Tuesday, April 30, 2024

Penyumbang Tambahan Honor Karyawan


Jumlah rama Domus Pacis Santo Petrus memang berkurang karena wafat Rm. Sari dan Rm. Joko serta Rm. Jaya. Jumlah yang tadinya 14 orang kini tinggal 11 orang. Memang, satu di antaranya masih muda, yaitu Rm. Hartanta. Beliau bertugas menjadi pimpinan Domus yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan hidup para rama sepuh Domus termasuk mengurus rumah. Dari 10 orang rama, Rm. Bambang sedikit banyak memang masih bisa mengurus diri di kamarnya. Tetapi 9 orang rama sepuh lain sungguh membutuhkan penjagaan dan pelayanan khusus. Bahkan 4 orang di antaranya membutuhkan tenaga 24 jam. Maka, meskipun ada pengurangan tenaga kerja karena wafatnya 3 orang rama sepuh, kebutuhan jumlah tenaga memadahi sangat dibutuhkan. Tiga orang khusus untuk kebersihan, dapur, dan cuci setrika. Duabelas lain ada yang 24 jam tinggal di Domus (3 orang) dan 9 orang bergiliran. Selain itu ada yang lembur dan libur. Dalam hal ini para karyawan harus menerima honor memadahi agar bekerja dengan tenang dan penuh komitmen. Di sini muncul soal. Jatah dari Keuskupan untuk honor karyawan masih kurang. Puji Tuhan, ada saja yang membantu penambahan dana untuk membayar karyawan. Untuk bulan April 2024 Domus menerima sumbangan uang sebesar Rp. 9.980.000. Sumbangan itu berasal dari 26 orang pengirim, yaitu :

1. Bu Dicky, 2. PUPIP Ungaran, 3. Ibu Lili Herawati, 4. Ibu Theresia Niken, 5. Ibu Ida, 6. Ibu Maria Kristina Dannie, 7. Bapak Jono, 8. Ibu Anna Maria (Ibu-ibu Babadan), 9. Ibu Wartini, 10. Kelompok Yosefin, 11. Ibu Christine, 12. Ibu Dewi Anggraeni, 13. Ibu Chatarina Gunarti, 14. Ibu Tri Nor Prasetyawan, 15. Ibu Lucy, 16. Ibu ML Setiyani Indrawati, 17. Ibu Haryono, 18. Ibu Mamik, 19. Ibu Malya, 20. Ibu Harno, 21. Ibu Tantiana Windy, 22. Ibu Bernadet Suwarni, 23. Devosan Kerahiman Mungkid, 24. Ibu Istiyono, 25. Ibu Endang W., 26. Ibu Eny Bernadet.

Santo Yoseph Pekerja

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 01 Mei 2014 Diperbaharui: 25 Oktober 2019 Hits: 28729

  • Perayaan
    1 Mei
  •  
  • Lahir
    Hidup pada abad pertama
  •  
  • Kota asal
     Nazareth - Israel
  •  
  • Wafat
  •  
  • Nazareth - Israel - Sebab alamiah
  •  
  • Venerasi
    -
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

St. Yosef adalah seorang santo besar. Ia adalah bapa asuh Yesus dan suami Santa Perawan Maria. Yosef memperoleh hak istimewa untuk merawat Putra Allah sendiri, Yesus, serta BundaNya, Maria. Santo Yosef adalah seorang yang miskin sepanjang hidupnya. Walaupun darah bangsawan yang mengalir dalam tubuhnya dapat ditelusuri sampai pada Raja Daud bapa leluhurnya, kemiskinan membuat ia harus bekerja keras dalam bengkel tukang kayu demi menghidupi Keluarga Kudus yang dipercayakan Allah kepadanya.  

Ia amat mengasihi Yesus dan Maria. Kesucian dan kesalehannya terlihat di dalam ketaatannya pada kehendak Allah untuk menerima Maria sebagai istrinya serta mendampingi Maria dalam membesarkan Yesus, Putera Allah yang menjadi manusia. Kesederhanaannya terlihat dalam pekerjaannya sebagai seorang tukang kayu, dan cara hidupnya yang biasa-biasa saja di dalam masyarakat.

Dalam pribadi Yoseph, pekerjaan tangan memperoleh suatu dimensi Ilahi. Kerja meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Allah dan memungkinkan manusia turut serta di dalam karya penciptaan dan penyelamatan Allah.

Banyak negara menyisihkan satu hari dalam setahun khusus untuk menghormati para pekerja/buruh. Hal tersebut guna meningkatkan martabat dan penghargaan atas kerja. Gereja memberikan kepada kita seorang teladan mengagumkan bagi para pekerja, yaitu St. Yoseph.

Karena itulah pada tahun 1955,  Paus Pius XII memaklumkan pesta St. Yosef Pekerja untuk dirayakan setiap tahun pada tanggal 1 Mei, sekaligus menetapkannya sebagai Hari Pekerja/Buruh. Santo Yoseph selanjutnya ditetapkan sebagai pelindung para buruh yang harus bekerja keras setiap hari untuk memenuhi kebutuhannya.

Lamunan Pekan Paskah V

Rabu, 1 Mei 2024

Yohanes 15:1-8

1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. 2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. 3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. 4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. 5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. 6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. 7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. 8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang dapat merasa bahagia karena memiliki banyak talenta. Dia bisa mengembangkan berbagai kemampuan untuk bekerja.
  • Tampaknya, orang dapat merasa bahagia karena banyak yang dibuat menghadirkan banyak sanjungan. Ada berbagai penghargaan diterima.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun memiliki banyak kemampuan dan prestasi, sejatinya itu akan sungguh bermakna kalau orang sadar diri sebagai wujud aliran daya dan karya Tuhan yang bertahta dalam relung hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa hidupnya akan bermakna atau tidak tergantung pada kekokohannya melekat dengan kedalaman batin atau tidak.

Ah, asal banyak prestasi rejeki akan mengalir.

Monday, April 29, 2024

Penyumbang Konsumsi April 2024


Pada Sabtu 27 April 2024 jam 14.54 ada pesan WA masuk HP Rm. Bambang "Jadual snack ya". Setiap masuk seminggu terakhir dalam bulan Bu Titik Waluyanti dari Ambarrukmo selalu mengingatkan Rm. Bambang untuk penjadualan penyumbang snak di Domus. Bu Titik merupakan koordinator yang berjejaring dengan Bu Septi (Paroki Banteng), Bu Woro (Wilayah Maguwa Paroki Kalasan), dan Bu Dannie (Paroki Baciro). Bu Titik akan mengirimkan tanggal-tanggal yang ada dalam koordinasinya kepada para jejaringnya untuk mengisi nama-nama penyumbang snak. Selain dengan Bu Titik, Rm. Bambang juga akan melakukan hal sama dengan Bu Endang (Paroki Minomartani). Sebenarnya ada juga Bu Rini, tetapi Rm. Bambang akan mengisikan langsung nama-nama dari Bu Rini sesuai tanggal-tanggal yang kosong. Dalam hal Bu Rini, ketika sedang mengunjungi anak di Jakarta, dia mengirim pesan WA "Sementara Kronggahan. ..... Klo pakem dulu bilang 25 tp ini dah tak wa lg nunggu ya". Yang dikatakan oleh Bu Rini berkaitan dengan persiapan konsumsi untuk Peringatan 100 Hari Wafat Rm. Jaya dan 40 Hari Rm. Joko besok Sabtu 4 Mei 2024. Di Domus Pacis Santo Petrus memang biasa ada hajatan untuk Ulang Tahun Imamat masing-masing rama penghuni, Malam Paskah dan Malam Natal, Pembaharuan Janji Imamat, dan peringatan arwah. Tentu saja hajatan-hajatan ini membutuhkan beaya. Rm. Bambang memang punya usaha jual kain batik untuk mendapatkan pemasukan uang. Tetapi untuk beaya hajatan bisa tercukupi karena adanya penyumbang-penyumbang untuk kepentingan konsumsi. Baik sumbangan snak maupun dana konsumsi biasa masuk sebulan sekali. Untuk bulan April 2024, nama-nama para penyumbang adalah sebagai berikut :

  • Penyumbang Snak : Ibu Dewa, Ibu Jeajoe, Ibu Agnes Ayus, Ibu Eka Daga, Ibu Yudi, Ibu Andri Anas, Ibu Tita, Ibu Sintari, Ibu Jantoro, Ibu Kanti, Ibu Emma, Ibu Wahyu, Ibu Debby, Ibu Rini, Ibu Candra, Ibu Mulyadi, Ibu Joni, Ibu Wahyuni, Ibu Sekr Par, Ibu Atik, Ibu Titus, Ibu Yos, Ibu Lucinda, Ibu Nita, Ibu Anna, Ibu Joko Sumadyono, Ibu Oksis, Ibu Endang, Ibu Septi.
  • Penyumbang Hajatan : Ibu Ambar, Ibu Nadya, Patuk (5 org), Ibu Happy Rianawati, Ibu Umi, Ibu Ratmi, Ibu Mardanu, Bapak Blasius Chasto, Ibu Sri Purwaningsih, Ibu Agnes Kadyartini, Ibu Yucha, Ibu Primitiva, Ibu Rini Wahyudi, Ibu Ambar, Ibu Lucy, Ibu Emilia SP, Ibu Ratih, Ibu Eni, Ibu Retno Wiraksi, Bapak Agustinus Sudiyono.

Santo Paus Pius V

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 01 Desember 2014 Diperbaharui: 04 Desember 2014 Hits: 9723

  • Perayaan
    30 April
  •  
  • Lahir
    17 January 1504
  •  
  • Kota asal
    Bosco, Lombardy, Italy
  •  
  • Wafat
  •  
  • 1 Mei 1572 di Roma, Italy
    Dimakamkan di the chapel of San Andrea, Saint Peter’s basilica, Vatican City
  •  
  • Beatifikasi
    1 Mei 1672 oleh Paus Klemens X
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 22 Mei 1712 oleh Paus Klemens XI

Paus yang kudus ini dilahirkan di Italia pada tahun 1504. Ia dibaptis dengan nama Antonius Ghislieri. Antonius sungguh ingin menjadi seorang imam, tetapi tampaknya angan-angannya itu tidak akan pernah menjadi kenyataan. Orangtuanya miskin. Mereka tidak punya cukup uang untuk menyekolahkannya.

Suatu hari, dua orang imam Dominikan datang ke rumahnya dan bertemu dengan Antonius. Para imam itu amat suka kepadanya hingga mereka bersedia mengurus pendidikannya. Demikianlah, pada usia empat belas tahun, Antonius bergabung dalam Ordo Dominikan. Ia memilih nama “Mikhael”. Setelah menamatkan studinya, ia ditahbiskan sebagai imam. Kemudian ia ditahbiskan pula sebagai uskup dan kardinal.

Dengan gagah berani ia mempertahankan ajaran-ajaran Gereja dari mereka yang berusaha menentangnya. Ia senantiasa hidup dengan bermatiraga. Ketika usianya enam puluh satu tahun, ia dipilih menjadi paus. Ia memilih nama Paus Pius V. Dulu ia seorang bocah penggembala domba yang miskin. Sekarang ia adalah pemimpin tertinggi Gereja Katolik di seluruh dunia. Walaupun demikian, paus tetap rendah hati dan sederhana seperti sedia kala. Ia masih mengenakan jubah Dominikan-nya yang putih, jubah tua yang selama ini dikenakannya. Dan tak seorang pun dapat membujuknya untuk menggantinya.

Paus Pius V harus menghadapi banyak tantangan. Ia menimba kekuatan dari salib Yesus. Setiap hari ia merenungkan sengsara dan wafat Kristus. Ia membuka banyak Seminari baru, merevisi brevir, dan buku katekismus baru diterbitkan. Yayasan-yayasan didirikan untuk menyebarkan Iman dan melestarikan ajaran Gereja. Paus Pius V membangun rumah-rumah sakit dan menggunakan kas kepausan untuk merawat orang miskin. 

Pertempuran Lepanto - Santa Maria Ratu Rosari

Pada masa itu, Gereja Kristus sedang dilanda ancaman besar dari bangsa muslim Turki yang ingin menguasai Eropa dan memusnahkan Kekristenan. Bapa Suci memberi peringatan kepada para raja dan pangeran di Eropa mengenai situasi bahaya yang sedang mengancam, namun saat itu tak seorang pun yang mempedulikannya.

Ketika Jenderal La Valette yang hebat itu mempertahankan Malta dari serangan bangsa Muslim Moor, tak seorang pun yang membantunya kecuali Paus Pius V yang mengirimkan uang dari Kas Vatikan untuk mempertahankan benteng Kristen yang penting tersebut. Ketika bangsa Turki berhasil dipukul mundur, Raja Turki, Selim II, mempersalahkan Paus dan menyatakan perang terhadap Italia dan mengancam akan menghancurkan setiap kota di Italia.

Menghadapi ancaman demikian, Paus Pius V memerintahkan setiap Gereja di Italia untuk mengadakan devosi selama 40 jam. Raja Selim II menertawakan cara paus menghadapi ancaman pertempuran seperti itu. Tapi setelah banyak tertawa, 3 hari kemudian Selim II wafat secara mendadak.

Kematian Selim II rupanya tidak menghentikan rencana invasi bangsa Turki ke Italia. Para panglima Turki : Müezzinzade Ali Pasha, Suluc Mehmed Pasha dan Uluç Ali Reis tetap memimpin armada perang dan bergerak menuju Italia. Paus Pius V kembali harus memohon pada para penguasa di Eropa agar bahu-membahu menghadapi ancaman ini. Para penguasa Kristen di Eropa kemudian membentuk sebuah aliansi untuk menghadapi ancaman ini. Armada perang Kristen yang terbentuk dari aliansi ini dipimpin oleh Don Luis de Requesens dan Don Álvaro de Bazán dari Kerajaan Spanyol, dan Gianandrea Doria dari Genoa. Ikut pula seorang pangeran muda dari Austria yang juga adalah adik tiri dari Raja Spanyol; bernama Don John of Austria.

Meskipun Don John belum berpengalaman, namun Paus Pius V mengangkatnya sebagai panglima dari Armada perang Kristen tersebut. Kepadanya Bapa Suci berkata : “Pergilah anakku, karena aku tahu Tuhan akan memberimu kemenangan. Rosario akan menjadi keselamatan bagi kita!”

Bapa Suci kemudian memberkati kapal-kapal dan seluruh armada diserahkan di bawah perlindungan Bunda Maria Ratu Rosario. Semua yang ada di kapal menerima komuni kudus setiap hari dan berdoa rosario berkali-kali dalam sehari.

Pada bulan Oktober 1571 armada perang Turki yang luar biasa besar berlayar menuju Eropa. Sasarannya adalah menaklukkan Italia, menduduki kota Roma dan menghancurkan kekristenan. Don John dan para komandannya segera menyongsong mereka. Kedua armada perang ini bertemu di suatu wilayah yang disebut Lepanto, dekat Yunani, dan terjadilah pertempuran laut yang sangat dahsyat yang saat ini dikenang dengan nama "Pertempuran Lepanto". Kekuatan kedua belah pihak sangat tidak seimbang dan armada perang Turki jauh lebih unggul. Turki memiliki 251 kapal perang dan 31.490 orang tentara, sedangkan armada Kristen hanya memiliki 212 kapal perang dan 28.500 orang tentara (Sumber : Wikipedia).

Sejak armada Kristen keluar menyongsong musuh, lonceng-lonceng Gereja diseluruh Italia terus menerus dibunyikan pada jam-jam tertentu. Para imam akan mengumpulkan segenap umatnya dan bersama-sama mereka berdoa rosario. Paus Pius V masuk kapel pribadinya dan tetap tinggal di sana sambil terus berdoa rosario.

Dalam peperangan, Don John tetap menyuruh anak buahnya bertempur sambil berdoa rosario. Dan hasilnya sungguh sangat luar biasa. Dari sudut pandang sebagai manusia, kemenangan bagi armada Kristen adalah sesuatu yang mustahil. Namun selama pertempuran berlangsung; Bapa Suci dan semua orang Katholik bersama-sama menggempur surga dengan doa rosario yang tanpa henti. Armada Kristen yang tak berdaya dengan jumlahnya yang jauh lebih kecil, sepertinya akan disapu bersih oleh armada musuh yang jumlahnya jauh lebih besar. Namun tiba-tiba bertiuplah angin dengan kencang dan membawa gelombang laut yang amat besar ke arah armada Turki. Satu demi satu kapal perang Turki pecah dan tenggelam ditelan ombak raksasa yang datang bersama angin kencang tersebut. Ketika para panglima Turki menyadari bahwa armada perang Kristen tengah dilindungi oleh sebuah Kekuatan yang tidak terlihat; mereka kemudian pontang-panting melarikan diri dan meninggalkan armada mereka yang porak-poranda.

Hasil pertempuran Lepanto tercatat; dari pihak Turki 20.000 orang mati, terluka dan tertawan, 137 kapal direbut, 50 kapal tenggelam dan 10.000 orang tawanan Kristen (yang dijadikan para pendayung) dibebaskan. Dari pihak Kristen tercatat 7.500 orang mati dan 17 kapal hilang (Sumber : Wikipedia).

Pertempuran Lepanto yang bersejarah itu terjadi pada siang hari minggu tanggal 7 Oktober. Seharusnya berita kemenangan ini baru sampai di Roma dalam beberapa hari kemudian; tapi pada siang itu juga di Italia, tiba-tiba Paus Pius V mengakhiri doa rosarionya dan keluar dari kapel pribadinya dengan wajah yang penuh syukur. Ia memanggil mereka yang berada di sekitarnya dan berseru : “Cepat kemari! Ini bukan waktunya untuk bekerja. Marilah kita bersyukur kepada Allah Yang Maha Kuasa karena armada laut kita telah memperoleh kemenangan yang besar…!”

Dua minggu kemudian ketika Panglima Don John of Austria tiba di Roma untuk membawa berita gembira tersebut, ia terkejut saat diberitahu bahwa bapa suci telah mengumumkan berita kemenangan tersebut pada siang hari tanggal 7 Oktober 1571.  

Sebagai ungkapan terima kasih kepada Bunda Maria, St. Pius V menetapkan Pesta Maria Ratu Rosario yang kita rayakan setiap tanggal 7 Oktober.

Paus Pius V wafat di Roma pada tanggal 1 Mei 1572 dan dinyatakan kudus dua abad kemudian oleh Paus Klemens XI.

Lamunan Pekan Paskah V

Selasa, 30 April 2024

Yohanes 14:27-31a

27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. 28 Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. 29 Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. 30 Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku. 31a Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku”.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, yang namanya damai biasa dipahami sebagai tiadanya konflik. Ini bisa terjadi secara ekstern dengan pihak lain tetapi juga intern terjadi dalam diri sendiri.
  • Tampaknya, dalam yang ekstern bisa disebut rukun yang bisa terjadi antar negara dengan tiadanya peperangan dan antar pribadi dengan tiadanya pertengkaran. Damai intern dalam diri bisa disebut ketentraman dengan tiadanya rasa gelisah.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun dalam padangan umum yang namanya kedamaian berarti absennya konflik, tetapi damai sejati adalah anugrah Tuhan yang membuat orang tenang dan tak gelisah walau di tengah hadirnya berbagai masalah. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan memiliki daya ketenangan batin yang tak tergoyahkan sekalipun di tengah berbagai konflik.

Ah, kalau ada konflik jelas tak ada rasa damai.

Sunday, April 28, 2024

Lagu Pengajaran Iman


Rm. Hartanta biasa bercerita banyak pengalaman dan hal-hal yang diketemukan berkaitan dengan perkembangan para imam kini. Kalau dikatakan kehidupan imam kini, itu berarti sesuai dengan perkembangan kebijakan dan program Kevikepan. Perjalanan dan perkembangan paroki-paroki juga sering masuk dalam kisah. Tentu saja semua itu membuat para rama sepuh Domus sedikit-sedikit dapat mengetahui derap Keuskupan. Satu hal yang bagi Rm. Bambang amat menarik adalah keprihatinan berkaitan dengan topik "Rama mengajar". Ternyata itu juga menjadi tema khusus dalam Rekoleksi Imam sebelum Kamis Putih 2024 di Bandungan. Kalau Rm. Bambang merasa amat tertarik, hal itu berkaitan dengan tekanan imamat yang dihayati sejak masih aktif. Dia selalu menggunakan kesempatan sekecil apapun untuk "Pengajaran hidup beriman". Homili biasa dijadikan semacam pengajian. Rm. Bambang akan dengan tenang memimpin Misa selama 90 menit (kalau mendapatkan kesempatan) untuk leluasanya homili. Bahkan pelayanan Jumat Pertama dan Novena di Makam Rm. Sanjaya (ketika masih aktif) dijadikan peristiwa semacam "Pengajian". Kini di rumah rama sepuh Domus Pacis, kalau ada tamu, dia akan menyisipkan pengertian dan sharing iman dalam sambutan dan kelakarnya. Bahkan kunjungan anak-anak kecil di Domus yang sudah punya acara tersusun, dia mencari celah untuk pengajaran iman sekelumit apapun. Sebagai contoh, pada Jumat 26 April 2024 ada kunjungan TK SD Kanisius Kotabaru, Yogyakarta. Ketika mendapatkan kesempatan, dia mengajak anak-anak yang berjumlah lebih 100 untuk menyanyikan Kita Greja. Dengan bernyanyi dan membuat gerakan-gerakan tubuh, Rm. Bambang mencoba menanamkan benih pengetahuan bahwa kalau sesama iman kumpul jadilah Gereja. 

Santa Katarina dari Siena

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 11 Agustus 2013 Diperbaharui: 15 Oktober 2020 Hits: 51936

  • Perayaan
    29 April
  •  
  • Lahir
    25 March 1347
  •  
  • Kota asal
    Siena, Tuscany, Italy
  •  
  • Wafat
  •  
  • 29 April 1380 di Roma, Italia | karena penyakit misterius
    Dimakamkan di Gereja Santa Maria Sopra Minerva di Roma Italia
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Juli 1461 oleh Paus Pius II

Katarina dilahirkan pada tahun 1347. Santa yang termashyur ini adalah pelindung Italia, tanah airnya. Katarina adalah anak bungsu dalam keluarga yang dikaruniai dua puluh lima anak. Ayah dan ibunya menghendaki agar ia menikah dan hidup bahagia. Tetapi, Katarina hanya ingin menjadi seorang biarawati. Untuk menyatakan tekadnya, ia memotong rambutnya yang panjang dan indah. Ia ingin menjadikan dirinya tidak menarik. Orangtuanya amat jengkel dan seringkali memarahinya. Mereka juga menghukumnya dengan memberinya pekerjaan rumah tangga yang paling berat. Tetapi Katarina pantang menyerah. Pada akhirnya, orangtuanya menyerah dan memperbolehkan Katarina menjadi anggota Ordo Ketiga Dominikan

Engkau bagaikan misteri yang dalam sedalam lautan; semakin aku mencari, semakin aku menemukan, dan semakin aku menemukan, semakin aku mencari Engkau. Tetapi, aku tidak akan pernah merasa puas; apa yang aku terima menjadikanku semakin merindukannya. Apabila Engkau mengisi jiwaku, rasa laparku semakin bertambah, menjadikanku semakin kelaparan akan terang-Mu. ~ St. Katarina dari Siena.

St. Katarina seorang yang amat jujur dan terus terang di hadapan Yesus. Suatu ketika ia bertanya kepada-Nya, “Di manakah Engkau, Tuhan, ketika aku mengalami cobaan yang begitu mengerikan?” Yesus menjawab, “Puteri-Ku, Aku ada dalam hatimu. Aku membuatmu menang dengan rahmat-Ku.”

Suatu malam, sebagian besar penduduk Siena ke luar ke jalan-jalan untuk suatu perayaan. Yesus menampakkan diri kepada Katarina yang sedang berdoa seorang diri dalam kamarnya. Bersama Yesus, datang juga Bunda Maria. Bunda Maria memegang tangan Katarina lalu memberikannya kepada Putra-nya. Yesus menyematkan sebentuk cincin di jari tangan Katarina dan ia menjadi pengantin-Nya. Sejak saat itu Katarina mulai menerima penglihatan tentang neraka, api pencucian, dan surga.

Pada masa itu, Gereja mengalami banyak sekali masalah. Banyak pertikaian terjadi di seluruh Italia. Katarina menulis surat-surat kepada para raja dan ratu. Ia bahkan datang menghadap para penguasa agar berdamai dengan paus dan mencegah peperangan. Katarina meminta paus untuk meninggalkan Avignon, Perancis dan kembali ke Roma untuk memimpin Gereja. Ia mengatakan bahwa itulah yang dikehendaki Allah. Bapa Suci mendengarkan nasehat St. Katarina serta melakukan apa yang dikatakannya.

Katarina tidak pernah lupa bahwa Yesus ada dalam hatinya. Melalui dia, Yesus memelihara orang-orang sakit yang dirawatnya. Melalui dia, Yesus menghibur para tahanan yang dikunjunginya di penjara. Santa besar ini wafat di Roma pada tahun 1380. Usianya baru tiga puluh tiga tahun. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Pius II pada tahun 1461. Pada tahun 1970, Paus Paulus VI mengangkatnya sebagai Doktor Gereja. St. Katarina menerima kehormatan besar ini karena ia melayani Gereja Kristus dengan gagah berani sepanjang masa hidupnya yang singkat.

Lamunan Peringatan Wajib

Santa Katarina dfari Siena, Perawan dan Pujangga Gereja

Senin, 29 April 2024

Yohanes 14:21-26

21 Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." 22 Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" 23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. 24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. 25 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; 26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. 

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, umat beragama menghayati agamanya berdasarkan rumusan syahadat yang ada. Di dalam agama Kristiani ada teks yang umat diharapkan menghafalnya.
  • Tampaknya, umat tahu bahwa syahadat itu berisi ajaran-ajaran dasar agama. Ada cukup orang yang disiapkan bahkan dengan buku-buku pegangan untuk mendalami dan mempelajari.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun ada ahli-ahli ilmu keagamaan yang dapat menjelaskan sampai detail-detail ajaran agama, sejatinya pengajar dan pengingat serta peneguh utama prinsip-prinsip iman adalah Roh yang bersemayam dalam relung hati seseorang. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang beragama akan selalu berada dalam prinsip-prinsip iman karena cahaya nurani.

Ah, yang mampu menjelaskan agama dengan bertanggungjawab adalah para teolog atau ahli ketuhanan.

Saturday, April 27, 2024

Tuhan Beri Genset

Rm. Hartanta memang sudah ada bersama para rama sepuh di Domus sejak September 2020. Tetapi beliau memegang kendali penuh sejak 1 Juni 2024 ketika semua rama sepuh, tentu termasuk Rm. Hartanta, pindah di Domus Pacis Santo Petrus Kentungan. Sebelum itu Rm. Hartanta ikut di Domus Pacis Puren, Pringwulung. Sebenarnya di Puren para rama sepuh memiliki seorang Minister yang bertanggungjawab mengurus kehidupan harian Domus. Tetapi Minister Domus dulu selalu dirangkap jabatan oleh Rama Paroki Pringwulung. Itulah sebabnya kemudian terjadi upaya mengurus sendiri berbagai kebutuhan para rama sepuh. Di sini Rm. Bambang, sekalipun menjadi bagian penghuni rumah sepuh dan sebagai rama tua, ikut menjadi relawan. Memang, pada bulan-bulan terakhir rama-rama berada di Domus Puren, Bapak Uskup meminta Rm. Bambang mengurus penuh. Ternyata ada hal yang mirip di lakukan oleh Rm. Hartanta dan Rm. Bambang, yaitu MENABUNG. Selama ikut menjadi relawan mengurus Domus Pacis Puren, Rm. Bambang memegang buku tabungan yang diatasnamakan Rm. Agoeng. Dia memasukkan sisa-sisa dana kegiatan dan beberapa bantuan ke dalam tabungan itu. Sementara itu selama tiga tahun berjalan Rm. Hartanta juga membuka tabungan dan menyimpan uang untuk kebutuhan-kebutuhan mendesak. Kedua BUKU TABUNGAN itu ternyata telah menjadi alat penyelenggaraan ilahi berupa rahmat (pemberian cuma-cuma) ketika Domus Pacis Santo Petrus membutuhkan genset. Pada Kamis 25 April 2024 Rm. Bambang berkata kepada Rm. Hartanta di ruang makan "Kanyata mbayar genset penak mawon nggih. Gusti niku mesthi paring gampang, nggih?" (Ternyata untuk membayar genset sungguh tidak sulit. Tuhan selalu memberikan kemudahan, ya?). Rm. Hartanta mengiyakan. Kedua rama ini mengomongkan betapa sulitnya kalau harus meminta dengan proses proposal untuk kebutuhan yang menembus angka ratusan juta. Memang, sekalipun memakai uang tabungan usaha sendiri, untuk membelanjakan uang di atas Rp. 50.000.000 harus memberi tahu ke Uskup.

Beato Luchesius

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 04 April 2016 Diperbaharui: 18 Jun 2017 Hits: 7984

  • Perayaan
    28 April
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 1180
  •  
  • Kota asal
    Poggibonsi, Umbria, Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 28 April 1260 di Poggibonsi, Umbria, Italia - Sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    Tahun 1273 oleh Paus Gregorius X
  •  
  • Kanonisasi

Luchesio Modestini awalnya adalah seorang pedagang di kota kecil Poggibonzi, Tuscania, Italia. Seperti kebanyakan pedagang, Luchesio begitu terobsesi untuk mengumpulkan banyak uang. Ketamakannya membuat ia dikenal sebagai seorang yang rakus dan pelit. Isterinya, Buonadonna, juga bersifat demikian. Di kemudian hari, rahmat Tuhan menyentuh hati Luchesio. Ia menjadi sadar bahwa selama ini ia telah melupakan keselamatan jiwanya. Ia telah hidup demi mengejar harta duniawi yang tidak dapat dibawa ke dalam kehidupan kekal. Kata-kata Yesus bergema dalam hatinya :

Maka Luchesio pun mulai berubah. Ia bertekad untuk mempersembahkan sisa hidupnya kepada Yesus. Ia juga berhasil menginsyafkan isterinya untuk mulai berubah dan mengikuti cara hidupnya yang baru. Setiap hari orang akan melihat suami-isteri pedagang yang terkenal pelit ini hadir dalam misa kudus di gereja. Luchesio dan Buonadonna juga membuat penduduk kota Poggibonzi terheran-heran ketika mereka mulai membagi-bagikan sedekah kepada para fakir miskin dan mengerjakan banyak karya amal.

Karena khawatir dapat jatuh kembali kedalam ketamakan, mereka memutuskan untuk meninggalkan dunia bisnis. Luchesio dan Buonadonna lalu menjual semua harta mereka dan membagi-bagikannya kepada orang-orang miskin. Mereka hanya menyisakan sebidang tanah kecil yang kiranya cukup untuk menopang kehidupan mereka. Luchesius beralih profesi menjadi seorang petani sederhana dan menggarap lahannya dengan kedua-tangannya sendiri.

Pada waktu itulah Santo Fransiskus dari Asisi datang dan berkotbah di Tuscania. Kotbahnya tentang pertobatan begitu memukau, sehingga setelah ia selesai berkotbah, banyak orang ingin meninggalkan semua harta duniawinya dan masuk biara. Tetapi Santo Fransiskus menasihati mereka untuk tetap hidup sesuai dengan panggilan hidup mereka. Ia sudah berpikir untuk memberi mereka peraturan khusus yang dapat membimbing mereka untuk hidup melayani Tuhan dengan sempurna sambil tetap hidup di dunia ramai.

Dalam lawatannya ke Tuscany, Santo Fransiskus menyempatkan diri untuk mengunjungi Luchesius di Poggibonzi. Luchesius dan isterinya sudah dikenal oleh sang santo ketika ia membeli bahan bangunan untuk gereja yang sedang diperbaikinya. Santo Fransiskus sangat bergembira mendapati orang yang dahulu begitu rakus kini telah berubah. Dihadapan santo Fransiskus, Luchesius meminta petunjuk agar ia dan isterinya dapat menjalani hidup di dunia ini dengan lebih berkenan pada Tuhan.

Santo Fransiskus lalu menerangkan kepada mereka perihal rencananya untuk mendirikan sebuah ordo bagi kaum awam. Menurut tradisi, seketika itu juga Luchesius dan isterinya meminta untuk diterima dalam ordo tersebut. Karena itulah Luchesius dan Buonadonna disebut sebagai anggota perdana dari Ordo Pertobatan, atau yang dikemudian hari dikenal sebagai Ordo Ketiga Fransiskan (Tertiaris Fransiskan atau disebut juga Ordo Fransiskan Sekular).

Regula (aturan hidup) yang diberikan oleh santo Fransiskus bagi para Tertiaris perdana ini amat sederhana. Pada 1221 regula bagi para tertiaris ini diperbaharui oleh Kardinal Hugolino dalam rumusan-rumusan hukum. Dan pada tahun yang sama Paus Honorius III menyetujui aturan hidup ini. Karena inilah tahun 1221 sering dinyatakan sebagai tahun berdirinya Ordo Ketiga Fransiskan.

Setelah Luchesius mengenakan jubah Tertiaris Fransiskan yang berwarna abu-abu itu, dia pun dengan cepat maju dalam kehidupan rohaninya. Dia menjalankan laku silih dengan keras sebagai tanda pertobatan. Ia sering berpuasa dengan hanya makan roti dan minum air putih. Ia tidur pada lantai kasar, dan dalam setiap kegiatannya ia selalu membawa Tuhan didalam hati.

Kemurahan hatinya pada orang-orang miskin tidak mengenal batas. Pada suatu hari tidak tersisa sepotong roti pun bagi ia dan isterinya. Ketika masih juga seorang miskin datang, ia meminta isterinya untuk mencari makanan apa saja yang bisa mereka berikan kepada orang miskin ini. Buonadonna kalut dan menyalahkan Luchesius.

“Matiraga!”, umpat sang isteri. “Hal itu telah membuatmu gila. Kita terus saja membagi-bagikan makanan sehingga tidak ada lagi yang tersisa. Kini kita sendiri yang harus kelaparan..”.

Dengan lemah lembut Luchesius meminta isterinya untuk kembali ke ruangan tempat mereka menyimpan bahan makanan. Betapa takjubnya Buonadonna ketika mendapati ruangan yang tadinya kosong kini penuh dengan roti kualitas terbaik. Sejak saat itu Buonadonna seakan berlomba dengan suaminya dalam menjalankan laku silih, matiraga dan karya amal. Luchesius kemudian diberkati Tuhan dengan karunia ektase rohani, levitasi dan penyembuhan.

Ketika suatu wabah penyakit berkecamuk di Poggibonzi dan daerah sekitarnya, Luchesius pergi ke sana dengan seekor keledai yang penuh dengan bahan makanan dan obat-obatan untuk orang-orang sakit. Ketika semua yang dibawanya tidak cukup untuk semua orang, dia mengemis di pinggir jalan demi kepentingan mereka yang menderita itu.

Pada suatu hari Luchesius menggendong seorang cacat yang sakit, yang ditemukannya di pingir jalan. Seorang pemuda urakan berpapasan dengannya dan dengan nada mengejek bertanya, “Iblis malang macam mana pula yang kau gendong itu?” Dengan tenang Luchesius menjawab, “Saya sedang menggendong Tuhanku Yesus Kristus.” Seketika itu juga wajah pemuda itu rusak bentuknya, dan ia menjadi bisu. Dengan penuh penyesalan dia menjatuhkan diri di kaki Luchesius. Dengan tanda Salib, Luchesius memulihkannya dan ia pun dapat berbicara lagi.

Suatu saat Luchesius terbaring dalam keadaan sakit keras. Ia dapat merasakan bahwa waktunya untuk berpulang sudah tiba. Saat ia hendak berpamitan kepada isterinya, Buonadonna berkata kepadanya, “Mohonlah kepada Tuhan, yang telah menganugerahi kita untuk saling mendampingi dalam hidup, semoga ia mengijinkan kita untuk bersama-sama kembali kepadaNYA.”

Luchesius pun berdoa seperti yang diminta, dan beberapa saat kemudian, Buonadonna tiba-tiba jatuh sakit. Setelah dengan khusuk menerima sakramen ekaristi dan minyak suci, Buonadonna meninggal dunia mendahului suaminya. Beberapa waktu kemudian, tepatnya pada tanggal 28 April 1260, dengan senyum kebahagiaan Luchesius menutup matanya untuk selama-lamanya.

Banyak mujizat dilaporkan terjadi di makamnya di gereja Fransiskan di Poggibonzi. Penghormatan yang terus menerus pada dirinya mendapat pengukuhan dari gereja saat ia digelari Beato (yang terberkati) pada tahun 1273 oleh Paus Gregorius X.

Lamunan Pekan Paskah V

Minggu, 28 April 2024

Yohanes 15:1-8

1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. 2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. 3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. 4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. 5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. 6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. 7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. 8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, ada yang punya semboyan hidup ini mulia kalau apapun tersedia tanpa harus bersusah payah. Dengan duduk saja segala kebutuhan tersajikan.
  • Tampaknya, orang dapat merasa tersanjung karena bisa memiliki banyak bawahan. Dia tinggal memerintah untuk menyediakan yang diinginkan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun bisa ikut menikmati banyak fasilitas, orang baru sungguh mulia kalau itu merupakan buah yang mengalir dari pertumbuhan hasil kesatuan dengan relung hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan relung hati orang sadar bahwa kehidupannya bukan milik diri tetapi karena dihidupi oleh kelekatannya dengan Tuhan.

Ah, hidup itu ya tergantung prestasi diri.

TK SD Kanisius Kotabaru

Para tamu baik perorangan maupun rombongan, kalau akan mengunjungi Domus Pacis Santo Petrus, harus melalui pintu gerbang Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan. Maklumlah, lokasi Domus Pacis ada di Kompleks Seminari Tinggi bagian belakang. Karena Domus Pacis adalah rumah kaum rama sepuh, maka layaklah kalau mayoritas pengunjung adalah kaum tua. Lain halnya Seminari Tinggi yang dihini adalah para frater calon imam. Para frater adalah golongan muda pasca remaja. Pengunjung Seminari banyak didominasi oleh kaum muda bahkan tak sedikit anak-aak dan remaja datang sembari aksi panggilan. Suasana seperti itu barangkali menciptakan gambaran bahwa Domus untuk yang tua bahkan lansia, Seminari untuk anak hingga kaum muda. Maka, terjadilah ada rombongan bus berisi anak-anak anggota PIA (Pendampingan Iman Anak). Ketika sampai pintu gerbang Seminari, mereka ditolak masuk oleh Satpam. Alasannya "Para frater Seminari sedang ada acara". Padahal, sebetulnya mereka akan ke Domus Pacis tetapi mungkin Satpam mengira akan ke Seminari karena terdiri dari anak-anak. Ternyata, sebenarnya sejak di Domus Pacis Puren Pringwulung, ada saja rombongan kanak-kanak diajak berkunjung ke rama sepuh. Selain kelompok PIA, sekolah PAUD dan TK hingga SD juga berkali-kali datang di Domus Pacis Santo Petrus. Yang terakhir adalah TK-SD Kanisius Kotabaru, Yogyakarta, yang berjumalh lebih dari 100. Tentu saja mereka didampingi oleh para guru dan juga banyak wali atau orang tua ikut. Para rama yang menyambut adalah Mgr. Blasius, Rm. Hartanta, Rm. Jarot, Rm. Ria, Rm. Harto dan Rm. Bambang. Tentu saja Rm. Bambang berada di belakang keyboard. Di samping ada nyanyi-nyanyi bareng dan katekese singkat dengan lagu oleh Rm. Bambang, anak-anak menampilkan para pentas seni per kelas.

Friday, April 26, 2024

Santa Zita

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 11 Agustus 2013 Diperbaharui: 31 Mei 2014 Hits: 11428

  • Perayaan
    27 April
  •  
  • Lahir
    Tahun 1218
  •  
  • Kota asal
    Bozzanello, Monte Sagrate, Tuscany, Italy
  •  
  • Wafat
  •  
  • 27 April 1272 di Lucca, Italy | Sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    Tahun 1652 oleh Paus Innosensius X
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 5 September 1696 oleh Paus Innosesius XII

St. Zita dilahirkan di dusun Monte Sagrati, Italia, pada tahun 1218. Walau berasal dari keluarga yang sangat bersahaja namun kediua orangtuanya sangat saleh dan membesarkan Zita dengan cinta kasih Kristiani.

Merupakan tradisi pada waktu itu bahwa keluarga-keluarga miskin akan mengirimkan anak-anak gadis mereka kepada keluarga-keluarga yang terpercaya, yang mampu mempekerjakan mereka. Para gadis itu akan tinggal dalam keluarga tersebut untuk beberapa waktu lamanya dan dipekerjakan untuk melakukan tugas-tugas rumah tangga. Zita pergi bekerja di rumah keluarga Fatinelli di Lucca ketika usianya dua belas tahun.

Bapak dan Ibu Fatinelli adalah orang yang baik, mereka memiliki beberapa pekerja. Zita senang dapat bekerja dan mengirimkan upahnya kepada orangtuanya. Ia berusaha hidup penuh tanggung jawab. Ia membiasakan diri untuk berdoa di luar jadwal kerjanya. Setiap pagi ia bangun pagi-pagi benar agar dapat ambil bagian dalam perayaan Misa.

Zita seorang pekerja yang rajin. Ia merasa bahwa bekerja adalah bagian dari hidupnya. Tetapi pekerja-pekerja lain iri hati kepadanya. Sedapat mungkin mereka bekerja sedikit saja. Mereka mulai mencari-cari kesalahan Zita serta memusuhinya tanpa sepengetahuan majikan mereka. Zita merasa sedih, tetapi ia berdoa mohon kesabaran. Ia tidak pernah melaporkan mereka. Ia tetap melakukan tugas-tugasnya sebaik mungkin tanpa peduli pendapat mereka.

Santa Zita selalu berusaha membantu siapa saja yang membutuhkannya semampu yang bisa ia berikan.  Upahnya selama bekerja sebagai pembantu rumah tangga ia habiskan untuk membeli makanan untuk para pengemis dan tuna wisma.  

Seluruh hidupnya ia habiskan dengan bekerja untuk keluarga Fatinelli. Sementara para pekerja lainnya datang dan pergi, ia tetap setia. Ia melayani majikannya dengan cinta kasih. Ia mengasihi mereka seperti ia mengasihi keluarganya sendiri. Dengan teladannya, Zita membantu orang menyadari bahwa bekerja itu menyenangkan apabila dilakukan dengan semangat cinta kasih Kristiani. Zita wafat dengan tenang pada tanggal 27 April 1278 dalam usia enam puluh tahun.

Tubuh St. Zita ditemukan terawetkan pada tahun 1580 dan saat ini disemayamkan di gereja St. Frediano di Lucca, Italia, persis disamping rumah keluarga Fatinelli.

Lamunan Pekan Paskah IV

Sabtu, 27 April 2024

Yohanes 14:7-14

7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." 8 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." 9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. 10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. 11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. 12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; 13 dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. 14 Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, keunggulan manusia di antara ciptaan lain adalah karena menerima nafas ilahi. Manusia dapat mengembangkan diri dengan kekuatan nalar, perasaan, dan kehendaknya.
  • Tampaknya, sekuat apapun kodrat manusia, dia tetap merupakan salah satu ciptaan yang jauh di bawah hakikat Tuhan Sang Maha-Roh. Di dunia manusia tak dapat menggapai dan melihat Tuhan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun dengan panca indera orang tak dapat melihat Tuhan, kalau biasa bergaul dengan relung hati orang mampu menyaksikan dan menangkap Tuhan dalam sabda dan kehendak-Nya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang bisa bergaul dengan Tuhan dari hati ke hati.

Ah, bagaimanapun juga karena kemanusiaannya orang tak akan mampu bersentuhan dengan Tuhan.

Thursday, April 25, 2024

Tak Terpikir Ketika Aktif

Saya sering heran kalau berjumpa dengan seorang aktivis yang sebenarnya sudah masuk golongan lansia. Dia bisa ke sana sini dengan gesitnya. Dia bisa tampak dalam berbagai peristiwa kumpulan. Ketika saya berkata "Panjenegan sampun yuswa nanging kok tak keraya-raya aktif" (Anda sudah lansia tetapi mengapa tetap mau bersusah payah ikut aktif), dia memberikan jawaban yang cukup menghentak hati saya. "Kula sadar lansia niku yen wonten ngandikani kados panjenengan. Nanging pas aktif kula malah mboten mikir lan mboten kraos yen lansia" (Saya menyadari kelansiaan saya kalau ada yang mengatakan seperti Anda. Tetapi ketika menjalani aktivitas saya tidak berpikir dan tak merasakan kelansiaan). Pada suatu saat saya teringat peristiwa itu dan kemudian menjadi permenungan melihat diri saya. Saya tinggal di rumah para rama sepuh Domus Pacis Santo Petrus. Sekalipun 92% banyak berada dalam kamar, saya termasuk cukup aktif. Paling tidak mulai jam 04.00 selama 45 menit saya berada di depan laptop. Kegiatan laptop terjadi lagi seusai makan pagi. Sesudah makan malam sering juga terulang. Di Domus Pacis saya ikut membantu Rm. Hartanta, Direktur Domus, mengurus pemasukan dana untuk tambahan honor karyawan dan untuk hajatan-hajatan. Dengan bantuan Bu Rini dan Bu Titik saya juga terlibat pengadaan snak dan konsumsi hajatan-hajatan. Pada saat-saat aktif saya sungguh tampak selalu siaga sehingga sering mendapatkan komentar "Rama Bambang selalu sehat ya". Ternyata justru di dalam Domus saya jarang terpikir kalau umur lewat 73 tahun dan sudah berkursi roda serta selalu menyantap obat-obat sehari 3 kali. Kondisi tubuh itu ternyata tak menghalangi hadirnya kesegaran diri. Tetapi kalau harus pergi keluar Domus, pikiran saya selalu mengajak mengingat difabilitas badan dan kelansiaan. Saya harus amat hati-hati untuk berpindan dari kursi roda ke tempat duduk dalam mobil dan begitu sebaliknya. Saya selalu berkeberatan kalau diajak pergi dan menginap di luar Domus Pacis. Kondisi tubuh saya membutuhkan kamar mandi WC yang tidak membahayakan diri. 

Santo Paschasius Radbertus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 11 Agustus 2013 Diperbaharui: 31 Mei 2014 Hits: 8138

  • Perayaan
    26 April
  •  
  • Lahir
    Tahun 790
  •  
  • Kota asal
    Soissons, Perancis
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 860 | Sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Tak seorang pun tahu siapa orangtua santo Paschasius. Sesaat setelah ia  dilahirkan, orang tuanya membuang bayi malang Paschasius di depan pintu Biara Notre Dame. Para biarawati mengasihi dan merawat sang bayi. Mereka menamainya Radbertus. Ketika sudah cukup besar untuk belajar, Radbertus dikirimkan kepada para biawaran Benediktin yang tak jauh dari sana untuk bersekolah.

Radbertus senang belajar dan teristimewa menaruh minat pada sastra Latin. Setelah dewasa, ia hidup tenang sebagai ilmuwan. Ia tetap seorang awam selama beberapa tahun. Kemudian ia merasakan panggilan untuk menjadi seorang biarawan. Ia menggabungkan diri dalam suatu komunitas yang dipimpin oleh dua abbas yang penuh semangat, yakni St. Adalhard dan saudaranya yang menggantikannya, Abbas Wala. Radbertus berupaya menjadi seorang biarawan yang kudus. Ia kerap menemani kedua abbas dalam perjalanan-perjalanan mereka. Ia menulis biografi kedua abbas setelah mereka wafat. Radbertus menjadi seorang ahli Kitab Suci. Ia menulis ulasan panjang mengenai Injil St. Matius. Ia juga menulis ulasan mengenai bagian-bagian lain dari Injil. Tetapi karyanya yang paling tersohor berjudul “Tubuh dan Darah Kristus”.

Radbertus tidak merasakan panggilan untuk menjadi imam. Tetapi ia dibujuk untuk menerima penunjukkan sebagai abbas selama tujuh tahun lamanya. Kemudian ia mendesak untuk kembali ke cara hidup dalam doa, meditasi, belajar dan menulis. Masa jabatannya sebagai abbas sungguh amat sulit baginya meski ia berupaya melakukan yang terbaik seturut kemampuannya. Ia menghabiskan sisa hidupnya dengan berdoa, menulis dan melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya. Radbertus wafat pada tahun 860.

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...