihat rombongan Ibu-ibu Paroki Karanganyar yang masuk Domus lewat belakang dengan menerobos pinggir kebun Seminari. Begitu Rm. Hartanta hadir, suasana omong-omong tanya jawab dari ibu-ibu ke para romo makin membuat suasana meriah penuh kegembiraan. Ada hal yang menarik dalam diri para tamu. Mereka memakai baju seragam nuansa pink dengan bintik-bintik putih. Setiap kali mereka bilang sebagai Paguyuban Santa Ana Paroki Karanganyar. Tetapi ada beberapa yang sering nyeletuk sebagai Wanita Katolik RI. Ketika Rm. Bambang minta klarifikasi, ada penjelasan bahwa dulu mereka adalah WKRI Paroki Karanganyar. Tetapi karena WKRI adalah ormas, maka kini basisnya ditentukan per Kecamatan sebagai anak ranting. Maka mereka terdiri dari beberapa Anak Ranting WKRI dari beberapa kecamatan. Tetapi karena hubungan satu sama lain sudah akrab, maka dalam Paroki mereka bersekutu sebagai Paguyuban Ibu-ibu Santa Ana Paroki Karanganyar.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...