Ini memang bukan kisah yang terjadi di Domus Pacis, tetapi kisah ini membuat Domus tersangkut. Terkisah seorang rama paroki mengadakan pertemuan dengan umat sebuah Lingkungan yang termasuk parokinya. Ini sungguh terjadi dan terjadi pada bulan Juli 2021. Barangkali ada yang berpikir di masa pandemi dengan pembatasan-pembatasan kok mengadakan pertemuan. Tentu saja pertemuannya bukan tatap muka langsung. Pertemuan diadakan secara daring dengan zoom. Dari pembicaraan sana-sini tiba-tiba salah satu ibu berkata kepada sang rama "Rama kedahipun mboten ses" (Rama seharusnya tidak merokok). Kebetulan rama itu baru saja sakit dan kebetulan juga beliau adalah perokok berat. Kata-kata ibu itu mendapat sambutan dan dukungan dari ibu-ibu lain. Mereka juga meminta rama berhenti merokok. Namun kemudian menyelalah salah satu ibu dan berkata "Maaf, saya berpikir lain. Rama tidak perlu berhenti merokok. Itu tidak berbahaya. Di Domus Pacis ada rama yang bernama Rm. Suntara. Pada Agustus 2018 beliau sakit amat berat. Selama enam bulan hanya berbaring. Tabung oksigen besar selalu tersedia. Makan pakai sonde. Bernafas pakai ventilator. Tetapi beliau bisa sehat. Dan sejak November 2019 Rama Sun mulai merokok. Beliau makin sehat. Bisa makan biasa bersama rama-rama lain. Ventilator sudah tak ada. Meski masih pakai kursi roda, bisa berjalan dari kamar hingga ruang makan".
Di meja makan Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan, Rm. Bambang berkata kepada Rm. Suntara "Sun, kowe berjasa besar lho. Neng nggon pertemuan salah satu Lingkungan Rama .... (menyebut nama) didesak ibu-ibu ben mandheg le udut. Rama kuwi bar gerah rong minggunan. Tujune ana Bu .... (menyebut nama) sing mbela ramane. Dheke merujuk pengalamanmu lara banget nganti kaya meh ra ketulungan. Isa mari lan saiki ketok seger. Ibu mau kandha merga kowe udut" (Rama Sun, kamu berjasa besar lho. Dalam pertemuan sebuah Lingkungan, Rama ... didesak ibu-ibu agar menghentikan kebiasaan merokoknya. Rama itu baru saja sakit sekitar dua minggu. Untung ada Bu ... yang membela. Ibu itu merujuk pengalamanmu sakit amat parah hingga seakan sudah tak dapat tertolong lagi. Tetapi bisa sembuh dan kini tampak segar. Ibu itu bilang karena kamu merokok). Mendengar omongan Rm. Bambang, Rm. Suntara berkomentar "Ngawuuuur". Rm. Bambang pun langsung menyahut "Apese nulung rama parokine" (Paling tidak menjadi pertolongan bagi rama parokinya). Kisah ini ternyata membuat para rama semeja makan tertawa. Yang membuat tertawa terutama adalah alasan yang diketahui dari Rm. Bambang. Ibu itu berkata: "Rama itu kan tidak berkeluarga. Kalau merokok membuat bahagia, mengapa harus dilarang,"
No comments:
Post a Comment