Tuesday, September 30, 2025

Penyumbang Konsumsi Khusus September 2025

Kepedulian banyak umat untuk menyumbang snak di Domus Pacis tetap berjalan dengan lancar. Bu Titik, Bu Woro, Bu Endang, dan Bu Rini selalu mendapatkan jaringan hubungan yang mengisi jadual hari-hari sumbangan snak. Tentu saja semua itu membuat para rama sepuh tetap merasa punya hubungan dengan umat. Apalagi dengan dukungan kepedulian sumbangan uang untuk terutama mengadakan hajatan ulang tahun imamat dan peringatan arwah, para rama sepuh merasa tidak lepas dari hadirnya komunitas-komunitas umat dalam momen pribadi. Untuk bulan September sebenarnya memang hanya ada satu even, yaitu ulang tahun imamat Mgr. Blasius yang ke 64. Hal ini tentu membuat Rm. Bambang masih memiliki saldo anggaran. Entah bagaimana, di dalam salah satu makan bersama, muncul omongan "Bagaimana, ya, kalau sekali-sekali kita makan keluar bersama?" Kalau dikatakan "Sekali-sekali" karena sudah 5 tahun tak pernah pergi keluar jajan makan bersama. Maka terjadilah pada September 2025 ini peristiwa penghuni Domus, rama dan karyawan serta 2 orang relawan, pergi ke sebuah rumah makan. Yang tidak bisa ikut pergi mendapatkan oleh-oleh konsumsi khusus.

Kegembiraan para rama sepuh Domus seperti di atas tentu tidak akan terjadi kalau tidak ada uluran kepedulian umat. Maklumlah, anggaran rutin Domus tak akan mencukupi untuk selain kebutuhan harian. Maka, Domus Pacis hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada umat yang menopangnya. Pada bulan September 2025 umat yang ikut ambilbagian berkepedulian untuk kepentingan konsumsi khusus Domus adalah :

  • Penyumbang Snak : 1. Ibu Supriyadi, 2. Ibu Rachel, 3. Ibu Hera, 4. Ibu Kanti, 5. Ibu Titus, 6. Ibu Rini, 7. Ibu Emma, 8. Ibu Tutik, 9. Ibu Tita, 10. Ibu Joni, 11. Ibu Siwi Janong, 12. Ibu Titik Waluyanti, 13. Ibu Atik, 14. Sdri. Lusi, 15. Ibu Herini, 16. Ibu Novi, 17. Ibu Jantoro, 18. Ibu Anna Jatmiko, 19. Ibu Lucinda, 20. Ibu Jondit, 21. Ibu Wahyu, 22. Ibu Prima, 23. Ibu Elly, 24. Ibu Yudi, 25. Ibu Endang Prayitno, 26. Ibu Septi, 27. Ibu Sintari.
  • Penyumbang Hajatan : 1. Ibu Yinni Tjia, 2. Ibu Sri Daruningsih, 3. Ibu Coleta Tanti Sanvero, 4. Ibu Ambar, 4. Ibu Nadya, Patuk (5 org), 5. Ibu Happy Rianawati, 6. Ibu Ratmi, 7. Ibu Mardanu, 8. Bapak Blasius Chasto, 9. Ibu Agnes Trijoko, 10. Ibu Yucha, 11. Ibu Rini Wahyudi, 12. Apotek Jaya Sehat, 13. NN.

Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 10 Agustus 2013 Diperbaharui: 30 September 2020 Hits: 41653 

  • Perayaan
    01 Oktober
  •  
  • Lahir
    02 Januari 1873
  •  
  • Kota asal
    Lisieux - Perancis
  •  
  • Wafat
  •  
  • 30 September 1897 | Sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    9 April 1923 oleh Paus Pius XI
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 17 Mei 1925 oleh Paus Pius XI

Theresia Martin dilahirkan di kota Alençon, Perancis, pada tanggal 2 Januari 1873. Dia memiliki empat saudara perempuan yang lebih tua dan orang tuanya adalah Santo Louis Martin dan Santa Zelie Martin. Theresa seorang gadis yang sangat ceria, ia sangat dicintai ayahnya yang memanggilnya nya dengan sebutan "Ratu kecil."

Ketika Theresia masih kanak-kanak, ibunya meninggal dunia. Ayah Theresia lalu memutuskan untuk pindah ke kota Lisieux, di mana kerabat mereka tinggal.  Di sana terdapat sebuah biara Karmel di mana para suster berdoa secara khusus untuk kepentingan seluruh dunia.

Ketika Theresia berumur sepuluh tahun, seorang kakaknya, Pauline, masuk biara Karmel di Lisieux. Hal itu amat berat bagi Theresia. Pauline telah menjadi "ibunya yang kedua", merawatnya dan mengajarinya, serta melakukan semua hal seperti yang dilakukan ibumu untuk kamu. Theresia sangat kehilangan Pauline hingga ia sakit parah. Meskipun sudah satu bulan Theresia sakit, tak satu pun dokter yang dapat menemukan penyakitnya. Ayah Theresia dan keempat saudarinya berdoa memohon bantuan Tuhan. Hingga, suatu hari ia melihat patung Bunda Maria di kamarnya tersenyum padanya dan seketika ia sembuh  dari penyakitnya!

Theresia sangat mencintai Yesus. Ia ingin mempersembahkan seluruh hidupnya bagi-Nya. Ia ingin masuk biara Karmel agar ia dapat menghabiskan seluruh harinya dengan bekerja dan berdoa bagi orang-orang yang belum mengenal dan mengasihi Tuhan. Tetapi saat itu ia terlalu muda. Jadi, ia berdoa dan menunggu. Ia bahkan berani meminta ijin langsung kepada Paus. Hingga akhirnya, ketika umurnya lima belas tahun, atas ijin khusus dari Paus Leo XIII, ia diijinkan masuk biara Karmelit di Liseux.

Dalam biara Theresia menjalani kehidupan sebagaimana layaknya seorang Rubiah Karmelit. Tidak ada yang terlalu istimewa. Tetapi, ia mempunyai suatu rahasia: CINTA. Suatu ketika Theresia mengatakan, "Tuhan tidak menginginkan kita untuk melakukan ini atau pun itu, Ia ingin kita mencintai-Nya." Jadi, Theresia berusaha untuk selalu mencintai. Ia berusaha untuk senantiasa lemah lembut dan sabar, walaupun itu bukan hal yang selalu mudah.

Para suster biasa mencuci baju-baju mereka dengan tangan. Suatu saat seorang suster tanpa sengaja selalu mencipratkan air kotor ke wajah Theresia. Tetapi Theresia tidak pernah menegur atau pun marah kepadanya. Theresia juga menawarkan diri untuk melayani suster tua yang selalu bersungut-sungut dan banyak kali mengeluh karena sakitnya. Theresia berusaha melayani dia seolah-olah ia melayani Yesus. Ia percaya bahwa jika kita mengasihi sesama, kita juga mengasihi Yesus. Mencintai adalah pekerjaan yang membuat Theresia sangat bahagia.

Hanya sembilan tahun lamanya Theresia menjadi biarawati. Ia terserang penyakit tuberculosis (TBC) yang membuatnya sangat menderita. Kala itu belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit TBC.  Ketika ajal menjelang, Theresia memandang salib dan berbisik, "O, aku cinta pada-Nya, Tuhanku, aku cinta pada-Mu!" Pada tanggal 30 September 1897, Theresia meninggal dunia ketika usianya masih duapuluh empat tahun. Sebelum wafat, Theresia berjanji  untuk tetap mencintai dan menolong sesama dari surga. Sebelum meninggal Thresesia mengatakan, "Dari surga aku akan berbuat kebaikan bagi dunia." Dan ia menepati janjinya! Semua orang dari seluruh dunia yang memohon bantuan St. Theresia untuk mendoakan mereka kepada Tuhan telah memperoleh jawaban atas doa-doa mereka.

Setelah wafat, Theresia menjadi terkenal setelah buku catatan yang ditulisnya diterbitkan menjadi sebuah buku  "Kisah Suatu Jiwa,"  satu tahun setelah kematiannya (di Indonesia diterjemahkan dengan judul: 'Aku Percaya akan Cinta Kasih Allah').

Theresia dikanonisasi pada tahun 1925 oleh Paus Pius X. Ia dikenal dengan sebutan Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus atau Santa Theresia si Bunga Kecil.

Tanggal 19 Oktober 1997, Theresia  menjadi wanita ke-3 yang diberi gelar Doktor Gereja.

Lamunan Pesta

Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan dan Pujangga Gereja

Rabu, 1 Oktober 2025

Matius 18:1-5

1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" 2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. 5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang tak mau dikecilkan dan tak diperhitungkan. Maka ada perjuangan untuk jadi kaum besar.
  • Tampaknya, orang memang ingin jadi besar dan terhormat. Orang ingin jadi pusat perhatian banyak orang.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun kedudukan tinggi bisa menjamin jadi besar dan terhormat, orang baru sungguh besar dan terhormat kalau bisa menggantungkan diri pada bisikan Roh dalam relung hati seperti anak berkiblat pada orangtuanya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang jadi besar karena yakin selamat dengan bergantung pada nurani bagaikan anak bergantung pada orangtua.

Ah, anak kecillah yang harus meneladan kaum dewasa.

Monday, September 29, 2025

Penyumbang Honor Karyawan September 2025

Rama penghuni Domus Pacis Santo Petrus pada saat ini ada 13 orang. Memang, ada yang masih relatif muda dan bisa ke sana-sini berkendaraan sendiri dan bisa melayani diri sendiri. Beliau memang belum sepuh dan memang ditugasi oleh Uskup untuk jadi Direktur Domus. Dari 12 orang rama sepuh, 10 orang memang bisa makan bersama walau satu di antaranya sering harus dilayani dalam segalanya. Memang, kondisi mereka lebih baik daripada 2 orang rama sepuh yang sudah terus berada dalam kamar. Tetapi, dari 10 rama sepuh yang masih ikut makan bersama tinggal 1 orang yang bisa melayani sendiri. Yang lain sudah harus didampingi oleh karyawan. Beberapa memang sudah masuk dalam kepikunan sehingga sering masuk dalam irasionalitas. Itulah kondisi biasa harian. Semua itu tentu membutuhkan tenaga kerja yang harus selalu siaga energi raga dan jiwa. Padahal kadang-kadang ada yang kondisinya drop. Karyawan juga dituntut untuk siaga lembur dan melakukan tindakan ekstra. Tentu saja semua ini menuntut honorarium khusus di atas rata-rata  apalagi UMR. Tunjangan-tunjangan khusus juga harus disiagakan demi ketenangan kerja karyawan. Karena keterbatasan anggaran dari Keuskupan, semua ini mampu tercukupi karena uluran sumbangan para donator untuk menyumbang tambahan honor karyawan. Para rama Domus Pacis Santo Petrus hanya mampu mengucapkan amat banyak sekali terima kasih. Untuk bulan September 2025 dalam catatan Rm. Bambang  Domus menerima sumbangan sebesar Rp. 18.150.000. Semua ini berasal dari :

1. Ibu Dicky, 2. Ibu Anna Maria (Ibu-ibu Bernardus Babadan), 3. Ibu Yuliana Sutarni, 4. PUPIP Ungaran, 5. Ibu Niken, 6. Ibu Maria Kristina Dannie, 7. Ibu Eny Bernadette, 8. Ibu Christine, 9. Ibu Tantiana Windy, 10. Ibu Wartini, 11. Ibu Lili Herawati, 12. Ibu Dewi Anggraeni, 13. Ibu Lucy, 14. Ibu Kanaya, 15. Ibu Lanni Riyanto (d.a. MG Dwi Astuti / Ibu Marcus Smg), 16. Ibu Tri Nor Prasetyawan, 17. Ibu Malya, 18. Ibu Ida, 19. Bapak Bambang Triono Cahyadi, 20. Belissima Skin Clinic, 21. Ibu Yenyen, 22. Ibu Mamik, 23. Ibu Harno, 24. Bapak Sudjono Keman, 25. Ibu Evy, 26. Ibu Bernadet Suwarni, 27. Kerahiman Ilahi Mungkid, 28. Ibu dr. Wara Aris Wakiman, 29. Ibu ML Setiyani Indrawati.



Santo Hieronimus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 24 Agustus 2013 Diperbaharui: 15 Oktober 2019 Hits: 27276

  • Perayaan
    30 September
  •  
  • Lahir
    Tahun 347
  •  
  • Kota asal
    Strido, Dalmatia
  •  
  • Wilayah karya
    Asia Kecil, Roma, Israel, Afrika Utara
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 419 | Sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Pujangga besar Gereja ini lahir di Strido, sebuah daerah di perbatasan Pannonia dan Dalmatia, pada abad ke-4. Ayahnya mengajarkan agama dengan baik kepadanya, tetapi mengirim Hieronimus ke sebuah sekolah kafir yang terkenal. Di sekolah tersebut, Hieronimus mulai menyukai tulisan-tulisan kafir dan cintanya kepada Tuhan mulai luntur. Namun demikian, persahabatannya dengan sekelompok orang-orang Kristiani yang kudus, yang menjadi sahabat-sahabat dekatnya, membuatnya berbalik kembali sepenuhnya kepada Tuhan.

Karena hasratnya yang menggebu-gebu untuk hidup bermatiraga, Ia lalu meninggalkan kota Roma untuk menyepi kepadang gurun. Selama beberapa waktu dia tinggal di Gurun Chalcis, arah Barat Daya dari kota Antiokhia, yang dikenal sebagai Thebaid Syria. Di sana ia berkenalan dengan seorang pertapa Yahudi Kristen yang kemudian mengajarinya bahasa Ibrani.  Sejak itu Hieronimus menjadi tertarik pada kitab-kitab berbahasa Ibrani, yang menurut kaum Yahudi Kristen tersebut adalah sumber dari kitab Matius yang kanonik.

Di tahun 378 atau 379, dia ditahbiskan sebagai seorang imam oleh Uskup Paulinus di Antiokhia. Hieronimus sebenarnya tidak terlalu berkeinginan untuk menjadi imam. Yang terpenting baginya adalah bagaimana ia dapat membersihkan jiwanya dengan cara bertapa dan bermatiraga. Oleh karena itu ia meminta agar tetap diperbolehkan melanjutkan pola hidup asketisnya yang keras setelah ditahbiskan.

Segera setelah itu Hieronimus berangkat ke Konstantinopel untuk melanjutkan studinya dalam bidang Kitab Suci di bawah bimbingan Santo Gregorius Nazianzen.  Ia tinggal  di Konstantinopel selama beberapa tahun lalu pindah ke Roma. Keberadaannya kembali di Roma mula-mula karena diundang untuk menghadiri sinode tahun 382 yang digelar dengan tujuan mengakhiri skisma di Antiokhia; namun  kecerdasannya memukau Paus Damasus I dan para tokoh Kristen di Roma. Sri Paus kemudian memintanya berkerja sebagai  anggota dewan penasehat kepausan.

Salah satu yang paling penting di antara berbagai tugas yang diberikan paus kepadanya adalah melakukan revisi terhadap naskah Alkitab berbahasa Latin berbasis Perjanjian Baru Yunani dan Perjanjian Lama Ibrani, dengan maksud menyudahi penyimpangan-penyimpangan yang terdapat dalam naskah-naskah Gereja Barat pada masa itu.  Sebelum adanya karya terjemahan Hieronimus, seluruh terjemahan Kitab Perjanjian Lama didasarkan atas Septuaginta. Meskipun ditentang oleh banyak warga Kristen, Hieronimus memilih untuk menggunakan Kitab Perjanjian Lama berbahasa Ibrani, bukannya Septuaginta. Penugasan untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam Bahasa Latin menentukan rentang kegiatan kesarjanaannya selama bertahun-tahun, dan merupakan pencapaian terpenting yang berhasil diraihnya. Alkitab yang diterjemahkannya itu dikemudian hari disebut Vulgata karena menggunakan bahasa sehari-hari yang dituturkan oleh masyarakat pada masa itu.

Di Roma Heironimus menjadi seorang Imam yang sangat berpengaruh; bukan saja karena tingkat keilmuannya yang luar biasa, melainkan juga karena komitmennya untuk tetap hidup sebagai seorang pertapa dengan pola hidup asketis yang sangat keras, dan juga karena usahanya yang sungguh-sungguh untuk tetap hidup suci.

Pada bulan Agustus 385, Hieronimus kembali ke Antiokhia bersama saudaranya Paulinianus para sahabatnya termasuk beberapa orang bangsawan Roma yang telah memutuskan untuk mengikutinya meninggalkan kehidupan duniawi  dan menghabiskan masa hidup mereka di Tanah Suci. Pada musim dingin tahun 385 Hieronimus menyertai perjalanan dan bertindak selaku penasehat spiritual mereka. Bersama Uskup Paulinus dari Antiokhia yang menggabungkan diri kemudian, para pertapa ini berziarah mengunjungi Yerusalem, Betlehem, dan tempat-tempat suci di Galilea, lalu berangkat ke Mesir, yang kemudian menjadi “markas” sementara dari para pertapa Kristen ini.

Menjelang akhir musim panas tahun 388 Hieronimus dan para sahabatnya kembali ke Palestina dan menetap hingga akhir hayatnya di sebuah gua pertapaan di sebelah gua tempat Yesus dilahirkan di  Betlehem.  Hieronimus meninggal dunia di dekat kota Betlehem pada tanggal 30 September 420. Jenazahnya mula-mula dimakamkan di Betlehem, dan konon kemudian dipindahkan ke gereja Santa Maria Maggiore di Roma.

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja

Selasa, 30 September 2025

Lukas 9:51-56

51 Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, 52 dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. 53 Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. 54 Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?" 55 Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka. 56 Lalu mereka pergi ke desa yang lain.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang dapat yakin bahwa yang namanya perjuangan demi kebaikan umum adalah perbuatan amat mulia. Banyak orang akan mendukungnya.
  • Tampaknya, penghambat perjuangan kebaikan umum adalah tindakan jahat. Dapat dipahami kalau penghambat seperti itu mendapatkan tindakan tegas bahkan kalau perlu dihancurkan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun orang akan jengkel sekali karena adanya penghambat perjuangan kebaikan umat, pejuang sejati akan selalu menghindari tindakan kekerasan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati sekalipun mengalami hambatan dan penentangan hebat atas perjuangan kebaikan umum, pejuang sejati akan selalu menghindari berbagai tindakan kekerasan.

Ah, kalau nyatanya sungguh berlawanan dengan kebaikan, orang harus disingkirkan.

Sunday, September 28, 2025

Lingkungan Theresia Boto Delanggu

"Wadduuuuuuh, ngertia ora nempur" (Aduuuuh, kalau tahu kami tidak membeli beras) seru Rm. Bambang pada Minggu pagi 21 September 2025 ketika melihat dari berbagai bingkisan terdapat beberapa karung beras. Seru Rm. Bambang membuat rombongan tamu yang membawanya tertawa. Salah satu tamu bertanya "Le nempur teng pundi?" (Dimana membelinya beras?). Rm. Bambang menjawab "Rm. Andika, Rama Direktur Domus, tindak terus mampir tuku beras neng nDlanggu" (Rm. Andika, Direktur Domus, ketika pergi lalu mampir beli beras di Delanggu). Jawaban itu langsung membuat tawa meledak dari para tamu. Maklumlah, para tamu pagi itu datang dari Lingkungan Santa Theresia Boto, Paroki Delanggu.


Dibandingkan dengan rombongan-rombongan pengunjung lain di tahun 2025, tampaknya rombongan Delanggu menjadi khusus, Banyak pengunjung Domus biasa dalam kerangka kegiatan ziarah Yubileum Porta Santa. Ada yang ke Sendang Sono dan ada yang ke Taman Doa Pringwulung. Tetapi rombongan Delanggu ini memang memasukkan Komunitas Para Rama Domus Pacis Santo Petrus menjadi utama. Dan ini bisa ditandai dengan macam-macamnya oleh-oleh bingkisan untuk kebutuhan Domus Pacis. Memang, seusai dari Domus Pacis, mereka akan berziarah ke Sendang Jatiningsih, Klepu. Tetapi di Domus Pacis mereka sungguh memberi waktu amat leluasa. Yang mereka lakukan adalah dalam rangka menjalani Aksi Nyata Kelompok dari hasil pertemuan Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) di bulan September 2025. Sebenarnya pihak Domus mendapatkan informasi bahwa yang akan datang sekitar 50 orang. Tetapi realitanya lebih 70 orang. Mereka sungguh mengalami kegembiraan berjumpa dengan para rama Domus. Kegairahan mereka juga tampak dalam kepedulian untuk berdana secara perorangan, yaitu dengan membeli kain batik sajian Domus.

Santo Michael

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 03 Maret 2015 Diperbaharui: 08 Oktober 2019 Hits: 49809

  • Perayaan
    29 Desember
  •  
  • Lahir
    -
  •  
  • Kota asal
    -
  •  
  • Wafat
  •  
  • -
  •  
  • Kanonisasi

Santo Michael adalah salah satu malaikat utama yang melayani Allah. Ialah yang memimpin para malaikat yang baik dalam pertempuran di surga melawan Lucifer dan para pengikutnya; yang berakhir dengan kejatuhan Lucifer ke neraka. Dalam iman Kristen, Michael dikenal sebagai pembela kaum beriman menghadapi serangan musuh. Cerita-cerita klasik tentang malaekat agung Michael umumnya bersumber pada kitab Wahyu Yohanes yang menggambarkan pertentangan antara Yang Baik dan yang jahat.

Dalam kitab wahyu, St. Yohanes menulis :

"Mikael bersama malaekat-malaekatnya berperang melawan naga itu dan naga itu dibantu oleh malaekat-malaekatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaekat-malaekatnya." (Why 12:7-9).

Lalu Yohanes mendengar suara nyaring di surga:

"Sekaranglah saatnya Allah menyelamatkan umatNya! Sekarang Allah sudah menunjukkan kuasaNya sebagai Raja! Sekarang Raja Penyelamat Yang dijanjikanNya itu telah menunjukkan kekuasaanNya! Sebab, yang menuduh saudara-saudara kita di hadapan Allah siang dan malam, sudah dikeluarkan dari surga. Saudara-saudara kita sudah mengalahkan dia dengan darah Anak Domba itu, dan dengan Sabda Allah yang mereka kabarkan. Mereka rela mengorbankan nyawa mereka sampai mati. Sebab itu, hendaklah surga dan semua yang tinggal di dalamnya, bersuka ria! Tetapi celakalah bumi dan laut, karena iblis sudah turun kepadamu dengan amarah yang sangat besar. Sebab ia tahu bahwa waktunya tinggal sedikit." (Why 12: 10-12).

Michael bersama malaikat-malaikat baik telah mengalahkan Lucifer dengan sahabat-sahabatnya. Orang-orang Kristen yang rela mengorbankan nyawanya sudah menang berkat darah Kristus dan Sabda Ilahi. Namun Setan tetap mau menjatuhkan manusia di hadapan Tuhan; setan tetap berusaha menjauhkan manusia dari Tuhan, sumber hidup abadi. Tetapi orang beriman yang bersekutu dengan Michael akan menang. Michael adalah pembela kaum beriman dari segala serangan musuh yang jahat.

Bangsa Israel memandang Mikael sebagai pembelanya dalam segala penganiayaan, godaan dan perpecahan. Kitab Daniel mengungkapkan sbb :

" . . . kemudian Mikael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia. . . " (Dan 10:13).

Sebagaimana Israel, demikian juga Gereja senantiasa memandang Michael sebagai pelindung, pembela Gereja dalam penganiayaan, godaan dan perpecahan. Umat Kristen mendirikan banyak gereja di atas bukit dan gunung dengan nama Michael. Banyak kerajaan (seperti di Jerman); kota dan umat mempercayakan diri kepada pimpinan malaekat Michael yang setia kepada Tuhan. Penghormatan kepada Michael semakin besar setelah penampakannya di atas Gunung Gargano, Italia pada abad ke-5. Di atas gunung Gargano kemudian didirikan sebuah gereja megah untuk menghormati Michael.

Selain itu diceritakan bahwa sewaktu Roma terserang wabah, Paus Gregorius melihat malaekat Michael tengah menghunus pedangnya di atas makam Kaisar Adrian, yang sekarang disebut Benteng Santo Angelo (Benteng Santo Mikhael).

Lamunan Pesta

Santo Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung

Senin, 29 September 2025

Yohanes 1:47-51

47 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" 48 Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." 49 Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" 50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." 51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, ada gambaran bahwa dengan iman orang akan mengalami daya ilahi. Dia hidup dengan dukungan kekuatan Tuhan.
  • Tampaknya, dengan beriman orang bisa berharap mampu menghadirkan tindakan-tindakan di luar pikiran banyak orang. Dia bisa membuat mukjizat dan perbuatan spektakuler.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun dengan beriman orang bisa mengalami karya ilahi, keberimanan sejati akan membuat orang mengalami kemesraan hubungan antara daya-daya sorgawi dan realita duniawi. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menyaksikan dinamika campur tangan Tuhan dalam kehidupan manusia.

Ah, bagaimanapun juga Tuhan itu jauh di sorga tak kena aura duniawi.

Saturday, September 27, 2025

Kunjungan Uskup di Hari Sabtu

Sebenarnya pagi itu suasana Domus Pacis dapat dikatakan cukup istimewa. Setiap rama di kamarnya pasti akan mendapatkan kunjungan satu per satu. Selewat jam 09.00 yang dapat kunjungan adalah kamar Rm. Bambang yang sedang menghadapi laptop. Tentu saja Rm. Bambang gembira, karena yang berkunjung adalah Mgr. Rubiyatmoko, Uskup Agung Semarang. "Wah nulis terus nggih?" (Wah terus-terusan menulis, ya?) kata Bapak Uskup yang dijawab oleh Rm. Bambang "Mboten, kok. Nanung maos ulang. Yen saget badhe kula cetakke. Hasile kenging ngge ngremen-ngremenke rama sagriya" (Tidak. Saya hanya membaca ulang. Kalau bisa akan saya terbitkan. Hasilnya untuk menyenang-nyenangkan rama serumah). Bapak Uskup kemudian menanyakan isinya. Rm. Bambang memang punya catatan-catatan kecil peristiwa dengan rama-rama yang bagi dia bisa menggelikan. Rm. Bambang memasukkan calon buku itu sebanyak 40 kisah. Sebenarnya dulu akan dicetak untuk ulang tahun imamatnya ke 40 pada Januari 2021. Tetapi dia membatalkan. Kini, setelah lewat 5 tahun, dia merasa sudah menjadi peristiwa lampau yang tak terlalu berbahaya mengganggu perasaan. Ternyata dalam kunjungan itu ada yang tak bisa ditengok dengan omong-omong. Maklum hari itu adalah tanggal 27 September 2025. Itu adalah hari Sabtu. Pada hari Sabtu selalu ada dokter dan perawat dari RS Panti Rapih datang di Domus untuk memeriksa rama-rama tertentu. Ketika Bapak Uskup masuk kamar Rm. Bambang, Rm. Bambang sudah selesai mendapatkan pemeriksaan. Tetapi Rm. Jarot baru mendapatkan penanganan khusus ketika Bapak Uskup akan masuk kamarnya. Meskipun demikian, Bapak Uskup bisa menyaksikan sendiri beberapa hasil pemeriksaan. Beliau juga bisa mengetahu kondisi Rm. Yadi yang lemah dengan saturasi rendah, sehingga Rm. Yadi segera diantar ke IGD RS Panti Rapih. Ternyata semua hasil laboratorium dan CT Scan bagus. Yang membuat lemas dan kemudian banyak tidur adalah pengaruh obat dari salah satu obat. Maklumlah, kondisi kelansiannya membuat beliau sudah kerap mengalami kebingungan dan halusinasi. Yang jelas Rm. Yadi tidak perlu opname.

Santo Wenseslaus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 28 Juli 2014 Diperbaharui: 29 September 2020 Hits: 16091

  • Perayaan
    28 September
  •  
  • Lahir
    Tahun 907
  •  
  • Kota asal
    Praha, Bohemia (sekarang Republik Ceko)
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir - dibunuh pada tanggal 28 September 929 di BrandĂ½s nad Labem-StarĂ¡ Boleslav, Bohemia (sekarang Czech Republic)
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santo Wenseslaus lahir di dekat kota Praha pada tahun 907 (buku lain menyebutkan tahun 903).  Ayahnya, Raja Vratislav, penguasa negeri Bohemia yang dibabtis menjadi Kristen oleh Santo Sirilus dan Santo Metodius; dua orang kudus yang kenal sebagai “Rasul Bangsa Slavia”. Vratislav  adalah seorang raja Kristen yang saleh dan bijaksana. Ia memimpin dan menuntun rakyatnya untuk hidup sesuai dengan ajaran Kristiani.  Ibu Santo Wenseslaus bernama DrahomĂ­ra; seorang wanita yang berwatak buruk. DrahomĂ­ra dikenal angkuh, gila hormat dan tetap mempertahankan kekafirannya.  

Karena kekafiran isterinya, maka raja Vratislav mempercayakan pendidikan anaknya Wenseslaus kepada ibu kandungnya;  Santa  Ludmila.  Pada tahun 921, ketika Wenseslaus baru berusia 13 tahun, ayahnya meninggal dunia dalam sebuah pertempuran dengan kaum Magyars.  Dengan itu kekuasaan kerajaan jatuh ke tangan ibunya,  DrahomĂ­ra. Watak kekafiran DrahomĂ­ra benar-benar terlihat jelas di dalam caranya memerintah. Ia menimbulkan banyak kekacauan karena berusaha membasmi iman kristiani. Ia menyokong orang-orang kafir untuk menyerang para pemimpin Kristiani dan seluruh umat. Salah satu yang menjadi korban adalah Santa Ludmila, ibu mertua DrahomĂ­ra yang telah mendidik dan membesarkan Wenseslaus. Santa Ludmila mati dicekik oleh kaki tangan DrahomĂ­ra.

Pembunuhan Santa Ludmila semakin memperburuk situasi negara. Dari dalam dan dari luar Bohemia datang banyak reaksi keras. Saat situasi semakin bertambah buruk, Pangeran Bayern bersama para bangsawan Bohemia datang dan memaksa DrahomĂ­ra meletakkan jabatannya serta mendesak Wenseslaus untuk naik takhta menggantikan ibunya yang kafir itu. Wenseslaus yang saat itu baru berusia 15 tahun mengambil alih kekuasaan dan dilantik menjadi raja pada tahun 922.

Dengan dukungan penuh dari para bangsawan Kristen, Wenseslaus memimpin rakyatnya. Cita-citanya ialah mewujudkan suatu negara yang adil dan makmur berlandaskan ajaran Kristiani. Dengan seluruh sikap hidupnya, Wenseslaus sangat berhasil memakmurkan rakyatnya. Ia dikenal sebagai seorang raja yang saleh, berani dan murah hati terutama kepada para janda dan anak yatim-piatu. Ia meringankan beban hidup orang-orang miskin, mengunjungi para tawanan untuk menghibur mereka. Lebih dari itu konon pada musim dingin ia sendiri menghantar kayu bakar kepada keluarga-keluarga miskin di sekitarnya. Kisah kebaikan hati dan kekudusan Santo  Wenseslaus kelak diabadikan dalam sebuah lagu Natal yang sangat populer yang berjudul : “Good King Wenceslaus”.

Karyanya diletakkan di atas landasan iman yang kokoh. Ia menaruh devosi yang tinggi terhadap Sakramen Mahakudus. Kerapkali ia sendiri menjadi misdinar yang melayani imam pada waktu perayaan Ekaristi.  Sering ia mengunjungi gereja pada tengah malam untuk berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus. Tetapi sebagaimana biasa kepemimpinan yang jujur dan adil senantiasa tidak luput dari berbagai rintangan dan ancaman. Banyak bangsawan yang tidak senang dengan Wenseslaus karena kejujuran dan keadilannya. Para bangsawan kafir ini lalu bersekutu dengan adik kandung Wenseslaus, yaitu Pangeran Boleslaw  dan juga ibunya DrahomĂ­ra, untuk dapat membunuh Wenseslaus.

Pada bulan September 935 (dari sumber yang lebih kuno tahun 929)  Pangeran Boleslaw mengundang Wenseslaus untuk merayakan pesta Santo Kosmas dan Damianus di StarĂ¡ Boleslav.  Tiga orang rekan Pangeran Boleslaw  yaitu : Tira, ÄŒsta dan HnÄ›vsa,  membunuh Wenseslaus di dalam perjalanannya ke gereja. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Wenseslaus berkata : "Adikku, semoga Tuhan mengampuni engkau."

Santo Wenseslaus baru berusia 22 tahun ketika ia gugur sebagai pembela keadilan dan pelindung Gereja Kristus dari serangan kaum kafir.  Karena itu ia dihormati sebagai seorang Saksi Iman dan Martir Kristus.  Banyak mujizat terjadi atas orang-orang yang berdoa dengan perantaraannya.   Tetapi mujizat terbesar ialah pertobatan dan pembabtisan Raja Boleslaw adiknya, yang naik tahktah setelah membunuhnya dengan keji.  Saat ini Santo Wenseslaus dihormati sebagai Santo dan pelindung negara Republik Ceko. Hari peringatannya dalam kalender liturgi jatuh pada tanggal 28 September. Sejak tahun 2000  hari Santo Wenseslaus juga dijadikan hari hari libur nasional di Republik Ceko.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Lamunan Pekan Biasa XXVI

Minggu, 28 September 2025

Lukas 16:19-31

19 "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. 20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, 21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. 22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. 23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. 24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. 25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. 26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. 27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, 28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. 29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. 30 Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. 31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, dengan besarnya kekayaan orang bisa memiliki pesona sosial. Dia bisa dan mudah dikenal oleh banyak orang.
  • Tampaknya, dengan kekayaan dan popularitas sosialnya banyak orang bisa tahu siapa dia. Nama, alamat, keluarga, latarbelakang hidupnya bisa diketahui oleh banyak orang.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun besarnya kekayaan dan tingginya kedudukan mudah membuat identitas dengan segala latarbelakang hidup seseorang dikenal oleh banyak amat banyak orang, kalau tak berhati peduli pada yang papa di hadapannya, di hadapan Tuhan justru menjadi orang tanpa identitas karena dalam catatan ilahi yang terkenal adalah kaum papa dan menderita. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa yang masuk dalam daftar penduduk sorgawi terutama adalah kaum papa terlantar tanpa daya dan mereka yang berkepedulian sosial.

Ah, yang masuk sorga itu jelas yang rajin doa.

Kunjungan Domus Selipan Yubileum Porta Santa

Tampaknya, yang namanya Domus Pacis Santo Petrus makin menjadi tempat yang ingin diketahui oleh umat Katolik Keuskupan Agung Semarang. Tampaknya, Domus Pacis menghadirkan ketertarikan khas. Sebagai rumah para rama sepuh dengan kondisi membuat mendapatkan SK bebas dinas pelayanan umat, tampaknya, terutama bagi para umat yang masuk golongan tua, rama-rama Domus menjadi sasaran keinginan umat untuk berjumpa. Maklumlah, pada umumnya para rama sepuh Domus di masa aktifnya banyak yang sudah bersentuhan dengan kelompok-kelompok umat baik parokial maupun kategorial.


Kebetulan saja pada tahun 2025 ada gelora gerakan Yubileum Porta Santa. Banyak kelompok dan rombongan umat melakukannya. Tampaknya, di Jogja yang paling paling banyak didatangi adalah Porta Santa Pringwulung dan Sendang Sono. Tampaknya, dari rombongan-rombongan itu ada yang "menyelipkan" rencana kunjungan ke Domus Pacis. Di dalam pengalaman yang sudah-sudah, rombongan pengunjung Domus Pacis biasa diterima antara jam 09.00-11.00. Di sinilah muncul soal. Rombongan tamu ingin ikut acara Yubelium dengan ikut menerima Sakramen Tobat dan kemudian ikut Misa. Acara itu dimulai pada jam 10.00 pagi baik di Pringwulung maupun Sendang Sono. Rm. Andika, Direktur Domus, pada makan pagi Kamis 25 September 2025 bilang bahwa dari Klaten ada rombongan yang ingin sekali berkunjung, tetapi jam 10.00 harus sudah ada di Sendang Sono. Puji Tuhan, yang seperti itu sudah terjadi pada Minggu 21 September 2025. Ada rombongan dari Lingkungan Brayat Minulya, Paroki Boyolali, yang melakukan Yubileum Porta Santo di Taman Doa Pringwulung. Ternyata Rm. Direktur bisa menerima mereka pada pagi jam 08.00. Ternyata rombongan Boyolali hadir di Domus pada jam 07.30. Perjumpaan sekitar 1 jam lebih tampaknya sudah membuat para tamu amat bergembira. Sehari kemudian Bu Susi, yang menjadi koordinator, menulis pesa WA ke Rm. Bambang "Puji Tuhan kolo wingi dumugi byl jam 10 Kanti Slamet dan sehat sedoyo. Sedoyo remen. Matur nuwun Romo" (Puji Tuhan. Kemarin sampai Boyolali jam 10.00 malam dengan selamat dan sehat. Semua merasakan gembira. Terima kasih, rama).

Friday, September 26, 2025

Beata Delphina

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 27 September 2017 Diperbaharui: 27 September 2020 Hits: 12491

  • Perayaan
    27 September
  •  
  • Lahir
    Tahun 1284
  •  
  • Kota asal
    Provence, Perancis
  •  
  • Wafat
  •  
  • 26 November 1360
    Sebab alamiah
  •  
  • Venerasi
    -
  •  
  • Beatifikasi
    Tahun 1694 oleh Paus Innocentius XII (cultus confirmation)
  •  
  • Kanonisasi

Beata Delphina (Delphine of Glandèves) adalah puteri tunggal Pangeran William dari Glandeves di Perancis Selatan. Dia kehilangan kedua orang tuanya ketika baru berumur 7 tahun. Anak yatim piatu kecil ini kemudian dibesarkan dalam sebuah biara susteran Fransiskan.

Delphina telah mengucapkan kaul kemurnian dan mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah, ketika Raja Charles II memilihnya menjadi pasangan hidup Pangeran Elzearius dari Sabran. Dalam kebingungan ia mencari perlindungan pada Bunda Maria, tempat dia telah mempercayakan diri sepenuhnya. Bunda kita pun kemudian menampakkan diri dan menenangkannya dari ketakutan. Delphina lalu menyetujui perkawinan itu yang kemudian dirayakan dengan kemeriahan besar di hadapan sang raja dan Uskup Agung dari Aix. Kemurnian dan ketulusan suci dari sang isteri itu memenuhi Elzearius dengan cinta yang sedemikian besar sehingga dia membuat nazar untuk berlaku sebagai pelindung keperawanannya dan sepanjang hidupnya kaul ini dipenuhinya dengan setia. Pasangan suami isteri ini hidup kudus laksana sepasang malaikat; yang satu mendorong yang lain untuk semakin hidup dalam cinta mereka kepada Tuhan. Bersama-sama mereka menjadi anggota Ordo Ketiga Fransiskan.

Seperti suaminya, Delphina juga sangat peduli kepada para orang miskin dan memperlakukan mereka dengan penuh hormat. Para pelayannya, yang harus dia pertahankan karena status bangsawannya, diajarinya dalam kesalehan dan takut pada Allah. Ia memperhatikan dan mengasihi mereka seolah-olah mereka adalah anak-anaknya sendiri. Mereka pun lalu mencintai dan menghormati puteri Delphina bagaikan seorang ibu, kendati ia masih sangat muda.

Ketika mendengar kabar kematian suaminya di Paris, Delphina pun menangisinya dengan getir. Kendati demikian dalam kepasrahan ia pun berdoa : “Ya Tuhanku dan Allahku, kehendak suci-Mulah yang hendaknya terjadi!” Didorong oleh Roh Tuhan untuk bergerak ke kesempurnaan yang semakin agung, dengan segera dia melepaskan semua harta benda duniawinya dan menambahkan pada kaul keperawanannya sebuah kaul kemiskinan yang suci.

Kemasyhuran hidup suci dari Delphina mendorong Ratu Eleonora dari Sisilia mengangkatnya menjadi kepala urusan rumah tangga di istanya. Delphina segera mengubah istana itu dan menjadikannya bagaikan sebuah tempat peziarahan suci.

Beata Delphina tutup usia pada tahun 1358 dalam usia 74 tahun. Ia dimakamkan di samping makam suaminya di kota di Perancis Selatan.  Pada tahun 1694 ia dibeatifikasi oleh Paus Innocentius XII.

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Vinsensius de Paul, Imam

Sabtu, 27 September 2025

Lukas 9:43b-45

43b Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: 44 "Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia." 45 Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, dengan menghadirkan perbuatan spektakuler banyak orang akan terkagum-kagum. Apalagi kalau yang dibuat sungguh demi kebaikan umum, orang akan menjadi idola amat banyak orang lain.
  • Tampaknya, perbuatan amat baik untuk umum membuat seseorang menjadi milik umum. Hidupnya akan aman sejahtera karena perlindungan masyarakat.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun rekam jejak sungguh menghadirkan kebaikan umum dan hidupnya dicintai oleh banyak orang, seorang pejuang akan sadar dan siaga menghadapi susah derita karena penentangan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar makin besar pengabdiannya demi kebaikan umum, makin besar dan kuatlah musuh penentangnya.

Ah, kalau dincintai masyarakat umum hidup akan aman sejahtera.

Prodiakon Paroki Kedoya Jakarta

Ini Sabtu sure 20 September 2025 lewat jam 16.00. Beberapa mantan seminaris Mertoyudan masuk bersama hampir 70 orang. Tetapi mereka bukan rombongan mantan seminaris. Mereka adalah para Prodiakon Paroki Paroki Kedoya, Keuskupan Jakarta. Mereka pada hari itu menyelesaikan rekoleksi yang dibimbing oleh Rm. Sukendar, Pastor Paroki Pugeran. Kemudian, para Prodiakon ini melakukan peziarahan ke Sendang Sono. Maka sore itu mereka datang dari Sendang Sono mampir berkunjung ke Domus Pacis Santo Petrus. Di dalam informasi ke Direktur Domus, mereka mau berjumpa dengan Rm. Jarot, teman seangkatan mantan seminaris, dan Rm. Djoko Setyo serta Rm. Bambang. Maklumlah Rm. Djoko dan Rm. Bambang pernah juga jadi pamong Seminari Menengah Mertoyudan. Ternyata Rm Yadi, Mgr. Blasius, Rm. Suhartana, dan Rm. Ria juga ikut bergabung. Rm. Ria dulu adalah guru musik Gereja di Seminari Mertoyudan.


Barangkali para pengunjung ada dalam kondisi cukup capek perjalanan ke dan dari Sendang Sono. Tetapi suasana kunjungan di Domus amat sangat diwarnai kesantaian penuh kehumoran. Rm. Bambang dalam memandu perjumpaan antara para tamu dan para rama banyak menggunakan kata-kata sembrono yang membuat suasana kerap diwarnai ledakan tawa ceria. Setiap kali, misalnya dalam memperkenalkan para rama satu persatu, Rm. Bambang menunjukkan kemenonjolan yang bersangkutan yang selalu disusupi gaya mengejek penuh keakraban. Ambil contoh ketika Rm. Suhartana diperkenalkan Rm. Bambang berkata "Itu Rm. Suhartana. Umur sudah 86 tahun" para tamu tepuk tangan. "Beliau satu-satunya rama sepuh yang masih berjalan tanpa kursi roda", disambut tepuk tangan. "Barangkali, kehebatan Rm. Suhartana karena beliau adalah perokok", entah bagamana ada tepuk tangan lagi. Tiba-tiba Rm. Djoko Setyo menyahut "Saya juga merokok tapi berkursi roda". Maka Rm. Bambang langsung menanggapi "Soalnya Rm. Djoko tak beli sendiri dan hanya minta Rm. Suhartana". Maka meledaklah tawa para tamu. Ternyata muncul salah satu tamu bertanya kepada Mgr. Blasius, penghuni tertuwa dengan usia 90 tahun, "Monsinyur, siapakah di antara rama-rama yang lebih muda yang paling nakal?" Jari telunjuk Mgr. Blasius menunjuk ke Rm. Bambang. Tawapun amat meledak. "Yang paling baik?" sosok itu meneruskan pertanyaan dan telunjuk Mgr. Blasius terarah ke Rm. Djoko Setyo. Para tamu bertepuk tangan meriah. Ketika mereda, Rm. Bambang berkata "Soalnya Mgr. gak tahu siapa sesungguhnya Rm. Djoko", tawapun meledak lagi.

Thursday, September 25, 2025

Santo Damianus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 24 Agustus 2013 Diperbaharui: 26 September 2020 Hits: 19252

  • Perayaan
    26 September
  •  
  • Lahir
    Hidup pada akhir abad ke-3
  •  
  • Kota asal
    Suriah
  •  
  • Wafat
  •  
  • tahun 303 | Martir. Dianiaya dan dipenggal kepalanya
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Damianus adalah Saudara kembar dari Santo Kosmas. Mereka berdua merupakan siswa-siswa yang sangat terkenal dalam bidang ilmu pengetahuan dan keduanya menjadi dokter yang hebat. Kosmas dan Damianus memandang setiap pasien sebagai saudara dan saudari dalam Kristus.

Karena itu, mereka memberikan perhatian besar kepada mereka semua dan melakukan yang terbaik dengan segenap kemampuan mereka. Betapa pun banyaknya perhatian yang harus mereka curahkan terhadap seorang pasien, baik Kosmas maupun Damianus, tidak pernah menerima uang sebagai imbalan atas pelayanan mereka. Sebab itu, mereka diberi nama julukan dalam bahasa Yunani artinya “tanpa uang sepeser pun”.

Setiap ada kesempatan, kedua orang kudus ini akan bercerita kepada para pasiennya tentang Yesus Kristus, Putra Allah. Orang banyak menyukai kedua dokter kembar ini, karenanya dengan senang hati mereka mendengarkan. Kosmas dan Damianus seringkali memulihkan kesehatan, baik jiwa maupun raga, para pasien yang datang mohon bantuan mereka.

Ketika penganiayaan oleh Kaisar Diocletianus terhadap umat Kristiani dimulai di kota mereka, kedua dokter ini segera ditangkap. Tak pernah sekali pun mereka berusaha menyembunyikan cinta mereka yang begitu besar terhadap iman Kristiani. Mereka disiksa dan dianiaya, tetapi tak ada yang dapat memaksa mereka untuk mengingkari iman kepada Kristus. Mereka hidup bagi Dia dan menarik begitu banyak orang kepada cinta-Nya. Setelah disiksa mereka berdua akhirnya dijatuhi hukuman mati dengan cara dipenggal  pada tahun 303.

Lamunan Pekan Biasa XXV

Jumat, 26 September 2025

Lukas 9:18-22

18 Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: "Kata orang banyak, siapakah Aku ini?" 19 Jawab mereka: "Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit." 20 Yesus bertanya kepada mereka: "Menurut kamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus: "Mesias dari Allah." 21 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapapun.

22 Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, di dalam agama orang akan berhadapan dengan ajaran-ajaran pokok dasar atau dogma. Orang harus mempercayai tanpa syarat.
  • Tampaknya, orang beragama tak boleh mengutak-atik yang masuk dalam dogma. Yang tak taat dapat dipandang sesat bahkan dianggap murtad.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun dalam beragama orang harus taat pada dogma dengan segala rumusannya, di dalam penghayatan kongkret orang ditantang untuk mengakui sesuai dengan olahan dalam relung hati yang memang menjadi kekhasan pribadi yang tak boleh dijadikan patokan umum. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menghayati hidup keagamaan secara komunal kebersamaan dan secara pribadi di hadapan relung hati.

Ah, orang tak boleh punya pandangan pribadi dalam beragama.

Piknik Domus

Dalam sejarah kehidupan Domus Pacis, ketika masih di Domus Pacis Puren, Paroki Pringwulung, ada acara yang disebut ":Piknik". Pert...