Monday, October 31, 2022

Dari Sharing Rm. Yadi

Pada Sabtu 29 Oktober 2022 Rm. Bambang sejak pagi hingga jam 13.30 tidak berada di Domus. Dia diminta kerabat untuk Misa Syukur salah satu famili yang berulangtahun ke 100. Dan ketika sudah pulang dan berada di kamar, Mbak Pariyah salah satu karyawan menyerahkan uang hasil penjualan batik. Pada pagi itu memang ada rombongan tamu di Domus. Untuk mendapatkan tambahan dana kepentingan para romo Domus, salah satu usaha Rm. Bambang adalah menjual kain batik. Ternyata kalau sedang pergi, Mbak Pariyah dan Mbak Tri bersedia menangani urusan penjualan batik. "Tamune seka ngendi, ta?" (Tadi tamu datang dari mana?) tanya Rm. Bambang yang dijawab oleh Mbak Pariyah "Saking Klepu. Criyose nembelas nanging sidane selangkung" (Dari Klepu. Katanya yang akan datang 16 orang. Tetapi ternya ada 25). Ketika Rm. Bambang bertanya tentang ada yang mengambil gambar atau tidak, Mbak Pariyah memberi informasi itu dilakukan oleh Rm. Hartanta.


Untuk kepentingan menulis berita di Blog Domus, Rm. Bambang meminta gambar-gambar dari Rm. Hartanta lewat pesan WA. Beberapa gambar segera masuk dan ada keterangan bahwa para tamu datang dari Lingkungan Mengger, Paroki Klepu. Pada sekitar jam 15.00 Rm. Hartanta mampir di depan kamar Rm. Bambang. "Wau tamune selangkung, nggih?" (Tadi tamu terdiri dari 25 orang, ya?) tanya Rm. Bambang yang langsung mendapatkan jawaban "Tiga likur kok" (23 orang). Kemudian beliau berceritera proses penerimaan. Beliau juga berkata "Sing kathah crita Rm. Yadi. Tiyang-tiyang sami tertarik. Wau crita perjalanan panggilanipun. Rumiyin mlebet bruder nanging lajeng medal. Nyambut damel wonten pelayaran. Rikala ndhaftar Seminari mboten nampi pengumuman. Rikala sampun dipun tampi wonten Kentungan lajeng tasih tertunda ngurus kakangipun. Akhiripun mlebet langsung wonten Seminari Tinggi Kentungan" (Yang banyak berceritera Rm. Yadi. Para tamu tertarik dengan kisah panggilannya. Dulu pertama-tama masuk bruder tetapi kemudian keluar. Kemudian bekerja di lingkungan pelayaran. Ketika mendaftar Seminari beliau tidak mendapatkan pengumuman. Ketika sudah diterima di Kentungan tertunda karena harus mengurus kakaknya. Akhirnya masuk Seminari Tinggi Kentungan).

Beata Sibilina Biscossi

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 10 Mei 2017 Diperbaharui: 10 Mei 2017 Hits: 8262

  • Perayaan
    19 March
    1 November

    20 Maret (di kota Pavia, Italia)
  •  
  • Lahir
    Tahun 1287
  •  
  • Kota asal
    Pavia, Lombardy, Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 19 Maret 1367 di Pavia, Italia - Sebab Alamiah
    Tubuhnya ditemukan tetap utuh pada tahun 1854.
  •  
  • Venerasi
    Tahun 1853 oleh paus Pius IX (cultus confirmed)
  •  
  • Beatifikasi
    Tanggal 17 Agustus 1854 oleh paus Pius IX
  •  
  • Kanonisasi

Beata Siblina Biscossi menjadi yatim piatu saat masih kanak-kanak. Ia tidak bersekolah dan telah bekerja sebagai pembantu rumah tangga sejak berusia 10 tahun. Pada usia 12 tahun ia menjadi buta dan tidak bisa bekerja lagi. Ia lalu diadopsi oleh sebuah komunitas kecil biarawati Dominikan di Pavia, Italia.

Dalam biara Sibilina mulai mengembangkan devosi kepada Santo Dominikus dan mengharapkan penyembuhan melalui perantaraannya. Ketika penglihatannya tidak kunjung membaik, Siblina mulai berpasrah diri dan tulus menerima kebutaannya. Kepasrahan dan ketulusan akan kebutaan mata fisiknya justru membuka mata rohaninya. Ia mulai menerima penglihatan dari Santo Dominikus yang memintanya untuk menjadi seorang biarawati dominikan. Dan iapun menjadi seorang suster dalam usia yang masih sangat muda.

Pada usia 15 tahun suster Sibilina menjadi seorang SEKLUSE (pertapa yang tinggal dalam sebuah sel pertapaan yang dikunci selamanya) dan menghabiskan sepanjang waktunya dalam doa dan meditasi. Dalam keheningan sel pertapaannya, suster Sibiliana kerap menerima penampakkan dari Santo Dominikius dan para kudus lainnya. Banyak orang datang kepadanya untuk meminta nasehat dan doa penyembuhan. Kata-kata sederhana dari biarawati Dominikan yang buta mata dan buta huruf ini, selalu menyejukkan hati setiap mereka yang mendengarnya. Doa-doanya polos dan sederhana, namun penuh dengan Kuasa Ilahi yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Dalam waktu singkat, tempat pertapaannya menjadi tempat ziarah bagi masyarakat kota Pavia dan seluruh wilayah Italia. Setiap hari ratusan orang akan mengantri di depan jendela sel pertapannya.

Santa Sibilina dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam Sakramen Ekaristi. Suatu ketika seorang imam melewati pertapaannya dalam perjalanan untuk memberi sakramen Ekaristi dan pengurapan orang sakit. Suster Sibilina memanggilnya dan mengatakan bahwa hosti yang dibawanya belum dikonsekrasi. Sang imam memeriksa dan menemukan bahwa dia telah membawa hosti dari wadah yang salah.

Suster Sibiliana tutup usia dengan tenang dalam sel pertapannya pada tanggal 19 Maret 1367. Ia dimakamkan di Gereja biara Dominikan di Pavia Italia. Dalam proses beatifikasinya ditahun 1854, makamnya dibuka dan jasadnya ditemukan tetap utuh.

Lamunan Hari Raya

Semua Orang Kudus

Selasa, 1 November 2022

Matius 5:1-12a

1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. 2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: 3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. 5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. 6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. 7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. 8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. 9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. 10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. 12a Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga,"

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, kedalaman hati seseorang selalu mengajak untuk berbuat yang baik dan mulia. Tetapi orang bisa mengalami sikap tidak baik bahkan penderitaan karena kebaikannya.
  • Tampaknya, adalah wajar kalau orang amat kecewa kalau sudah baik malah sengsara. Hidupnya bisa dirundung tekanan batin dan bisa menghentikan kebaikannya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun segala sikap buruk bahkan tindakan buruk bisa dialami karena sikap dan tindakan baik yang dilakukan, karena bertahan untuk bersikap dan bertindak baik orang justru mendapatkan jalan tol menggapai kebahagiaan yang amat meresap dalam relung hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa segala kebaikan dalam sikap dan perbuatan selalu juga menjadi kesiagaan menempuh tajamnya serangan dari yang berseberangan.

Ah, untuk jadi baik cukup jalani wajib-wajib agama.

Sunday, October 30, 2022

Penyumbang Dana Karyawan Domus Oktober 2022


Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memang sudah naik. Tentu saja beberapa kebutuhan pokok umum juga mengalami kenaikan harga. Kebetulan baru saja ada 3 orang romo yang opname. Kini masih ada yang belum pulang, yaitu Rm. Joko Sistiyanto. Karena ada yang opname, hal ini membuat keharusan adanya karyawan yang harus menunggu, dan ini berarti ada tambahan honor untuk lembur. Semua itu membuat Rm. Hartanta terdorong untuk menambah honor pokok bagi para karyawan yang berjumlah 14 orang. Sementara itu anggaran yang diterima dari Keuskupan selalu membutuhkan tambahan. Puji Tuhan, lewat sumbangan-sumbangan yang diterima lewat Rm Bambang kebutuhan tambahan itu bisa teratasi. Rm. Bambang memang menerima sumbangan banyak pihak yang mengirimkan dana. Banyak pihak yang mengirimkan dana rutin setiap bulan. Selama bulan Oktober Rm. Bambang menerima 35 pengiriman. Empat pengiriman berasal dari kelompok yang kalau dihitung dari pemberi perorangan akan berasal dari lenih dari 120 orang. Secara keseluruhan dari pengiriman itu Rm. Bambang mencatat jumlah dana uang sebesar Rp. 25.120.000. Para pengirim adalah sebagai berikut :

1. Bapak Siswoto, 2. PUPIP Ungaran (85 org), 3. Ibu Ida, 4. Bapak Jono, 5. Ibu Wartini, 6. Maria Kristina Dannie, 7. Ibu Malya, 8. Ibu Christine, 9. Bapak Erick, 10. Ibu Wellanda, 11. Ibu Yenyen, 12. Ibu Anna Maria (Ibu-ibu Bernardus Babadan), 13. Ibu Lucy, 14. Ibu Mrihadi, 15. Ibu Emiliana Kasmudjiastuti, 16. Ibu Tri Nor Prasetyawan, 17. Ibu Mamik, 18. Ibu Dewi Anggraeni, 19. Bapak Blasius Chasto, 20. Ibu Yuliana Sutarni, 21. Ibu Bernardet Suwarni, 22. Ibu Harno, 23. Ibu Sugono, 24. Ibu Melly, 25. Ibu ML Setiyani Indrawati, 26. Ibu Lanni Riyanto (d.a. MG Dwi Astuti / Bu Marcus Smg), 27. Dokter Noor Widiastuti, 28. Ibu Drg Yuristianti, 29. Ibu Susan, Australia, 30. Ibu Haryono, 31. Ibu Chatarina Gunarti, 32. Ibu Istiyono, 33. Ibu Tini, 34. Ibu Eny Bernadet, Mandiraja, 34. Kerahiman Ilahi Mungkid, 35. Kelompok Yosefin Paroki Medari, 36. Bapak Suwarno.

Santo Alfonsus Rodriguez

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 15 Agustus 2013 Diperbaharui: 11 Februari 2019 Hits: 7967

  • Perayaan
    31 Oktober
  •  
  • Lahir
    25 Juli 1532
  •  
  • Kota asal
    Segovia, Spanyol
  •  
  • Wafat
  •  
  • 31 Oktober 1617 di Palma, Mallorca, Spanyol | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    Tahun 1825 oleh Paus Leo XII
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 6 September 1887 oleh Paus Leo XIII

Orang kudus dari Spanyol ini dilahirkan pada tahun 1553. Ia mengambil alih usaha jual beli kain wol milik keluarganya ketika usianya duapuluh tiga tahun. Tiga tahun kemudian ia menikah. Tuhan mengaruniakan kepada Alfonsus dan Maria - isterinya, dua orang anak. Tetapi banyak penderitaan yang kemudian datang menimpa Alfonsus. Usahanya mengalami kesulitan, puterinya yang masih kecil meninggal dunia, disusul oleh isterinya. Sekarang, pengusaha ini mulai berpikir tentang apa yang kira-kira dirancangkan Tuhan baginya.

Dari dulu Alfonsus adalah seorang Kristen yang saleh. Tetapi sekarang, ia menjadi lebih saleh lagi. Ia berdoa, bermatiraga, dan menerima sakramen-sakramen lebih banyak dari sebelumnya. Ketika usianya menjelang empatpuluh tahun, putera Alfonsus; satu-satunya orang yang tersisa dari keluarga kecilnya juga meninggal dunia. Sungguh Alfonsus menjalani hidup dalam penderitaan yang sangat hebat. Namun ketegaran iman Alfonsus sungguh luar biasa. Tidak pernah sekali pun ia mengumpat dan menyalahkan Tuhan akan hidup yang harus dijalaninya. Ia bukannya membenamkan diri dalam kesedihan, tetapi justru semakin khusuk berdoa serta berpasrah sepenuhnya kepada kehendak Tuhan.

Setelah semua keluarganya meninggal; Alfonsus kemudian menjual segala miliknya dan membagi-bagikannya kepada kaum miskin-papa. Ia lalu menuju sebuah biara Jesuit dan mohon diijinkan untuk bergabung. Namun untuk dapat masuk biara; Alphonsus diberitahu bahwa ia harus belajar dari awal terlebih dahulu. Jadilah Alphonsus kemudian pulang dan kembali bersekolah. 

Alphonsus kembali mengalami hidup yang sangat sulit. Di sekolah anak-anak kecil menertawakan Alfonsus karena Ia harus meminta-minta untuk bisa bertahan hidup; sebab ia sudah tidak punya apa-apa lagi dan ia tetap harus bersekolah.  Demikianlah, setelah lulus pendidikan  Alfonsus akhirnya diterima sebagai frater dan diberi tugas sebagai seorang penjaga pintu di sebuah seminari Yesuit. Sebuah tugas sederhana yang dijalaninya dengan penuh sukacita selama lebih dari empat puluh tahun.

Walau hanya bertugas sebagai seorang penjaga pintu namun kerendahan hati dan kesucian batinnya menyentuh hampir setiap orang yang berkunjung di seminari tersebut. Senyum hangatnya yang khas   selalu menyapa siapa saja yang melewati pintu yang ditungguinya.

“Frater yang itu bukanlah seorang manusia...; ia seorang malaikat!” demikian kata superior biara mengenai Fr. Alfonsus bertahun-tahun kemudian. Para imam yang mengenalnya selama empat puluh tahun tidak pernah mendapatinya mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak baik. Kebaikan hatinya, ketaatan dan kesederhanaannya telah diketahui semua orang. Suatu kali, semua kursi dalam biara, bahkan juga kursi-kursi dari kamar tidur, dipergunakan untuk suatu Devosi Empat Puluh Jam. Karena suatu kesalahan, kursi Frater Alfonsus tidak dikembalikan kepadanya hingga tahun berikutnya. Namun demikian, ia tidak pernah mengeluh atau pun membicarakan masalah tersebut kepada siapa pun.

Selama masa hidupnya yang panjang, St. Alfonsus harus menaklukkan pencobaan-pencobaan yang berat. Selain itu, ia juga mengalami penderitaan jasmani yang menyakitkan. Bahkan pada saat ia terbaring mendekati ajalnya, ia harus melewatkan setengah jam lamanya bergumul dengan penderitaan yang luar biasa. Kemudian, sesaat sebelum wafat, ia dipenuhi dengan damai dan sukacita. Ia mencium salibnya dan memandang teman-teman sebiaranya dengan penuh kasih. St. Alfonsus wafat pada tahun 1617 dengan nama Yesus di bibirnya.

Lamunan Pekan Biasa XXXI

Senin, 31 Oktober 2022

Lukas 14:12-14

12 Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. 13 Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. 14 Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, pada umumnya orang tahu bahwa solidaritas sosial menjadi hakikat kemanusiaan. Orang harus saling membantu kebutuhan orang lain.
  • Tampaknya, solidaritas sosial juga tampak dalam peristiwa hajatan. Orang akan datang dan ikut menyumbang ketika ada peristiwa hajatan dan tak sedikit yang menjalani terkandung maksud kelak di kala mengadakan hajatan akan ganti disumbang.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun saling sumbang dalam hajatan itu dirasa penting untuk menjaga solidaritas sosial dalam kebersamaan, kalau mengadakan hajatan juga terkandung maksud kelak ganti mendapatkan sumbangan, kesejatian solidaritas sosial akan menghilang. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati, ketika mengadakan hajatan orang akan melandaskan diri pada jiwa bersyukur sehingga yang dilakukan menjadi tanda solidaritas kehidupan bagi yang berkebutuhan.

Ah, kalau mengadakan hajatan ya baik kalau dapat sumbangan besar.

Satu Tubuh Banyak Anggota

Rm. Hartanta adalah pimpinan Domus Pacis St. Petrus. Sebutan untuk beliau adalah direktur. Salah satu yang dilakukan adalah menjaga pelaksanaan acara-acara yang terjadi di rumah Domus. "Romo, mangke mboten kesupen, ta?" (Romo, nanti tidak lupa, kan?) kata beliau kepada Rm. Bambang yang langsung menjawab "Misa, ta? Okeee ....." Pada sore hari itu, Kamis 27 Oktober 2022 seharusnya beliau mendapatkan giliran memimpin Misa Komunitas yang jadualnya beliau sendiri yang membuat. Tetapi pada sore itu dia harus pergi ada acara luar. Beliau mengajak tukar jadual dengan Rm. Bambang yang dalam jadual mendapatkan giliran sehari sebelumnya. 


Pada siang Kamis itu ketika makan bersama Rm. Hartanta memberikan pengumuman bahwa Minggu 30 Oktober 2022 akan ada dua rombongan tamu. Mereka akan datang dari Paroki Solo Baru dan Paroki Katedral Semarang. "Benjang Minggu kula nenggani pertemuan anak-anak saking enjing dumugi sonten. Nyuwun Romo Yadi mokoki nampi tamu. Benjang dipun kancani Rm. Harto lan Rm. Ria, amargi Rm. Bambang tindak Paroki Pringgolayan" (Besok Minggu saya menghadiri pertemuan anak-anak dari pagi hingga sore. Mohon Rm. Yadi memimpin untuk menerima tamu. Besok akan ditemani oleh Rm. Harto dan Rm Ria, sebab Rm. Bambang pergi ke Paroki Pringgolayan). Pada waktu itu Rm. Bambang menyela bilang ke Rm. Hartanta "Romo, benjang Senin tanggal 31 kula Misa jam 05.00 sonten wonten Gejayan nyatus dinten semahipun salah setunggal saking peduli snak" (Romo, besok Senin tanggal 31 Oktober 2022 saya akan Misa jam 05.00 sore di Gejayan, Paroki Pringwulung. Ada salah satu pemeduli penyumbang snak memperingati wafat suami ke 100 hari). Rm. Hartanta melihat tanggal di HP dan kemudian berkata "Kula mboten kesah kok" (Saya tidak pergi). Untuk penataan jalannya kegiatan rutin Domus, Rm. Hartanta memang harus mempertimbangkan dinamika masing-masing romo untuk memastikan perjalanan bersama.

Saturday, October 29, 2022

Santo Marcellus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 13 Agustus 2014 Diperbaharui: 29 November 2019 Hits: 13567

  • Perayaan
    30 Oktober
  •  
  • Lahir
    Akhir abad ke-3
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir - Dipenggal pada tahun 298 di Tangiers, Morocco
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santo Marcellus adalah sorang perwira pasukan kekaisaran Romawi yang bertugas di  Tingis Afrika Utara  (sekarang bernama Tangier - Maroko).  Pada tahun 298 Marcellus menolak untuk berpartisipasi dalam upacara mempersembahkan korban untuk memuja kaisar dan dewa-dewa Romawi dalam perayaan ulang tahun Kaisar Maximianus.  Marcellus melemparkan ikat pinggang militer, seragam dan senjatanya lalu dengan lantang berkata : "Aku hanya akan mengabdi kepada Raja Abadi, Tuhanku Yesus Kristus".

Seketika ia langsung ditangkap dan dibawa ke pengadilan. Dalam persidangan, Marcellus dengan berani memaklumkan dirinya sebagai seorang pengikut Kristus. Ia tetap menolak untuk mempersembahkan korban bagi dewa-dewa Romawi,  meskipun diancam dengan hukuman mati.  Keteguhan iman Santo Marcellus membuat Cassianus, juru  tulis steno di pengadilan itu,  menolak untuk menuliskan jalannya persidangan dan melemparkan alat tulisnya. Di hadapan persidangan itu secara terbuka Cassianus menyatakan bahwa ia juga adalah seorang Kristen.

Santo Marcellus dan Santo Cassianus kemudian dijatuhi hukuman mati dengan cara dipenggal.

Relikwi Santo Marcellus  kemudian dibawa dan di semayamkan di kota LeĂ³n, di mana ia diangkat menjadi menjadi santo pelindung kota tersebut.  Di kota ini namanya juga diabadikan di  The Plaza de San Marcello dan Gereja San Marcelo, sebuah gereja dari abad ke – 10.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Lamunan Pekan Biasa XXXI

Minggu, 30 Oktober 2022

Lukas 19:1-10

1 Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. 2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. 3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. 4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. 5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." 6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. 7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa. "8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." 9 Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. 10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang yang terkenal perilaku jahatnya akan disingkiri oleh masyarakat umum. Hanya sesama kaum penyakit masyarakat yang menjadi lingkungan pergaulannya.
  • Tampaknya, orang akan dibenci masyarakat umum karena perilakunya yang menindas dan merugikan masyarakat. Apalagi kalau dia bekerja untuk pihak asing dan tak peduli menyengsarakan bangsanya sendiri.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun hidupnya amat jahat menyengsarakan banyak orang, kalau dalam hati ada keinginan melihat kebaikan, orang akan bergegas terbuka menerima tokoh mulia pembawa kebaikan umum. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang yang tersentuh dan amat gembira menerima kebaikan, sejahat apapun rekam jejaknya akan tergantikan oleh rekam jejak lain yang amat mulia.

Ah, kalau sudah terjerat oleh kebiasaan jahat orang sudah tenggelam dalam kejahatan.

Friday, October 28, 2022

Mgr. Blasius Kundur Domus

Sore itu Jumat 28 Oktober 2022 di bangku duduk tamu ruang besar Domus barat Mbak Tri duduk berhadapan dengan seorang perawat dari RS Panti Rapih. Di depan keduanya ada beberapa kantong plastik kecil berisi tablet-tablet obat. Perawat itu menerangkan satu per satu tentang obat-obat kepada Mbak Tri, salah satu karyawati Domus Pacis St. Petrus. Kadang-kadang Mbak Tri menuliskan sesuatu pada kertas dengan bolpoin. "Obate ana pira?" (Ada berapa macam obat?) tanya Rm. Bambang yang juga ada di situ melihat keduanya. Ketika mendapat jawaban "Wonten sanga" (Ada 9), entah bagaimana ada rasa menyeruak yang membunyikan kata-kata dalam hati "Naaaaah, saiki wis nganggo obat. Ora isa ngandika kula sampun wolungdasa pitu nanging bebas obat" (Naaaah, kini sudah pakai santapan obat. Beliau tak dapat berkata saya sudah berusia 87 tahun tapi bebas obat). 


Hari itu persis jam 03.00 sore Rm. Bambang melihat ada kursi roda masuk diduduki sosok berbadan besar didorong seorang karyawan. "Wela, sampun kundur?" (Sudah pulang Domus?) tanya Rm. Bambang menyongsong beliau. Ada sopir RS Panti Rapih ikut mendamping dan menjawab "Menika wau mboten mawi ambulans nanging mawi avanza" (Ini tadi tidak pakai ambulans tetapi dengan mobil avanza). Di dalam kamar Mgr. Blasius, Rm. Bambang bertanya "Pinten nggih laminipun mondhok ing Panti Rapi?" (Berapa lama Mgr. Blasius opname di RS Panti Rapih?). Mgr. Blasius, yang hari itu lepas dari opname, menjawab "Kawan dinten napa seminggu nggih?" (Empat hari atau seminggu, ya?). Rm. Bambang hanya tertawa karena yakin bahwa beliau lebih dari 7 hari berada dalam rawatan di RS Panti Rapih. Ketika melihat kembali catatannya, Rm. Bambang menemukan bahwa Mgr. Blasius masuk Panti Rapih sejak Rabu malam tanggal 12 Oktober 2022.

Santo Narcissus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 15 Agustus 2013 Diperbaharui: 27 Oktober 2016 Hits: 6352

  • Perayaan
    29 Oktober
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 99
  •  
  • Kota asal
    Yerusalem
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 215 – sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Narcissus hidup pada abad kedua dan awal abad ketiga. Ia sudah lanjut usia ketika ditahbiskan sebagai Uskup Yerusalem. Namun walau sudah uzur ternyata Narcissus  adalah seorang uskup yang sungguh luar biasa. Semua orang mengagumi kebajikan-kebajikannya, terkecuali mereka yang memilih untuk hidup jahat.

Suatu hari tiga orang jahat bersekutu dan bersaksi dusta tentang uskup Narcissus dan mendakwanya melakukan suatu kejahatan yang mengerikan. Seorang dari mereka mengatakan, “Biar aku mati terbakar jika apa yang kukatakan tidak benar!” Yang kedua mengatakan, “Biar aku terjangkit kusta jika apa yang kukatakan tidak benar!” Dan yang ketiga mengatakan, “Biar aku menjadi buta jika apa yang kukatakan tidak benar!” Namun demikian, tiada seorang pun yang mempercayai dusta mereka. Orang banyak telah melihat sendiri kebajikan hidup Narcissus. Mereka tahu orang macam apa Narcissus itu.

Meski tak seorang pun percaya pada fitnah keji yang dilontarkan terhadapnya, Narcissus mempergunakannya sebagai alasan untuk pergi mengasingkan diri dan menjadi pertapa di padang gurun. Segenap kepercayaannya ada pada Tuhan, yang ia layani dengan penuh cinta. Dan Tuhan menunjukkan bahwa fitnah yang diceritakan orang-orang itu sama sekali tidak benar. Narcissus kembali menjadi Uskup Yerusalem, sehingga umatnya bersukacita.

Meski ia semakin bertambah tua, tampaknya ia semakin berkobar-kobar dari sebelumnya. Sesungguhnya, ia tampak lebih kuat dari sebelumnya pula, selama beberapa tahun sesudahnya. Lalu, ia menjadi terlalu lemah untuk melanjutkan karyanya. Ia memohon kepada Tuhan agar mengutus seorang uskup untuk membantunya. Tuhan kita mengirimkan kepadanya seorang kudus lain, Alexander dari Cappadocia. Dengan semangat kasih yang bernyala-nyala, mereka berdua memimpin keuskupan bersama. Narcissus berusia hingga 116 tahun lebih. Ia wafat pada tahun 215.

Lamunan Pekan Biasa XXX

Sabtu, 29 Oktober 2022

Lukas 14:1.7-11

1 Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.

7 Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: 8 "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, 9 supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah. 10 Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. 11 Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Butir-butir Permenungan

 

·       Katanya, era global menuntut orang mampu bersaing menjadi sosok golongan terkemuka. Banyak hal bisa menjadi materi lomba sehingga banyak orang bisa mendapatkan bagian kemenangan.

·       Katanya, maraknya persaingan sudah termulai sejak di bangku sekolah. Rangking hasil pembelajaran dipakai menjadi tanda keunggulan.

·       Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun memiliki keunggulan mudah menghadirkan rasa bangga, kalau terlalu menonjolkan keunggulan yang dimiliki orang justru mudah mendapatkan penilaian rendah di mata banyak orang. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang dengan bobot kualitas tidak rendah akan meninggi justru ketika diam makin merendah.

Ah, promosi itu amat penting untuk menjadi orang penting.

Thursday, October 27, 2022

Aura Minggu Sore dan Senin Pagi

Entah bagimana pada Selasa sore tanggal 25 Oktober 2022 Rm. Bambang merasa seperti hari Minggu. Hanya kadang-kadang pikiran agak tersentak bahwa itu adalah Selasa. Bahkan ketika bangun di pagi berikutnya, dia merasa seperti hari Senin. Yang jelas pada Selasa itu para romo Domus menjalani Misa Harian tidak seperti biasanya. Ketika masuk dalam bulan Oktober 2022, Rm. Bambang sudah laporan kepada Rm. Hartanta bahwa pada tanggal 25 Oktober 2022 tidak bisa ikut Misa di Domus. Sebulan sekali setiap Selasa Keempat dalam beberapa bulan Rm. Bambang mendampingi pendalaman keagamaan untuk Kelompok Jagongan Iman Paroki Pringgolayan yang terdiri dari kaum lansia. Ketika mendapatkan pemberitahuan dari Rm. Bambang, Rm. Hartanta menanggapi dengan berkata "Kula sonten dinten menika nggih kesah" (Pada sore itu saya juga punya acara keluar). Karena pada saat ini yang bertugas giliran memimpin Misa hanya Rm. Hartanta dan Rm. Bambang, Rm. Hartanta memngambil kebijakan khusus untuk hari itu Misa diselenggarakan pada jam 11.00.


Tetapi suatu ketika Rm. Bambang mendapatkan pemberitahuan bahwa selama Oktober setiap hari Selasa di gereja Pringgolayan selalu ada Rosario diteruskan dengan Misa di sore hari. Maka pada Selasa 25 Oktober 2022 jam 03.47 Rm. Bambang menulis WA ke Rm. Hartanta "Romo, ternyata Jagongan Iman Pringgolayan wulan menika ditiadakan amargi wonten acara paroki. Nanging kados pundi yen Misa Komunitas tetep jam 11.00. Supados romonipun radi pepak. Panjenengan ugi wonten he he he ..... Kula sonten saget dolan sekali-sekali tuwi sedherek" (Romo, ternyata Jagongan Iman Pringgolayan bulan ini ditiadakan karena ada acara paroki. Tetapi bagaimana kalau Misa Komunitas tetap jam 11.00. Supaya romonya agak lengkap, Anda juga ada he he he ..... Saya juga bisa dolan sekali-sekali kunjungan keluarga). Ternyata Rm. Hartanta setuju. Inilah yang membuat Selasa sore hari itu tak ada Misa. Dan ini ternyata menciptakan aura rasa dalam diri Rm. Bambang. Dia Selasa sore itu merasakan hawa hari Minggu. Dan Rabu pagi berikutnya muncul hawa hari Senin pagi.

Santo Yudas Thadeus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 15 Agustus 2013 Diperbaharui: 14 Oktober 2019 Hits: 24371

  • Perayaan
    28 Oktober
  •  
  • Lahir
    Hidup abad pertama
  •  
  • Kota asal
    Galilea - Israel
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir | Dipenggal dengan Kapak - Sekitar tahun 65
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Menurut tradisi, Santo Yudas adalah saudara sepupu Jesus. Ia adalah putra dari Kleopas dan istrinya Maria, yang adalah sepupu dari Maria ibu Yesus. Tradisi mengatakan bahwa ayah Yudas, Kleopas, juga mati dimartir karena pengabdiannya yang terus terang dan terbuka kepada Kristus yang bangkit.

Yudas disebut juga Thadeus, artinya “si pemberani”. Pada Perjamuan Malam Terakhir, dengan berani  St. Yudas bertanya kepada Yesus, “Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?” Jawab Yesus, "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.”

Setelah Pantekosta Santo Yudas berkarya memberitakan Injil di Yudea, Samaria, Idumea, Suriah, Mesopotamia dan Libya. Ia juga dikatakan telah mengunjungi Beirut dan Edessa.  Ia bersama Santo Bartolomeus secara tradisional diyakini adalah  orang pertama yang membawa agama Kristen ke Armenia, dan oleh karena itu dihormati sebagai orang kudus pelindung Gereja Apostolik Armenia. Tradisi ini diperkuat dengan keberadaan dua buah Biara di Armenia; yaitu Biara Santo Thadeus (sekarang wilayah Iran utara) dan Biara Santo Bartholomeus (sekarang menjadi wilayah tenggara Turki).

Santo Yudas meninggal sebagai martir sekitar tahun 65 di Beirut, di provinsi Romawi Suriah, bersama-sama dengan Santo Simon orang Zelot. Pada lukisannya dari abad kedua terlihat bahwa ia sering terlihat memegang kapak, ini mungkin melambangkan cara bagaimana dia dibunuh.  

St. Yudas dikenal sebagai santo pelindung “perkara yang sulit atau hampir tidak ada harapannya.” Umat beriman sering mohon bantuan doanya ketika tampaknya hampir tidak ada harapan sama sekali atas persoalan mereka. Seringkali Tuhan menjawab doa-doa mereka oleh karena bantuan doa rasul ini. Terdapat Sebuah doa Novena yang indah dan penuh dengan kekuatan rohani; yang ditujukan pada Rasul Yudas Thadeus.

Lamunan Pesta

Santo Simon dan Santo Yudas, Rasul

Jumat, 28 Oktober 2022

Lukas 6:12-19

12 Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. 13 Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: 14 Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, 15 Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, 16 Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

17 Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. 18 Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. 19 Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

Butir-butir Permenungan

  • Katanya, perkembangan masyarakat akan mempengaruhi segala bidang kehidupan. Ada yang bilang bahwa demokratisasi makin marak sehingga rakyat makin menentukan kehidupan masyarakat.
  • Katanya, Gereja juga terpengaruh oleh demokratisasi. Pimpinan Gereja tak bisa menentukan apapun tanpa keterlibatan umat.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun pelibatan umat sungguh membuat dinamika positif, orang sadar bahwa demokrasi sejatinya adalah proses politik dalam urusan kekuasaan sosial dan Gereja bukanlah lembaga politik. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa kehidupan Gereja memiliki system dan tatanan yang mengungkapkan jati eksistensinya yang bercorak ilahi-insani.

Ah, dalam Gereja juga harus ada demokrasi.

Wednesday, October 26, 2022

Berkat untuk Tim Anak


"Romo, nyuwun sembahyangan lan berkah kangge tim Jogja" (Romo, minta doa dan berkat untuk Tim Jogja) kata Rm. Hartanta kepada Rm. Bambang pada sekitar jam 11.15 Minggu 23 Oktober 2022. Ternyata di bangku dan meja tamu ruang besar Domus sudah duduk ibu-ibu dan bapak-bapak serta 3 orang anak. Menurut Rm. Hartanta mereka sudah datang sejak pagi. Rencananya latihan akan dilakukan di ruang besar. Tetapi kemudian pindah di halaman Domus. Karena setiap kali yang diomongkan adalah CCA, Rm. Bambang bertanya "CCA itu apa?" dan yang menjawab adalah Rm. Hartanta "Cerdas Cermat Alkitab, romo". Tiga anak itu akan maju ke tingkat nasional di Kupang mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dua anak perempuan dan satu laki-laki itu berasal dari SD Tarakanita, SD Kanisius Wirobrajan, dan SD Pangudi Luhur. Ketiga anak itu bernama "Tian, Diva, Zanetta". Mereka berlatih bersama Rm. Hartanta diantar oleh para orang tua dan para pembina. Setelah didoakan dan diberkati oleh Rm. Bambang, ketiga anak itu menghampiri Rm. Ria, Rm. Yadi, Rm. Harto, dan Rm. Suntara untuk menerima berkat,

Beato Contardo Ferini

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 15 Agustus 2013 Diperbaharui: 23 Oktober 2016 Hits: 5719

  • Perayaan
    27 Oktober
  •  
  • Lahir
    4 April 1859
  •  
  • Kota asal
    Milan, Italy
  •  
  • Wafat
  •  
  • 17 October 1902 di Suna, Verbano-Cusio-Ossola, Italy | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Venerasi
    8 Februari 1931 oleh Paus Pius XI
  •  
  • Beatifikasi
    13 April 1947 oleh Paus Pius XII
  •  
  • Kanonisasi

Contardo dilahirkan pada tahun 1859. Ayahnya seorang guru matematika dan fisika. Ayahnya ini sejak dini telah menanamkan pada putera kecilnya kecintaan untuk belajar. Sebagai seorang pemuda, Contardo fasih berbicara dalam banyak bahasa asing di samping bahasa ibunya, bahasa Italia. Ia amat cemerlang di setiap sekolah dan universitas tempat ia belajar. Kecintaannya untuk belajar dan kecintaannya pada iman Katoliknya membuat teman-teman menjulukinya “St Aloysius” mereka. (St Aloysius Gonzaga adalah seorang santo muda Yesuit yang dikenal karena kebajikan dan kemurahan hatinya.) Contardo-lah yang pertama-tama memulai kelompok-kelompok bagi teman-teman mahasiswa guna membantu mereka menjadi seorang Kristiani yang saleh.

Ketika usianya duapuluh satu tahun, kepadanya ditawarkan kesempatan untuk melanjutkan studi di Universitas Berlin di Jerman. Sungguh berat baginya meninggalkan rumahnya di Italia, tetapi ia senang juga bertemu dengan orang-orang Katolik yang saleh di universitas itu. Ia menuliskan dalam sebuah buku kecil apa yang dirasakannya ketika untuk pertama kalinya ia menyambut Sakramen Rekonsiliasi di negeri asing. Sungguh menggetarkan hatinya menyadari bahwa Gereja Katolik sungguh sama di mana pun dan kemana pun orang pergi.

Tahun berikutnya, Contardo berusaha memutuskan entahkah sebaiknya ia menjadi seorang imam atau seorang biarawan, atau hidup berkeluarga. Ia terus-menerus bertanya pada dirinya sendiri apa yang sebaiknya dilakukannya. Nyatalah kemudian bahwa ia mengucapkan ikrar untuk mempersembahkan dirinya hanya bagi Tuhan saja. Ia mengamalkan ikrarnya ini sebagai seorang awam Fransiskan (anggota ordo ketiga Fransiskan).  Ia tetap mengajar dan menulis namun senantiasa berupaya untuk menjadi seorang Kristiani yang terlebih sempurna.

Sementara menikmati olahraga favoritnya, mendaki gunung, ia akan berpikir tentang Tuhan, Pencipta segala keindahan yang ia lihat. Orang banyak melihat bahwa ada sesuatu yang berbeda pada diri Profesor Ferrini. Ia amat kudus, lembut dan rendah hati hingga setiap orang yang bertemu dengannya akan selalu merasakan aura kesucian diantara senyum hangatnya yang khas.  Bahkan saat ia masih hidup orang-orang sudah memanggilnya dengan sebutan “santo..”

Tanggal 17 Oktober 1902  Contardo Ferrini wafat karena demam tipus  pada usia empat puluh tiga tahun. Warga Suna segera menyatakan dirinya suci. Rekan-rekannya di University of Pavia menulis surat kepada Paus di mana mereka menggambarkan ia  sebagai seorang suci. Pada tahun 1909 Paus Pius X  menunjuk Kardinal Ferrari untuk memulai proses penyelidikan terhadap kasus Contardo Ferini.  39 tahun kemudian  tepatnya pada  tanggal 13 April 1947  Contardo Ferini  dibeatifikasi oleh Paus Pius XII.  Tubuhnya sekarang dimakamkan  dalam kapel Milan Universitas Katolik.

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...