Friday, September 26, 2025

Prodiakon Paroki Kedoya Jakarta

Ini Sabtu sure 20 September 2025 lewat jam 16.00. Beberapa mantan seminaris Mertoyudan masuk bersama hampir 70 orang. Tetapi mereka bukan rombongan mantan seminaris. Mereka adalah para Prodiakon Paroki Paroki Kedoya, Keuskupan Jakarta. Mereka pada hari itu menyelesaikan rekoleksi yang dibimbing oleh Rm. Sukendar, Pastor Paroki Pugeran. Kemudian, para Prodiakon ini melakukan peziarahan ke Sendang Sono. Maka sore itu mereka datang dari Sendang Sono mampir berkunjung ke Domus Pacis Santo Petrus. Di dalam informasi ke Direktur Domus, mereka mau berjumpa dengan Rm. Jarot, teman seangkatan mantan seminaris, dan Rm. Djoko Setyo serta Rm. Bambang. Maklumlah Rm. Djoko dan Rm. Bambang pernah juga jadi pamong Seminari Menengah Mertoyudan. Ternyata Rm Yadi, Mgr. Blasius, Rm. Suhartana, dan Rm. Ria juga ikut bergabung. Rm. Ria dulu adalah guru musik Gereja di Seminari Mertoyudan.


Barangkali para pengunjung ada dalam kondisi cukup capek perjalanan ke dan dari Sendang Sono. Tetapi suasana kunjungan di Domus amat sangat diwarnai kesantaian penuh kehumoran. Rm. Bambang dalam memandu perjumpaan antara para tamu dan para rama banyak menggunakan kata-kata sembrono yang membuat suasana kerap diwarnai ledakan tawa ceria. Setiap kali, misalnya dalam memperkenalkan para rama satu persatu, Rm. Bambang menunjukkan kemenonjolan yang bersangkutan yang selalu disusupi gaya mengejek penuh keakraban. Ambil contoh ketika Rm. Suhartana diperkenalkan Rm. Bambang berkata "Itu Rm. Suhartana. Umur sudah 86 tahun" para tamu tepuk tangan. "Beliau satu-satunya rama sepuh yang masih berjalan tanpa kursi roda", disambut tepuk tangan. "Barangkali, kehebatan Rm. Suhartana karena beliau adalah perokok", entah bagamana ada tepuk tangan lagi. Tiba-tiba Rm. Djoko Setyo menyahut "Saya juga merokok tapi berkursi roda". Maka Rm. Bambang langsung menanggapi "Soalnya Rm. Djoko tak beli sendiri dan hanya minta Rm. Suhartana". Maka meledaklah tawa para tamu. Ternyata muncul salah satu tamu bertanya kepada Mgr. Blasius, penghuni tertuwa dengan usia 90 tahun, "Monsinyur, siapakah di antara rama-rama yang lebih muda yang paling nakal?" Jari telunjuk Mgr. Blasius menunjuk ke Rm. Bambang. Tawapun amat meledak. "Yang paling baik?" sosok itu meneruskan pertanyaan dan telunjuk Mgr. Blasius terarah ke Rm. Djoko Setyo. Para tamu bertepuk tangan meriah. Ketika mereda, Rm. Bambang berkata "Soalnya Mgr. gak tahu siapa sesungguhnya Rm. Djoko", tawapun meledak lagi.

No comments:

Post a Comment

Semua Orang adalah Aku

Dalam pepatah Jawa ada kalimat berbunyi aja rumangsa bisa nanging bisaa rumangsa . Di dalam google saya menemukan penjelasan bahwa "Kal...