Sunday, April 7, 2024

Kunjungan Karangwatu

"Maaf sekali, rama ....." seorang bapak sepuh membuka pertanyaan sesudah angkat tangan dan dipersilahkan oleh Rm. Bambang yang memandu tanya-jawab. "Apakah boleh bertanya hal yang mungkin sensitif? ....." Bapak itu meneruskan kata-katanya dengan irama tersendat dan kemudian terhenti. Entah bagaimana suasana hingar bingar penuh tawa menjadi agak mereda. Kemudian Rm. Bambang berkata "Silahkan, pak. Menyinggung perasaan ya tak apalah." Bapak itu kemudian sampai pada yang ditanyakan "Rama, dulu kalau menerima stipendium, uangnya untuk apa?" "Ooooo, ini soal stipendium. Itu uang yang diterima ketika melayani Misa" komentar Rm. Bambang yang kemudian merumuskan kembali yang diarahkan ke para rama "Para rama, biyen nek mimpin Misa terus entuk dhuwit, dhuwit kuwi dinggo apa?" (Para rama, dulu kalau melayani Misa lalu dapat uang, uang itu dipakai untuk apa?" Pertanyaan ini memang belum pernah muncul dalam tanya-jawab para rama sepuh Domus dengan rombongan pengunjung. Ini baru muncul, di samping banyak pertanyaan lain, pada Minggu 7 April 2024 ketika ada kunjungan Umat Lingkungan Karangwatu, Paroki Muntilan. Para rama yang ikut menemui rombongan dan ikut menjawab adalah Rm. Ria, Rm. Jarot, Rm. Harto, Mgr. Blasius, Rm. Hartanta, dan Rm. Bambang. Dari rama-rama muncul beberapa jawaban seperti untuk beli buku dan kebutuhan pribadi lain. Tiba-tiba Rm. Bambang, yang di malam sebelumnya diminta memimpin Misa arwah salah satu keluarga, berkata "Saya minta Rama Hartanta berdiri dekat saya". Rm. Hartanta berdiri mendekat ke Rm. Bambang yang berkursi roda. Kemudian Rm. Bambang mengeluarkan amplop yang ada di sakunya dan berkata "Kuserahkan stipendium ini ke kas Komunitas" sambil menyerahkan ke Rm. Hartanta yang menanggapi dan berkata "Terima kasiiiiih". Rm. Bambang mengakhiri dengan jawaban ke bapak sepuh"Itulah, pak. Diserahkan ke pimpinan Komunitas. Kalau punya kebutuhan pribadi minta pada beliau".

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...