Monday, September 8, 2025

64 Tahun Imamat Mgr. Blasius


Minggu itu, jam 16.00 tanggal 7 September 2025, tamu-tamu mulai berdatangan. Welcome snak menyambut mereka. Mgr. Blasius Pujaraharja mengenakan jubah seorang Uskup. Maklumlah, beliau memang Uskup emeritus (pesiunan Uskup) dari Keuskupan Ketapang, Kalimantan Barat. Kini beliau berusia 90 tahun dan telah menjadi anggota penghuni Domus Pacis Santo Petrus sejak Juni tahun 2021. Setiap tamu yang datang langsung menyalami Mgr. Blasius dan bahkan banyak yang kemudian berfoto ria bersama beliau. Memang ada beberapa suster Sang Timur dan Carolus Borromeus (CB) ikut hadir. Tetapi pada umumnya tamu yang hadir terdiri kaum lansia. Yang paling mengesankan adalah kata-kata tamu ketika menyalami Mgr. Blasius "Kula ......" (Saya ....) dengan mengatakan namanya. Karena amat banyak perempuan dan bahkan banyak juga yang sudah janda, mereka mengisi .... (titik-titik) itu dengan nama suaminya. Yang begitu biasa diucapkan oleh para tamu lansia dari Paroki Medari termasuk Wilayah Seyegan. Dari mimik yang terlihat, tampaknya pada umumnya Mgr. Blasius sudah lupa. Yang jelas Mgr. Blasius tampak gembira. Pada Minggu itu Domus Pacis Santo Petrus merayakan 64 tahun imamat Mgr. Blasius. Sebenarnya hari tahbisan beliau adalah tanggal 8 September, tetapi Domus merayakannya pada 7 September 2025.

Untuk merayakan 64 tahun imamat Mgr. Blasius, Domus Pacis memang mengadakan Misa khusus yang dipimpin oleh Rm. Andika Bhayangkara, Direktur Domus. Rm. Andika dalam homili menekankan rahmat totalitas iman menanggapi panggilan imamat. Semua dirujukkan oleh pengalami Rm. Andika menanggapi panggilannya. Umat Lingkungan Sleman hadir sebagai kelompok kor yang bernyanyi dengan penuh semangat. Keluarga Mgr. Blasius bersama dengan sanak kenalan mendapatkan jatah undangan 50 orang. Para tamu lansia dari Paroki Medari, Paroki Purwodadi, sahabat-sahabat Domus datang sekitar 100 orang. Tentu saja masih harus diperhitungan para rama sepuh Domus dan karyawan serta relawan Domus. Satu hal yang barangkali harus dicatat, sebenarnya Mgr. Blasius sendiri barangkali sudah tak begitu menyadari. Beliau memang tampak gembira menjadi fokus perhatian para tamu. Tetapi pada makan siang Minggu itu, ketika diberi tahu "Nanti Misa jam 5 sore dan berdandan khusus, ya", Mgr. Blasius bertanya "Ada apa?" Ketika diberi tahu bahwa itu untuk merayakan ulang tahun imamat beliau, Mgr. Blasius tampak agak bingung. Maklumlah, dalam usia 90 tahun Mgr. Blasius memang sudah mulai menurun fungsi kognitif dan daya ingatnya. Tetapi Domus Pacis menyukuri imamat beliau. Di dalam kata pembuka sebelum Misa Rm. Bambang mengetengahkan peran beliau yang di masa sebagai imam muda (usia antara 30-41 tahun) amat berperan dalam menanggapi pembaruan kehidupan Gereja sehabis Konsili Vatikan II. Hal ini amat terasa bagi umat Paroki Medari yang dilayani pada tahun 1965-1971. Dari membaca google Rm. Bambang menemukan beberapa hal amat mengagumkan (https://santoyosephmedari.wordpress.com/2014/07/18/sejarah-paroki-2-2) :

Romo Blasius Pujoraharjo, Pr. (1965-1971) mulai membuat gebrakan yang belum pernah dilakukan pastor-pastor sebelumnya. Pembaharuan gereja antara lain :

  1. Mengubah bentuk kepemimpinan Dewan Paroki yang diketuai oleh orang- orang elit (manteri-manteri guru) yang masih berjiwa feodal dengan memunculkan tokoh-tokoh yang baru dari lingkungan.
  2. Mengubah bentuk perayaan misa atau liturgi dengan ibadat yang mengumat, di mana umat dilibatkan dalam seluruh kegiatan termasuk doa bersama dalam bahasa Jawa pada perayaan Natal, 25 Desember 1965. (partisipasi umat dilibatkan).
  3. Merubah bentuk altar yang masih menghadap ke tembok (membelakangi umat) ke bentuk yang baru yaitu menghadap umat sesuai anjuran dari Konsili Vatikan II.
  4. Tahun 1967 Pastor Bl. Pujoraharjo, Pr., mengusahakan gilingan beras untuk mencari dana penghidupan gereja, karena dananya (kolekte) yang masuk minim sekali. Caranya dengan menanamkan saham untuk beli gilingan, setelah saham kembali lalu menjadi milik gereja.
  5. Tahun 1968 Pastor Bl. Pujoraharjo, Pr., mengangkat prodiakon awam untuk membantu tugas pastor, angkatan pertama hanya tiga orang yaitu : Bapak Al. Suyanto (Sleman), Bapak AD. Prawirosumarto (Mlesen) dan Bapak Suwardjo (Gadung) dengan masa kerja 1 tahun.
  6. Tahun 1970 membuat sebuah gedung pertemuan yang sekarang kita kenal dengan nama “Panti Paroki“.

No comments:

Post a Comment

Piknik Domus

Dalam sejarah kehidupan Domus Pacis, ketika masih di Domus Pacis Puren, Paroki Pringwulung, ada acara yang disebut ":Piknik". Pert...