Friday, August 13, 2021

Swab PCR Warga Domus

Pagi itu adalah hari Sabtu 31 Juli 2021. Kecuali Rm. Joko yang sedang cuci darah di RS Panti Rapih, semua rama Domus Pacis St. Petrus sesudah makan pagi disiagakan di kamar masing-masing. Biasanya Mbak Pipit, pramurukti yang jaga malam, belum pulang. Mas Ardi yang mendapat giliran libur sehari semalam sudah siaga pada waktu para rama sedang makan pagi. Semua karyawan tidak ada satupun yang tidak ada di Domus. Bahkan Bu Rini dan Bu Titik juga sudah datang pada jam 08.00 di Domus. Hujan tidak menghalangi Bu Titik untuk meninggalkan rumahnya di Ambarrukmo menuju Domus Petrus, Kentungan. Beberapa karyawan tampak tegang bahkan salah satu tenaga laki-laki ada yang setiap kali menghapus air mata yang mungkin muncul karena ada hati merasa takut. Bahkan Bu Titik dan Bu Rini lama buang air kecil. 

Itulah suasana Domus ketika semua yang secara harian tersangkut kehidupan Domus Petrus harus menjalani Swab PCR. Sebenarnya Bu Titik pada jam 04.26 mengirim pesan WA ke Rm. Bambang "Mo nek aku mango ora nderek sweb nang domus piye? Aku tak sweb dewe bareng Nadya (arep bali Sidoarjo) Mesakke nderek domus bayar larang, aku tak dewe wae" (Rama, bagaimana kalau aku tidak ikut swab di Domus? Aku akan swab sendiri bersama Nadya yang akan pulang ke Sidoarjo. Kasihan Domus membayar mahal. Aku sendiri saja). Tetapi Rm. Bambang menjawab "Kowe wis kedaftar je. Sing mbayar keuskupan. Merga sing dawuh uskup.  Iki swab pcr. Dengan melu program Iki, Kowe bebas keluar masuk Domus"(Kamu sudah didaftar. Yang membayar keuskupan, karena ini perintah Uskup. Ini swab pcr. Dengan ikut program ini, kamu bebas keluar masuk Domus). Bu Titik dan Bu Rini, sekalipun bukan karyawan, adalah relawan yang diperlakukan sebagai warga Domus. Di masa Domus tidak boleh menerima tamu sebagaimana Seminari Tinggi, semua warga Domus dibuatkan kartu identitas untuk kepentingan keluar masuk melewati Pos Satpam yang menjaga pintu gerbang Seminari Tinggi Kentungan. 

Dari https://primayahospital.com/covid-19 ada penjelasan tentang swab dan PCR: "Swab dan PCR tak terpisahkan dalam metode tes untuk menegakkan diagnosis Covid-19. Swab adalah cara untuk memperoleh bahan pemeriksaan ( sampel ) . Swab dilakukan pada nasofaring dan atau orofarings. Pengambilan ini dilakukan dengan cara mengusap rongga nasofarings  dan atau orofarings dengan menggunakan alat seperti  kapas lidi khusus. Adapun PCR adalah singkatan dari polymerase chain reaction. PCR merupakan metode pemeriksaan virus SARS Co-2 dengan mendeteksi DNA virus. Uji ini akan  didapatkan hasil apakah seseorang positif atau tidak SARS Co-2." Maka tenaga medis dari RS Panti Rapih untuk melakukan swab PCR mengambil sampel cairan dari salah satu lobang hidung dan tenggorokan pada masing-masing warga Domus Petrus. Untuk para rama pengambilan sampel dilakukan di kamar masing-masing. Sedang untuk para tenaga Domus dilakukan di ruang rekreasi. Semua harus mengisi formulir yang diserahkan ke tenaga pengambil sampel. Proses pengambilan sampel 25 orang tidak membutuhkan waktu lama. Tetapi hasilnya masih harus ditunggu yang kata Rm. Hartanta 2 atau 3 hari kemudian. Ternyata di malam hari hasil sudah diberitahukan oleh RS Panti Rapih lewat no WA. Dari pemeriksaan diketahuilah bahwa 2 orang tenaga positip terpapar covid. Lalu kedua orang ini diwajibkan isolasi mandiri selama 14 hari. Sepuluh hari kemudian salah satu menjalani PCR dan hasilnya negatif, namun dia tetap akan tetap di rumah hingga terpenuhi 14 hari. Sedang satu yang lain SWAB antigen dengan hasil negatif, tetapi pimpinan Domus memintanya untuk PCR lagi.


No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...