Saturday, September 6, 2025

Lamunan Pekan Biasa XXIII

Minggu, 7 September 2025

Lukas 14:25-33

25 Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: 26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? 29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, 30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. 31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? 32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. 33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, ada yang bilang bahwa keluarga adalah harta yang paling berharga. Keluarga adalah topangan hidup.
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa kehidupan baik dalam keluarga membentuk orang untuk bermakna di tengah masyarakat luas. Keluarga tak harmonis membentuk orang tak punya pegangan hidup baik.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, seindah apapun suasana kehidupan keluarga, bagi yang sungguh beriman, sehingga berpegang pokok pada perintah relung hati, keluarga justru jadi arena kehati-hatian hidup agar tak hanya demi keluarga orang berbuat sesat. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang dalam mencintai keluarga bisa berani berseberangan demi kebaikan sehingga tak jatuh dalam nepotisme.

Ah, bagaimanapun juga kepentingan keluarga harus di atas segalanya.

No comments:

Post a Comment

Rm. Yadi

Dulu ketika masih berada di Domus Pacis Puren, Pringwulung, Rm. Yadi menjadi rama paling tua di antara para rama lain penghuni Domus Pacis. ...