Sunday, June 30, 2024

Beato Junipero Serra

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 02 September 2013 Diperbaharui: 01 Jun 2014 Hits: 7205

  • Perayaan
    01 Juli
  •  
  • Lahir
    24 November 1713
  •  
  • Kota asal
    Petra - Spanyol
  •  
  • Wilayah karya
    Spanyol, Mexico, San Diego - California
  •  
  • Wafat
  •  
  • 28 Agustus 1784 - Oleh sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    Tahun 1988, oleh Paus Yohanes Paulus II
  •  
  • Kanonisasi

Junipero Serra dilahirkan di Petra, Spanyol, pada tanggal 24 November 1713. Semasa kanak-kanak ia menjadi murid di sekolah Fransiskan di Palma, sekitar duapuluh lima mil jauhnya. Ia menggabungkan diri dalam Ordo Fransiskan pada tanggal 14 September 1730, beberapa bulan menjelang ulangtahunnya yang ketujuhbelas.

Sepanjang hidup, aku senantiasa rindu menjadi seorang misionaris. Aku rindu menyampaikan pesan Injil kepada mereka yang belum pernah mendengar tentang Tuhan dan kerajaan yang telah Ia persiapkan bagi mereka.” --- Beato Junipero Serra

Sepanjang masa novisiat, Junipero membaca biografi para kudus Fransiskan. Santo yang hidupnya paling menarik perhatiannya adalah St Fransiskus Solano, yang hidup dari tahun 1549 hingga 1610. Imam yang diutus sebagai misionaris ke Amerika Selatan ini baru saja dimaklumkan sebagai seorang santo pada tahun 1726 oleh Paus Benediktus XIII.

Junipero memutuskan, jika memang kehendak Tuhan, ia juga akan menjadi seorang misionaris. Junipero ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1736. Ia menjadi seorang professor filsafat. Setelah duapuluh tahun lamanya mengabdi dalam ordo, kepadanya diberikan suatu kesempatan yang indah. Para biarawan Fransiskan diminta untuk memberikan diri secara sukarela demi daerah misi yang disebut “Spanyol Baru” (Mexico dan California). Junipero dan sahabat karibnya, Biarawan Francisco Palou, menggabungkan diri dengan kelompok misionaris di Cadiz, Spanyol, sebuah kota pelabuhan. Dari sana mereka mengarungi Samudera Atlantik ke Vera Cruz, Mexico. Mereka berlabuh pada tanggal 6 Desember 1749.

Junipero dan biarawan lain menempuh perjalanan sisanya dari Vera Cruz ke Mexico City, yang jaraknya 240 mil, dengan berjalan kaki. Mereka memulai perjalanan pada tanggal 15 Desember 1749 dan tiba pada tanggal 1 Januari 1750. Dari Mexico City, Junipero dan Francisco Palou diutus untuk berkarya di antara suku Pame Indian di daerah Misi Fransiskan Sierra Gorda.

Sebagian biarawan kemudian diutus ke daerah-daerah misi di California Bawah. Junipero, Francisco dan serombongan Fransiskan lainnya diminta untuk mewartakan Injil kepada orang-orang pribumi di California Atas. Junipero memulai Misi San Diego pada tanggal 16 Juli 1769, ketika ia berusia limapuluh enam tahun. Misi itu merupakan suatu undangan terbuka kepada masyarakat yang dikasihinya untuk datang dan berjumpa dengan Yesus.

Perlahan-lahan mereka mulai mempercayai para biarawan. Sebagian dari mereka memberi dirinya dibaptis dan mulai mengamalkan iman Kristiani. Pater Serra dan para biarawan mengasihi dan melindungi umat mereka.

Rantai emas misi-misi baru pun tumbuh:

Misi San Carlos di Monterey pada tanggal 1 Juni 1770;

Misi San Antonio de Padua pada tanggal 14 Juli 1771;

Misi San Gabriel Archangel pada tanggal 8 September 1771;

Misi San Luis Obispo pada tanggal 1 September 1772;

Misi San Francisco de Asis pada tanggal 9 Oktober 1776;

Misi San Juan Capistrano pada tanggal 1 November 1776;

Misi Santa Clara de Asis pada tanggal 12 Januari 1777;

Misi San Buenaventura pada tanggal 31 Maret 1782

..... Dan pada akhirnya, enam ribu pribumi dibaptis.

Beato Junipero melakukan perjalanan misinya yang terakhir di California Atas dari akhir tahun 1783 hingga Juli 1784. Ia wafat dalam damai di Misi San Carlos pada tanggal 28 Agustus 1784 dan dimakamkan di sana.

Lamunan Pekan Biasa XIII

Senin, 1 Juli 2024

Matius 8:18-22

18 Ketika Yesus melihat orang banyak mengelilingi-Nya, Ia menyuruh bertolak ke seberang. 19 Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya: "Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." 20 Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." 21 Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya: "Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku." 22 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka."

Butir-butir Permenung

  • Tampaknya, yang namanya kepedulian, itu adalah sikap beriman. Kalau ada orang mendapatkan musibah, seorang beriman akan berbelarasa.
  • Tampaknya, yang namanya cinta keluarga, itu adalah penghayatan iman. Kalau ada kerepotan dalam keluarga, seorang beriman akan mengutamakan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun dengan berkepedulian orang dapat menjalani iman, untuk sungguh beriman dalam berbaikan dengan siapapun dan apapun orang harus total melandaskan diri pada Tuhan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan berjuang sepenuh mungkin berada dalam wibawa Tuhan yang pasti mengalirkan berbagai sikap dan berbuatan baik pada siapapun. 

Ah, asal beragama pasti baik dalam segalanya.

Sumbangan Tambahan Honor Juni 2024

Pada Rabu 26 Juni 2024 sepupu Rm. Bambang dari Jambi berkunjung di Domus Pacis. Keluarga beserta anak-cucu dari semua adik bapaknya Rm. Bambang kesemuanya beragama Islam. Tak mengherankan kalau sepupu perempuan dari Jambi memakai kerudung hijab. Rm. Bambang adalah satu-satunya yang beragama Katolik. Ketika duduk-duduk di kursi depan kamar Rm. Bambang, si sepupu terkejut melihat ada sosok berhijab keluar dari dapur Domus. "Di sini kok ada orang Islam?" tanyanya yang langsung dijawab oleh Rm. Bambang "Itu salah satu karyawan". Kemudian Rm. Bambang menceritakan di Domus ada 15 karyawan yang 6 orang di antaranya beragama Islam. Tampaknya semua karyawan merasa happy kerja di Domus. Sembilan orang sudah ikut kerja sejak para rama masih di Domus Pacis Puren, Pringwulung. 


Ketika pindah di Domus Pacis Santo Petrus Kentungan, penambahan karyawan dilakukan. Itu berkaitan dengan besarnya gedung yang paling tidak 6 kali lipat Domus Puren. Jumlah rama juga bertambah. Tetapi lebih dari itu kondisi fisik para rama jauh lebih membutuhkan pelayanan dibandingkan ketika masih di Pringwulung. Kecuali Rm. Hartanta dan Rm. Bambang, untuk urusan kamar mandi dan WC semua membutuhkan bantuan. Bahkan ada rama yang terus tinggal di kamar dan dilayani dalam segalanya. Para karyawan dituntut untuk kerja penuh komitmen yang membutuhkan kesegaran badan dan jiwa. Untuk itu mereka harus mendapatkan honor sesuai tuntutan negara. Tetapi Domus juga menambahkan beaya untuk lembur dan beberapa tunjangan. Kesemuanya demi ketenangan hati karyawan agar pelayanan untuk para rama sepuh dan difabel serta sudah dihinggapi penyakit-penyakit sungguh terjamin. Memang, anggaran dari Keuskupan masih membutuhkan tambahan. Puji Tuhan, sejak Juli 2021 ada banyak warga Gereja yang memberikan kepedulian dengan menyumbang uang. Pada Bulan Juni 2024 ada 28 kiriman sumbangan yang kesemuanya berjumlah sebesar Rp. 15.230.000. Para penyumbang itu adalah :

1. Bu Dicky, 2. PUPIP Ungaran, 3. Ibu Niken, 4. Ibu Ida, 5. Ibu Wartini, 6. Kelompok Yosefin Medari, 7. Ibu Naryo, 8. Bapak Jono, 9. Ibu Lili Herawati, 10. Ibu Christine, 11. Ibu Maria Kristina Dannie, 12. Ibu Lanni Riyanto (d.a. MG Dwi Astuti / Bu Marcus), 13. Ibu Tri Nor Prasetyawan, 14. Ibu Dewi Anggraeni, 15. Ibu Malya, 16. Ibu Lucy, 16. Ibu Anna Maria (Ibu-ibu Bernardus Babadan), 17. Ibu Mamik, 18. Ibu Stefi, 19. Bapak Bambang Triono, 20. Ibu Bellissima, 21. Ibu Chatarina Gunarti, 22. Ibu Evy, 23. Ibu Harno, 24. Ibu ML Setiyani Indrawati, 25. Ibu Yenyen, 26. Ibu Istiyono, 27. Ibu drg. Yuristiani, Ibu Endang W.

Saturday, June 29, 2024

Santo Theobaldus dari Provins

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 03 Juni 2014 Diperbaharui: 15 Februari 2017 Hits: 8194

  • Perayaan
    30 Juni
  •  
  • Lahir
    Tahun 1017
  •  
  • Kota asal
    Provins, Brie, Perancis
  •  
  • Wilayah karya
    Vicenza - Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 30 Juni 1066 di Salanigo Vicenza Italia - Oleh sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Tahun 1073 oleh Paus Alexander II

Santo Theobaldus dari Provins adalah seorang pertapa suci dari Perancis. Ia lahir di kota Provins Perancis dalam sebuah keluarga bangsawan tinggi Kerajaan.  Ayahnya Arnoul, adalah seorang Pangeran Palatine dari Champagne.

Sebagai seorang pemuda, ia sangat senang membaca kisah kehidupan para pertapa suci seperti santo Yohanes Pembabtis, Santo Paulus pertapa, Santo Anthonius Agung, dan Santo Arsenius. Ia juga sering mengunjungi seorang rahib pertapa bernama Burchard, yang tinggal di sebuah pulau kecil di tengah-tengah Sungai Seine.

Bacaan-bacaan ini dan teladan dari Burchad menumbuhkan benih panggilan Allah dalam hatinya untuk menjalani hidup seperti para pertapa kudus tersebut. Ia sungguh mengagumi cara hidup asketis dan mati-raga dari para pertapa dalam perjuangan mereka untuk meraih kesempurnaan hidup Kristiani.

Hasratnya bernyala-nyala untuk menjadi seorang pertapa membuat pemuda bangsawan ini menolak untuk menikah atau berkarir di bidang Militer.  Ketika pecah perang antara sepupunya Pangeran Blois, Odo II dan Raja Conrad II (Conrad the Salic) karena memperebutkan  mahkota Kerajaan Burgundi, Theobaldus menolak untuk memimpin pasukan dalam pertempuran untuk membantu sepupunya itu. Ia malah berusaha meyakinkan ayah dan keluarganya untuk membiarkannya pergi dan menjadi seorang pertapa.

Karena keinginannya tidak kunjung direstui oleh ayahnya, pada tahun 1054 Theobaldus memutuskan untuk meninggalkan rumah dengan diam-diam.  Bersama seorang teman bernama Walter, mereka pergi untuk menjadi pertapa di daerah Suxy di Distrik Chiny. Kemudian mereka melakukan perjalanan ke Pettingen, di mana dua orang pemuda bangsawan ini mengasah kerendahan hati mereka dengan bekerja sebagai kuli kasar, sambil terus menjalani hidup bermati-raga dan doa secara diam-diam.

Theobaldus dan Walter kemudian menjadi peziarah melalui rute ziarah Santo Yakobus (The Way of St. James) dan setelah itu mereka kembali ke keuskupan Trier. Mereka lalu melanjutkan perziarahan mereka ke Roma dan berencana untuk pergi ke Tanah Suci Yerusalem melalui Venecia. Namun, Walter jatuh sakit dekat di kota Salanigo di Vicenza. Karena itu mereka memutuskan untuk menetap di sana. Tidak lama kemudian Walter wafat. Pertapa suci ini pergi ke surga dengan senyum kebahagiaan di wajahnya.

Theobaldus tetap tinggal di Salanigo dan melanjutkan hidupnya sebagai seorang pertapa. Ketika orang-orang mengetahui akan kesucian hidup Theobaldus, banyak orang datang untuk menjadi muridnya. Marasa terganggu dengan kedatangan banyak orang, Theobaldus lalu berusaha mencari tempat yang lebih sepi untuk dapat mengasingkan diri dan menjalani hidup bermati-raga dengan lebih keras. Namun tetap saja ia diikuti oleh orang-orang yang tertarik untuk mendapat bimbingannya.  

Keharuman namanya dan kesucian hidupnya membuat suatu hari Uskup Vicenza memutuskan untuk mengunjungi pertapaannya.  Sang uskup kemudian mentahbiskan Theobaldus sebagai seorang imam.  Kepada Uskup, Theobaldus kemudian menceriterakan tentang latar belakang keluarganya dan tak lama kemudian kedua orang tuanya datang berkunjung ke pertapaan. Ibunya, Gisela, lalu memutuskan untuk mengikuti jejak Theobaldus dan menjadi seorang pertapa wanita di dekat pertapaan anaknya.  

Theobaldus tutup usia pada tanggal 30 Juni 1066. Sesaat sebelum kematiannya ia memutuskan menjadi seorang biarawan Benediktin Kamaldoli (OSB Cam). Karena itu setelah kematiannya, para pengikutnya pun bergabung dengan Konggregasi yang didirikan oleh santo Romualdus tersebut.

Santo Theobaldus dikanonisasi oleh Paus Alexander II pada tahun 1073.

Lamunan Pekan Biasa XIII

Minggu, 30 Juni 2024

Markus 5:21-43

21 Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, 22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya 23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup." 24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. 25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. 26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. 27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. 28 Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." 29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. 30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" 31 Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?" 32 Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. 33 Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. 34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" 35 Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" 36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!" 37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. 38 Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. 39 Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" 40 Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. 41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" 42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. 43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang akan merasa istimewa kalau bisa menyaksikan peristiwa khusus yang tak diketahui oleh banyak orang. Apalagi kalau peristiwa itu merupakan kejadian yang spektakuler.
  • Tampaknya, orang akan merasa istimewa kalau bisa menjadi pemberita pertama bagi banyak orang. Dia bisa menjadi nara sumber yang menyaksikan keistimewaan peristiwanya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, ketika dipercaya ikut menjadi bagian orang khusus untuk menyaksikan kejadian khusus, orang sungguh-sungguh menjadi golongan yang sungguh terpercaya apabila tidak begitu saja mengumbar berita ke banyak orang lain. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menjaga hati dan mulutnya untuk ikut menjaga kerahasiaan sebuah kejadian yang memang masih belum boleh diberitakan sekalipun baik dan benar.

Ah, pada jaman kini kalau bisa membuka rahasia di hadapan publik, orang pasti mampu menjadi terkenal.

Penyumbang Konsumsi Juni 2024

Jadual giliran menyumbang snak di Domus untuk bulan Juli 2024 baru akan dimulai pada tanggal 6. Tetapi Bu Titik Waluyanti pada 25 Juni 2024 sudah minta informasi tanggal-tanggal giliran. Maklumlah, Bu Titik harus berkoordinasi dengan Bu Septi dari Paroki Banteng dan Bu Woro dari Maguwa. Tentu saja Rm. Bambang juga koordinasi dengan Bu Endang dari Paroki Minomartani dan Bu Rini dari Paroki Medari. Banyak umat memang membantu kebutuhan konsumsi di Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan. Kalau untuk snak yang didatangkan adalah bentuk makanan, ada kebutuhan lain untuk penyelenggaraan hajatan. Hajatan ini berkaitan dengan ulang tahun imamat masing-masing rama Domus, peringatan arwah rama mantan penghuni Domus Petrus, pembaruan janji imamat sebelum Kamis Putih, dan Malam Paskah dan Natal. Untuk hajatan Rm. Bambang memang mencari dana dengan penjualan kain batik. Tetapi hasil penjualan itu hanya memenuhi 25% kebutuhan dana hajatan. Puji Tuhan, ada cukup banyak umat yang memberikan sumbangan uang. Di antara para penyumbang ada yang rutin per bulan dan ada yang momental. Secara keseluruhan untuk bulan Juni 2024 Rm. Bambang mendapatkan dana uang dari 22 pengirim. Jumlah kesemuanya uang kiriman adalah sebesar Rp. 11.760.000. Para pengirim snak dan dana hajatan adalah sebagai berikut :

  • Penyumbang Snak : 1. Ibu Emma, 2. Ibu Kanthi, 3. Ibu Tita, 4. Ibu Sintarim 5. Ibu Endang, 6. Ibu Wahyu, 7. Ibu Anna Jatmiko, 8. Sdri. Lusia, 9. Ibu Darsono, 10. Ibu Sisian, 11. Ibu Debby, 12. Ibu Rini, 13. Ibu Chandra, 14. Ibu Joni, 15. Ibu Endang Prayitno, 16. Ibu Lucinda, 17. Ibu Kris, 18. Ibu Tutik, 19. Ibu Nita, 20. Ibu Joko Sumadyono, 21. Ibu Septi, 22. Ibu Andreas, 23. Ibu Lusi, 24. Ibu Okti, 25. Ibu Atik.

  • Penyumbang Peringatan Hari Tahbisan dan Lainnya : 1. Ibu Ambar, 2. Ibu Nadya, 3. Klg. Patuk (5 org), 4. Ibu Happy Rianawati, 5. Ibu Umi, 6. Ibu Ratmi, 7. Ibu Mardanu, 8. Bapak Blasius Chasto, 9. Ibu Sri Purwaningsih, 10. Ibu Agnes Kadyartini, 11. Ibu Yucha, 12. Ibu Rini Wahyudi, 13.Ibu Lucy, 14.Ibu Nike, 15. Endah Widyasari, 16. NN, 17. Ibu Retno Wiraksi, 18. Ibu Sri Widati, 19. Ibu Enggar Lestari, 20. Ibu Christin, 21. Ibu Florent, 22. Ibu Jenny Nirwan.

Friday, June 28, 2024

Santo Paus Petrus Rasul

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 01 September 2013 Diperbaharui: 13 Oktober 2019 Hits: 43736

  • Perayaan
    29 Juni
    22 Februari (Pesta Tahta St.Petrus)
  •  
  • Lahir
    Hidup abad pertama
  •  
  • Kota asal
    Galilea - Israel
  •  
  • Wilayah karya
    Yerusalem, Asia Kecil, Roma
  •  
  • Wafat
  •  
  • Sekitar Tahun 67 - Martir. Disalibkan secara terbalik, Kepala dibawah dan kaki diatas
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Petrus adalah pemimpin para rasul dan Paus kita yang pertama. Nama asli rasul besar ini adalah Simon, tetapi Yesus mengubahnya menjadi Petrus, yang artinya batu karang, yang mengisyaratkan bahwa Yesus meletakkan landasan gereja-Nya di atas Petrus. “Engkaulah Petrus,” kata Yesus, “Dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku.” 

Petrus adalah seorang sederhana yang giat bekerja. Ia murah hati, jujur, polos seperti anak kecil dan amat dekat dengan Yesus.   Namun, Petrus juga seorang yang penakut. Beberapa kali Injil mencatat sifat Petrus yang satu ini. Ketika melihat Yesus berjalan di atas air Petrus dengan penuh iman berseru :

..... "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air. Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. --Mat 14:28

Namun ketika merasakan dinginnya tiupan angin yang menerpa wajahnya, dan melihat gelombang di sekelilingnya; Petrus mulai takut.  Imannya yang tadi bernyala-nyala seketika padam.

...... Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"  --Mat 14:30

Dan atas sikap penakut dan kurang percayanya itu Petrus mendapat sebuah teguran dari Yesus.

..... "Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" --Mat 14:31

Ketika Yesus ditangkap, sekali lagi Petrus ketakutan. Saat itulah ia berbuat dosa dengan menyangkal Kristus sebanyak tiga kali. Petrus kemudian menyesali perbuatannya dengan sepenuh hati. Ia menangisi penyangkalannya sepanjang hidupnya. Yesus mengampuni Petrus.

Sesudah kebangkitan-Nya, Yesus bertanya tiga kali kepada Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus, “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Sesungguhnya, Yesus memang tahu! Petrus benar. Dengan lembut Yesus berkata, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Yesus mengatakan kepada Petrus untuk mengurus Gereja-Nya, sebab Ia akan naik ke surga. Yesus menetapkan Petrus sebagai pemimpin para pengikut-Nya.

Pada hari Pentakosta Petrus dan para rasul lainnya menjadi penuh dengan kuasa Roh Kudus. Mereka berkata-kata dalam bahasa roh sehingga membingungkan orang-orang yang melihat mereka.  Maka bangkitlah Petrus dan menyampaikan kotbahnya yang pertama setelah kebangkitan Yesus. Para pendengarnya begitu terkesima dengan kata-kata nelayan dari Galilea  ini; yang penuh dengan hikmat dan kuasa. Dalam hari itu juga mereka memberikan diri untuk dibabtis. Jumlah orang yang dibabtis pada hari itu sungguh luar biasa; Tiga ribu orang. (Kis 2 : 14 - 41)

Di kemudian hari Petrus pergi mewartakan kabar gembira hingga ke kota Roma, kota terbesar dan juga ibukota dari Kerajaan Romawi. Petrus tinggal di sana dan mempertobatkan banyak orang. Ketika penganiayaan yang kejam terhadap orang-orang Kristen dimulai, umat memohon pada Petrus untuk meninggalkan Roma dan menyelamatkan diri. Dan sekali lagi Petrus ketakutan.

Menurut tradisi, ia memang sedang dalam perjalanan meninggalkan kota Roma ketika ia berjumpa dengan Yesus di tengah jalan.  Petrus bertanya kepada-Nya, "Domine, Quo vadis..? (Tuhan, hendak ke manakah Engkau pergi?)” Yesus menatapnya dan menjawab, “Aku hendak ke Roma untuk disalibkan lagi..”   Dan Petrus yang malang seketika jatuh tersungkur di kaki Yesus dan menangis tersedu-sedu.  Sama seperti saat ia menangisi penyangkalannya di Yerusalem puluhan tahun yang lalu, Petrus kini kembali harus menyesali rasa takutnya. Dengan berderai airmata ia berbalik dan kembali ke kota Roma.

Kembali ke Roma, Paus kita yang pertama ini segera ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.  Karena ia seorang Yahudi dan bukan warga negara Romawi, sama seperti Yesus, ia dapat disalibkan. Petrus kini sudah menguasai rasa takutnya. Kali ini Ia tidak lagi menyangkal Kristus. Ia tidak lagi melarikan diri dan siap untuk wafat sebagai saksi Kristus.  Petrus minta agar ia disalibkan dengan kepalanya di bawah, sebab ia merasa tidak layak menderita seperti Yesus. Para prajurit Romawi tidak merasa aneh akan permintaannya, sebab para budak disalibkan dengan cara demikian.

St. Petrus wafat sebagai martir di Bukit Vatikan sekitar tahun 67. Pada abad keempat, Kaisar Konstantinus membangun sebuah gereja besar di atas tempat sakral tersebut. Penemuan-penemuan kepurbakalaan baru-baru ini menegaskan kisah sejarah tersebut.

Lamunan Hari Raya

Santo Petrus dan Santo Paulus, Rasul

Sabtu, 29 Juni 2024

Matius 16:13-19

13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" 14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." 15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" 16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" 17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. 18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, kalau beriman orang percaya akan Tuhan. Tuhan diyakini sebagai Pencipta langit dan bumi.
  • Tampaknya, kalau beriman orang percaya bahwa Tuhan menyelenggarakan segalanya. Tuhan berkuasa atas dunia dan keabadian.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun di bawah kemahakuasaan Tuhan, orang yang sungguh beriman akan disertakan dalam urusan ilahi dalam pengembangan kebaikan dunia yang berbuahkan sorga. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa Tuhan menetapkan kesejatian manusia sebagai teman kerja-Nya.   

Ah, bagaimanapun juga yang namanya manusia hanya akan ditentukan segalanya oleh Tuhan.

Thursday, June 27, 2024

Kelompok Doa Santa Angela

"Aku dulu sudah kerap bertemu Rm. Bambang ketika di rumah yang dulu. Mana itu, rama?" seorang ibu dengan teman-temannya menghampiri Rm. Bambang yang menjawab "Domus Pacis Puren. Yang di Pringwulung, kan?" "Benar, pada waktu itu saya sering mengunjungi Rama Hantara" ibu itu meneruskan. Sesaat Rm. Bambang teringat almarhum Rm. Hantara yang pernah serumah bersamanya karena setahun lebih berada di Domus Pacis Puren dalam rangka pengobatan di RS Panti Rapih. Ibu itu kemudian berkata kepada teman-temannya "Rama Bambang ini senang kerupuk laksa, lho". Rm. Bambangpun langsung menyergap dengan kata-kata "Kalau begitu kamu dari Kebondalem Semarang?" yang mendapat jawaban "Iya, rama". Ketika Rm. Bambang bertanya "Ini kelompok dari Lingkungan mana?", ibu lain mengatakan "Kami dari Kelompok Doa Santa Angela yang berasal dari macam-macam paroki". Kemudian ada yang menyebut dari Paroki Atmodirono, ada yang dari Katedral, dan beberapa paroki lain di Kevikepan Semarang. Kelompok ini berkunjung di Domus Pacis Santo Petrus pada Rabu 26 Juni 2024. Yang menyambut adalah Rm. Hartanta, Rm. Yadi, Rm. Ria, Rm. Harto, Mgr. Blasius, dan Rm. Jarot. Rm. Bambang tidak ikut menyambut karena sedang menemui sepupunya yang datang dari Jambi. Meskipun demikian para pengunjung sempat omong-omong seperti di atas karena, sesudah pertemuan dengan para rama, mereka berpindah tempat di bangku-bangku depan Rm. Bambang. Seorang karyawan mengambil tumpukan kain batik dari kamar Rm. Bambang dan diletakkan di meja yang dikelilingi para pengunjung. Ternyata Rm. Hartanta, yang memandu pertemuan dengan para rama, mengarahkan para tamu untuk menyumbang pesta ulang tahun imamat para rama dengan membeli kain batik.

Santo Ireneus dari Lyons

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 01 September 2013 Diperbaharui: 03 April 2021 Hits: 20254

  • Perayaan
    28 Juni
  •  
  • Lahir
    antara tahun 120-140
  •  
  • Kota asal
    Yunani
  •  
  • Wilayah karya
    Lyon - Perancis
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir di Lyon pada tahun 202. Makamnya di hancurkan oleh kaum Calvinis pada tahun 1562
  •  
  • Venerasi
    -
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Ireneus adalah seorang Yunani yang dilahirkan antara tahun 120-140. Ia beroleh kesempatan istimewa menjadi murid St. Polikarpus.  Polikarpus sendiri adalah murid dari Rasul Yohanes. Suatu ketika Ireneus mengatakan kepada seorang teman, “Aku mendengarkan pengajaran St. Polikarpus dengan amat seksama. Aku menuliskan setiap tindakan maupun perkataannya, bukan di atas kertas, melainkan dalam hatiku.”

Setelah ditahbiskan menjadi seorang imam, Ireneus diutus ke Lyons di Perancis. Di kota inilah Uskup St. Pothinius wafat sebagai martir bersama banyak orang kristen yang namanya tidak tercatat. Ireneus selamat dari pembantaian ini karena saat itu ia diminta rekan-rekan imam untuk pergi ke Roma untuk menyampaikan pesan mereka kepada paus. Dalam surat itu, mereka menyebut Ireneus sebagai seorang yang penuh semangat iman.

Ketika Ireneus kembali ke Perancis sebagai Uskup Lyons, masa penganiayaan telah berakhir. Namun demikian, muncul suatu bahaya lain, yaitu ajaran sesat yang disebut Gnostisisme. Bidaah ini memikat sebagian orang dengan iming-iming mendapatkan ajaran rahasia. Uskup Ireneus mempelajari ajaran sesat ini dan memahami bahwa meskipun sepintas terlihat sama, namun Gnostisisme sebenarnya sangat berbeda dengan ajaran iman Kristiani. Secara umum Gnostisisme mengajarkan bahwa dunia fana ini jahat; bahwa dunia ini diciptakan dan diperintah oleh kuasa malaikat, bukan Tuhan; dan bahwa Tuhan berada jauh dan tidak ada hubungannya dengan dunia ini. Keselamatan menurut para Gnostik dapat diraih dengan mempelajari ajaran-ajaran rahasia dan kaum Gnostik adalah orang-orang yang kehidupan rohaninya lebih unggul daripada orang-orang Kristen biasa. Para Gnostik mendukung pendapat ini dengan Injil-injil Gnostik yang biasanya mencatut nama para rasul.

Demi melawan bidaah Gnostisisme, Ireneus menulis buku Melawan Ajaran Sesat yang isinya membeberkan kebodohan "ajaran yang secara keliru disebut Gnostik". Dengan menyitir gambaran dari Perjanjian Lama dan Baru, Uskup Ireneus membuktikan kesesatan aliran tersebut. Tentang para pengikut Gnostisisme ia menulis :

Dalam perjuangannya melawan Gnostisisme Uskup Ireneus berpegang teguh pada keabsahan pengajaran iman yang diturunkan dari para Rasul. Ia adalah murid Santo Polikarpus, yang adalah murid dari Rasul Yohanes, salah seorang dari 12 murid Yesus. Ireneus menegaskan bahwa para rasul mengajar di tempat-tempat umum dan tidak ada satu pun yang dirahasiakan. Di seluruh kekaisaran, Gereja berpegang pada ajaran yang disampaikan para Rasul Kristus, dan hanya inilah satu-satunya dasar keyakinan. Ireneus menyatakan bahwa para uskup yang merupakan pelindung iman Kristen adalah penerus para rasul yang sah. Argumentasinya yang tersebar luas membuat ajaran Gnostis kehilangan pengaruhnya dimasa itu. Meski demikian ajaran ini tetap bertahan sampai abad pertengahan dan gagasan Gnostis kembali muncul seiring dengan bertumbuhnya gerakan mistis esoteris pada akhir abad ke-19 dan abad ke-20 di Eropa dan Amerika Utara.

Santo Ireneus wafat sebagai martir sekitar tahun 202 M.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Ireneus, Uskup dan Martir

Jumat, 28 Juni 2024

Matius 8:1-4

1 Setelah Yesus turun dari bukit, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. 2 Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." 3 Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya. 4 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang memang harus hati-hati terhadap sosok yang mendapat cap buruk. Apalagi kalau cap itu sudah diketahui umum, orang memang harus sangat waspada.
  • Tampaknya, wajarlah kalau orang tak akan berdekatan dengan sosok yang disingkiri umum. Kalau didatangi tokoh itu, orang dapat menghindar dan menyingkir.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul mesra dengan kedalaman batin, sekalipun berhadapan dengan sosok yang mendapatkan cap yang membuatnya disingkiri umum, orang tetap akan terbuka untuk menghadirkan bantuan yang amat dibutuhkan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan terbuka menerima berbaikan dengan yang papa dan menderita apalagi sampai tersingkir. 

Ah, kalau berbaikan dengan yang disingkiri umum orang bisa ikut tersingkir.

Tak Jadi Memimpin Misa

"Rama, njing tanggal 28 kula mboten estu mimpin Misa teng Ganjuran. Diganti rama" (Rama, besok Jumat 28 Juni 2024 saya batal memimpin Misa di umat Ganjuran. Ada pergantian imam) kata Rm. Bambang kepada Rm. Hartanta yang terperanjat mendengarnya. Maklumlah, Rm. Hartanta pernah merasa amat tak enak hati ketika akan berangkat Misa ujub keluarga dan telepon arah lokasinya, beliau mendapat jawaban bahwa ada rama lain yang menggantikan. Melihat Rm. Hartanta terkejut, Rm. Bambang bilang "Misane pindah teng Jakarta merga wonten sripahan sedherekipun. Pengetan arwah ing Ganjuran dipun dadosaken setunggal pitung dintenan ing Jakarta" (Misa dipindahkan ke Jakarta karena ada salah satu saudara wafat di sana. Misa arwah Ganjuran disatukan dengan peringatan wafat 7 hari di Jakarta). Kemudian Rm. Bambang menambahkan "Ning tanggal 28 kula teng Banteran pengetan arwah Lik Tarto" (Tetapi tanggal 28 saya ke Banteran peringatan arwah untuk Pak Tarto). Rm. Hartanta menanggapi "Oh, niku sing njaluk kula ning kula mboten saget, nggih?" (Oh, itu yang minta saya memimpin Misa tetapi saya tak bisa, kan?). Dulu keluarga Bu Rini memang meminta Rm. Hartanta untuk Misa peringatan wafat Pak Tarto, paman Bu Rini. Tetapi Rm. Hartanta sudah punya acara pendampingan remaja. Sedang Rm. Bambang sudah janjian dengan Ganjuran. "Yen ngaten sing Misa ngge Pak Tarto sidane njenengan?" (Kalau begitu akhirnya Anda yang akan Misa untuk Pak Tarto?) tanya Rm. Hartanta yang langsung dijawab oleh Rm. Bambang "Mboten, kula ndherek. Sing mimpin rama saking OCD" (Tidak, saya ikut Misa. Yang memimpin rama dari ordo OCD). Bahwa ada pembatalan Misa Ganjuran, bagi Domus hal itu juga menghadirkan rasa gembira. Salah satu rama bisa datang di Misa Keluarga Bu Rini. Maklumlah, Bu Rini adalah salah satu relawan yang terus peduli Domus sejak masih di Puren hingga sekarang di Kentungan.

Wednesday, June 26, 2024

Santo Sirilus dari Alexandria

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 01 September 2013 Diperbaharui: 20 Oktober 2019 Hits: 13105

  • Perayaan
    27 Juni
  •  
  • Lahir
    tahun 370
  •  
  • Kota asal
    Alexandria - Mesir
  •  
  • Wafat
  •  
  • tahun 444 - Sebab alamiah
  •  
  • Venerasi
    -
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Sirilus dilahirkan di Alexandria Mesir pada tahun 370. Pamannya adalah patriark atau uskup agung Aleksandria bernama Teofilus. Pamannya seorang yang baik, tetapi terkadang cepat marah dan keras kepala. Patriark Teofilus adalah salah seorang yang bertanggung-jawab atas pembuangan pertama St. Yohanes Krisostomus pada tahun 403. Tetapi kaisar membawa kembali Patriark Yohanes ke Konstantinopel setelah terjadi huru-hara dan gempa bumi di Kota itu.  Tampaknya Sirilus juga ikut terpengaruh oleh prasangka buruk pamannya terhadap Patriark Yohanes. Karena itu Sirilus juga mendukung pengucilan terhadap Patriark Yohanes Krisostomus.

Ketika pamannya wafat pada tahun 412, Sirilus diangkat menggantikannya. Ia mempunyai cinta yang berkobar-kobar kepada Gereja dan kepada Yesus. Ia tidak mencari pujian orang ataupun kedudukan karena ia seorang yang jujur, suka berterus terang dan tegas. Sikapnya ini membuat banyak orang tidak menyukainya. Namun Ia tidak peduli. Dengan gagah berani ia tetap mewartakan dan mempertahankan iman Gereja dari ajaran-ajaran sesat. Namun, seperti pamannya Teofilus, Patriark Sirilus juga adalah seorang yang keras kepala. 

Perangainya ini pastilah membuatnya menderita. Walau demikian, umat Kristiani patut berterima kasih kepadanya atas banyak kecakapannya yang mengagumkan. Sebagai misal, ia dengan tidak gentar membela Gereja dan membela apa yang ia yakini kebenarannya. St Sirilus adalah wakil Paus Santo Selestinus I dalam Konsili Efesus pada tahun 431. Konsili ini merupakan sidang resmi Gereja yang melibatkan lebih dari dua ratus uskup yang ada waktu itu. Mereka memeriksa ajaran sesat Nestorian yang diajarkan oleh Patriark Nestorius. Hasil Konsili menerangkan dengan jelas bahwa Nestorius salah dalam beberapa kebenaran penting yang kita yakini. Paus memberinya waktu sepuluh hari untuk berjanji bahwa ia tidak akan mewartakan ajaran-ajarannya sendiri yang salah. Tetapi Nestorius tidak mau. Konsili menjelaskan kepada umat Allah bahwa kita tidak dapat menerima ajaran-ajaran sesat. Para uskup begitu jelas menerangkan hingga ajaran-ajaran sesat ini tidak pernah lagi menjadi ancaman besar bagi Gereja.

Gereja sangat berterima kasih kepada Patriark Alexandria Sirilus yang telah memimpin jalannya Konsili. Pada akhirnya Nestorius dengan diam-diam pulang kembali ke biaranya dan tidak lagi membingungkan umat.  Sirilus kembali juga ke keuskupan agungnya dan bekerja keras demi Gereja hingga ia wafat pada tahun 444. Paus Leo XIII memaklumkan St Sirilus sebagai Pujangga Gereja pada tahun 1883.

Lamunan Pekan Biasa XII

Kamis, 27 Juni 2024

Matius 7:21-29

21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. 22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. 25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. 26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. 27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

28 Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, 29 sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, kalau omong tentang kekuasaan orang kerap mengaitkan dengan kedudukan. Yang berkedudukan dalam kepemimpinan akan memiliki kekuasaan.
  • Tampaknya, kalau omong tentang kekuasaan orang kerap mengaitkan dengan kemampuan menentukan dan memerintah orang lain. Makin tinggi jabatannya makin besarlah kekuatannya untuk menentukan dan memerintah banyak orang.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalamanan iman, sekalipun kekuasaan biasa dipahami berkaitan dengan status dan jabatan sosial, kesejatian kekuasaan adalah daya Rohani yang mengalir dari orang yang dalam ucapan dan tindakannya dilandasi oleh kemesraannya dengan relung hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati dalam berbicara dan bertindak orang tak hanya berpegang pada patokan-patokan lahiriah tetapi akan mengutamakan landasan batin dari berbagai rumusan ajaran dan perintah. 

Ah, asal taat pada apapun yang tertulis pada tata aturan orang pasti sudah baik.

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...