Friday, September 12, 2025

Bukan Usulan?

Pada suatu hari, waktu makan pagi, di Domus Pacis Santo Petrus terjadi kehebohan. Memang, bukan heboh besar. Tetapi yang namanya heboh itu ya heboh. Salah satu rama sepuh yang sudah mundur daya ingatnya mencari salah satu karyawan putri. "Dereng dhateng, rama" (Dia belum datang, rama) seorang karyawan, yang bahkan menemani tidur semalam, menjawab. Rama sepuh itu menanggapi dengan kata "Oh, nggih" (Oh, ya). Tetapi sesaat kemudian pertanyaan yang sama, apakah karyawan putri itu sudah datang, muncul lagi. Karyawan yang melayani makan beliau menjawab dengan kata-kata sama "Dereng dhateng, rama" (Dia belum datang, rama). Rama sepuh itu itu memang mengiyakan, tetapi beberapa saat kemudian tanya lagi. Tiba-tiba Rm. Bambang menyampaikan ide yang dikatakan kepada para rama lain. Tetapi para rama lain, yang mendengar, hanya tertawa. Kalau dikatakan "yang mendengar", karena ada yang daya pendengaran sudah surut sehingga tidak mendengar. 


Tiba-tiba Rm. Andika, Direktur Domus, datang dan duduk siap makan pagi. Seorang rama lain memberi tahu tentang rama sepuh yang menanyakan karyawan putri hingga beberapa kali. Kemudian Rm. Bambang berkata mengajukan usul kepada Rm. Andika. Rama-rama lain, kecuali yang tidak mendengar, tertawa lagi. Rama yang tak mendengar bertanya kepada Rm. Bambang yang kemudian mengatakan usulnya kepada Rm. Andika dengan suara keras. Rama itu langsung berkata dengan suara jengkel "Kowe ki nek omong mesthi ngawur" (Kamu kalau bicara pasti ngawur). Rm. Bambang menyahut "Aku ki mung usul" (Aku hanya usul) yang mendapat sergapan jawaban "Kuwi dudu usul, ning usil" (Itu bukan usul tetapi usil). Rm. Andika menyahut "Yen mboten usil sanes Rama Bambang" (Kalau tidak usil bukan Rm. Bambang). Tawa para rama berderai lagi. Sebenarnya dalam usulnya Rm. Bambang berkata "Rama, kula usul. Kados pundi yen karyawan ingkang tugas ke beliau ngangge rok?" (Rama, saya usul bagaimana kalau karyawan yang tugas untuk beliau diminta memakai rok?), dan pada waktu itu Rm. Andika menambah "Ditumbaske wig, nggih?" (Sekalian dibelikan wig, ya?).

No comments:

Post a Comment

Rm. Yadi

Dulu ketika masih berada di Domus Pacis Puren, Pringwulung, Rm. Yadi menjadi rama paling tua di antara para rama lain penghuni Domus Pacis. ...