Rm. Bambang dan Keluarga Tian

"Gah! Aku emoh bareng Bambang. Engko mesthi jajan neng dalan" (Tidak mau! Aku tidak mau bersama Bambang. Dia pasti makan jajan di perjalanan). Itulah dulu kata-kata Rm. Suntara ketika akan datang ke perkawinan salah satu karyawan. Rm. Suntara tidak mau diajak berangkat bersama dengan Rm. Bambang. Rm. Suntara memang tidak menyukai makan dengan jajan di warung atau rumah makan. Sedang Rm. Bambang di hadapan banyak orang sering berkelakar "Nek wis lunga, aku rumangsa dosa nek ora jajan" (Kalau sudah pergi, aku merasa berdosa kalau tidak jajan). Memang, sekarang Rm. Bambang untuk rutin pergi keluar Domus memang hanya sebulan sekali, yaitu mendampingi pendalaman keagamaan kelompok lansia di Pringgolayan. Itu berarti dia biasa jajan makan luar sebulan sekali. Dalam hal jajan makan luar Rm. Bambang memang amat berpengalaman. Selama 27 tahun, sebelum masuk rumah rama tua Domus Pacis, Rm. Bambang tidak berkarya di paroki. Dia bertempat tinggal di kantor karya misioner. Hidupnya banyak pergi dari paroki ke paroki bahkan ke keuskupan-keuskupan lain untuk pelatihan dan pengembangan perangkat Gereja terutama paroki. Makan di warung-warung menjadi bagian kebiasaan hidup. Kini dia berada di rumah para rama bebas tugas Domus Pacis Santo Petrus. Meskipun demikian makan luar, di luar sebulan sekali sepulang dari Pringgolayan, kadang juga terjadi. Kebetulan Mas Tian, anak Bu Rini, juga amat bersemangat kalau makan-makan. Dia bersama keluarga kadang-kadang mengajak Rm. Bambang apalagi kalau menemukan tempat baru dengan menu model baru. Rm. Bambangpun, kalau kebertulan mendapatkan uang ekstra, juga akan mengontak Mas Tian untuk makan luar. Ini juga terjadi pada Kamis malam tanggal 4 September 2025. Rm. Bambang dan keluarga Mas Tian makan luar. Maklumlah Rm. Bambang habis dapat uang ekstra. Pada Senin 1 September 2025 dia dapat arisan yang sebulan sekali diadakan oleh para karyawan Domus.